Klimaks

969 89 41
                                    

Assalamualaikum , Shalom, Om Swastiyastu , Namo Buddhaya ,Salam Kebajikan sahabat dunia orange 💕

Ayo jangan lupa untuk vote dan comment pada cerita ini ya

Karena vote dan comment kamu berarti banget buat aku.

Dan cerita ini aku dedikasikan untuk @secondpemeli ya kalo gak salahh, iya untuk kamu yang udah capek comment.
Selamat! Jangan lupa Vote ya wkwk
🦃

Arby membiarkan Aara berceloteh penuh nada kesal sepanjang perjalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arby membiarkan Aara berceloteh penuh nada kesal sepanjang perjalanan. Wanita itu bahkan mencubit pinggangnya hanya untuk menarik perhatian. Dalam hati Arby tertawa mendengar celotehan Aara dan tingkahnya untuk mendapatkan respon dari Arby.

Mereka pun akhirnya tiba di tempat semula setelah hampir sejam berlayar. Arby langsung turun tanpa membantu Aara. Ya, dia sengaja melakukannya. Arby baru saja ingin bergegas pergi ketika merasa kalau Aara sudah baik-baik saja. Namun langkahnya terhenti saat Aara memeluknya dari belakang.

"Saya suka bapak," gumamnya dengan jelas hingga Arby tak karuan di detik itu juga.

______________________________________

"Saya bukan Bapakmu," dongkol Arby masih membelakangi Aara. Tentara itu ingin bergerak, menjauh dari wanita mengesalkan satu ini. Namun ternyata Aara sudah mengetahuinya lebih dulu, wanita itu memeluk Arby erat.

Arby tidak tau harus bagaimana sekarang, pikirannya buntu untuk mencari cara menghindar. Hanya ada satu cara batin Arby. Digenggamnya tangan Aara secara bersamaan dengan erat. Tentara itu merasakan tangan putih mungil itu juga balas menggenggam tangannya. Arby tersenyum miring, lalu di detik selanjutnya, secara mendadak ia melepaskan tangan Aara lalu lari sekencang mungkin meninggalkan dokter itu.

"Pak Arbyyyy," Aara menjerit kesal saat sadar kali ini tentara tampan satu itu malah berhasil melepaskan diri dari Aara. Dokter itu akhirnya berjalan balik menuju mess dengan langkah yang dihentak-hentakkan.

"Eh buset," kaget Sarah saat Aara masuk seperti orang kerasukan.

"Elo apaan sih? Bikin kaget tau gak!" Bentak Sarah pada Aara yang sama sekali tidak menggubris.

Aara memilih untuk menarik kasar koper besar ke depan lemari pakaiannya. Membuka lemari dan mulai menyusuni baju-baju ke dalam koper hitam itu. Ya, hari ini adalah hari terakhir bagi baju-baju itu ada di lemari cokelat tua yang cukup usang ini.

Besok lemari itu pasti sudah kosong melompong kembali seperti sebelum Aara dan para staf rumah sakit datang.

Aara menghela nafasnya, menatap menerawang ke arah langit-langit kamar. Waktu terlalu cepat berlalu, rasanya baru kemarin ia merasa sedikit ogah-ogahan tidur di kamar ini karena minim fasilitas. Sekarang dia malah merasa berat untuk meninggalkan kamar ini. Dan terlebih lagi, rasa sedihnya juga campur aduk dengan keterbungkaman Arby beserta sifat pongahnya.

APAIXONAR [ MATEEN ] #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang