Assalamualaikum , Shalom, Om Swastiyastu , Namo Buddhaya ,Salam Kebajikan sahabat dunia orange 💕
Ayo jangan lupa untuk vote dan comment pada cerita ini ya ❤
Karena vote dan comment kamu berarti banget buat aku.
🌾
Aara memejamkan matanya terkaget karena perahu yang tiba-tiba oleng ke sisi kanan . Aara takut kalau dia kemungkinan akan benar-benar tenggelam sehingga mencengkram sisi perahu dengan sangat erat." Gak ada air , aku gak tenggelam " batinnya , kemudian perlahan membuka matanya , dan yang pertama dilihatnya adalah wajah Arby begitu dekat — sangat dekat . Bahkan jika tuhan mengijinkan , ia berharap mungkin saja ada angin yang mampu mendorong perahu agar wajahnya benar-benar bisa jatuh ke wajah pria tampan itu .
________________________________
" Hati-hati turunnya " Arby membantu Aara turun dari perahu setelah mereka memutuskan untuk kembali ke mess .
Tangannya yang kokoh dengan mudahnya mengangkat pinggang Aara dan menjatuhkannya pelan diatas pasir putih . Menggamit lengan Aara , membawanya untuk ikut masuk ke dalam mess .
Dua orang itu berjalan masuk tanpa sadar diatas sana Sarah dan Fara melihat kebersamaan mereka . " Hati aku hancur banget kak " racau Fara menangis mengingat kejadian pagi tadu yang dilihatnya . Perawat itu sudah menceritakan semuanya pada Sarah . Selama ini dia memang sudah menganggap Sarah seperti kakaknya sendiri . Sarah juga tau perihal dia yang memang menyukai Zain sejak lama .
Hati Fara begitu sesak mengingat perbuatan Zain . Dia begitu kecewa , bukan pada dokter Aara , melainkan dokter pria yang selama ini selalu menjadi pusat perhatiannya .
Fara selama ini juga tau kalau Zain memang menyukai Aara, tapi dokter Aara sendiri tidak pernah merespon perasaan Zain . Sebenernya dia tidak ingin seperti ini . Tetap mencintai seseorang yang bahkan sama sekali tidak pernah menganggapnya ada .
Dia menangis sesegukan mengingatnya, terlalu sakit bila melihat orang yang kita cintai malah mencintai orang lain kan ?
" Aku ngerti perasaan kamu Ra , udah jangan nangis lagi ya . " tubuh Fara dibawa Sara menuju dekapannya . Sarah sebagai wanita sangat mengerti apa yang dirasakan Fara sekarang ini . Mungkin hancur tak cukup untuk mendefinisikannya . Yang bisa dia lakukan saat ini hanya menenangkan perawat dihadapannya .
Mungkin suatu saat nanti Zain akan melihat bahwa disini ada seorang gadis riang yang sangat imut begitu mencintainya . Kadang memang begitukan , semut dibalik gunung tampak , malahan gajah dipelupuk mata tidak kelihatan . Lagian, yang dia tau Aara juga tidak menyukai Zain, jadi masih mungkin kalau Fara bisa bersama dengan dokter pria itu .
Sejujurnya Sarah tidak begitu mengerti tentang masalah percintaan seperti ini . Yang dia tau Aarapun sama sepertinya . Tetapi mungkin sekarang keadaannya sudah berbeda, sahabat sekaligus rekan kerjanya itu tampaknya sudah punya seseorang yang special . Ah dia jadi iri pada Aara , kapan saat seperti itu tiba pada dirinya .
Dia jadi teringat pada Aara dan tentara tampan bermuka dingin yang bersama sahabatnya itu . Kalau tidak salah nama tentara itu Arby . Sarah harus menanyakan masalah ini secepatnya pada sahabatnya itu .
Dia memegang bahu Fara yang sudah sedikit lebih tenang . Menghapus air mata gadis itu yang masih tersisi di pipi seraya tersenyum " everything will be good , keep fighting " lalu menarik lembut tangan Fara agar ikut turun .
Mereka berdua melihat Aara dan Arby yang duduk bersama Bara , tampak membicarakan sesuatu . Sarah juga Fara bergabung bersama mereka .
" Jul lo gpp kan ? " Sarah membuka pertanyaan—menggenggam punggung tangan sahabatnya itu , membuat semua mata tertuju padanya .
Aara menatap Sarah yang balas menatapnya seolah mengatakan gue udah tau semuanya . Mungkin temannya yang cerewet itu sudah diberi tahu sama Fara .
Aara menghela nafasnya , berusaha untuk bersikap baik-baik saja . Walaupun pada kenyataannya tidak . Tidak ada wanita yang suka dilecehkan , iyakan ?
Aara balas menggenggam punggung tangan Sarah . " Gue baik-baik aja . "
" Emang dokter Aara kenapa ? " tanya Bara menyeletuk . Mereka semua hanya diam membisu . " Kayaknya gue ketinggalan berita nih " ujarnya bingung ketika tidak ada yang menjawab . Melirik ke arah Sarah umtuk mendapatkan jawaban namun yang dia dapatkan malah pelototan seram .
Bara kemudian beralih menatap Fara , berharap reknny itu punya jawaban . Namun rekannya itu kelihatan seperti ingin menangis .
" Ni anak juga ngapa dah ? " Tunjuknya ke arah Fara .
" Huwaaa... " tiba-tiba Fara sudah berlari memeluk Aara — menangis kencang .
" Maafin saya dokter Aara , maafin saya karena udah ngediemin dokter belakangan ini . "
Aara membalas pelukan Fara sama kuatnya , dokter itu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda dia memang tidak pernah marah atas perlakuan Fara . Mereka , Aara dan Fara saling meminta maaf , saling menjelaskan kesalahpahaman lalu tertawa . Akhirnya masalah itu selesai . Antara Aara dan Fara sudah tidak ada lagi rasa tidak enak.
Mereka kembali dekat seperti seperti sebelumnya . Saling bercanda tawa dan mengobrol lagi seperti biasa . Mereka melirik ke jam dinding yang tergantung . Kemudian Aara mengingatkan para rekannya untuk segera bersiap-siap untuk menjalankan misi kemanusiaan mereka kembali .
" Aku mandi dulu " pamit Aara pada Arby yang cuma dibalas anggukan kecil oleh sang tentara . Iya tentara yang sudah membuat hatinya senang . Yang tanpa Aara tau kehadirannya juga membuat hati sang tentara juga sedikit mulai menghangat .
" Dipandangi terus " tepukan Fikri di punggung Arby berhasil membuat pria itu menoleh dari Aara . " Cantik ya " tambah Fikri tersenyum lalu memandang komandannya yang satu itu .
" Kalau mau ambil . " Jawab Arby seakan acuh .
Fikri tersenyum miring mendengar jawaban itu . Huh dasar komandannya yang satu ini . Masih saja gengsi . " Oke kalau komandan gak mau . Biar saya yang cicip . "
Arby bangkit dari kursinya menarik kerah baju Fikri . Tatapannya menghunus tajam " Ja - ngan be-ra-ni ka-mu " dia menekankan tiap katanya dalam .
Fikri tertawa menggelegar , benarkan tebakannya . Komandannya ini memang peduli pada dokter yang bernama Aara itu " santai ndann , saya gak akan buat yang gak-enggak . "
Arby menghela nafasnya . Melepaskan cengkramannya pada Fikri . Seharusnya dia bisa mengontrol emosinya . Tapi entah mengapa kata-kata yang barusan didengarnya seolah membakar hatinya . Menegaskan kalau dia tidak terima ada yang kurang ajar pada Aara –nya .
Tunggu .
Aara–nya ?Otaknya memang sudah kacau kali ini . Dan yang membuat pikirannya semakin kacau balau adalah bisikan Fikri " Kalau suka kejar ndan , jangan sampai lepas " ditelinganya lalu pergi begitu saja , meninggalkannya yang kalut sendirian .
Saya ....
Suka dengan dokter itu ?________________________________
SUKA GAK YAAA ?
Suka apa enggak hayoo . akwaoakwakwokHai Gaesseee dah pada bukak puasa kann?
Nah silahkan baca yaKayaknya ada yang mulai udah ngerasa nih yoo .
Mau tau kan cerita selanjutnyaa ???Keep Reading APAIXONAR ❤
Dan jangan lupa atuh votenya
Klik aja nih ikon ⭐ di pojok kiri
👇 nohhh .Aelah tinggal pencet vote aja payah amat bukk , pencet dongg iwww .... 🤣🤣
salam cinta
Mata Oxyan ❤
Penulis yang selalu ingin sukses 💪
KAMU SEDANG MEMBACA
APAIXONAR [ MATEEN ] #Wattys2020
SpiritualUPDATE SETIAP HARI ! VOTE &COMMENT YA ❤ Kau tau sayang? Untuk menjadi seorang prajurit yang baik dan arif ada sekolahnya. Namun untuk menjadi seorang suami yang baik belum pernah aku dengar ada sekolahnya. Mungkin aku belum bisa menjadi suami yang...