Rapuh

897 90 28
                                    

Assalamualaikum, Shalom, Om Swastiyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan sahabat dunia orange 💕

Ayo jangan lupa untuk vote dan comment pada cerita ini ya

Karena vote dan comment kamu berarti banget buat aku.

🐧


Bunga yang digenggam Arby terjatuh, hatinya sangat sakit melihat Aara yang tertawa bersama pria dengan tuxedo khas pengantin pria dihadapannya.

"Aara dan Zain, menikah?" Arby membalik badannya, ia mengenyahkan rasa penasarannya yang tidak lebih besar dari rasa tertampar oleh kenyataan.

Dengan cepat Arby memacu mobilnya, menghilang dari butik, menghilang dari Aara.

____________________________________

Jujur Aara sempat tidak menyangka kabar gembira akan datang secepat ini melalui mata yang kerja sama dengan indera pendengarannya.

Setelah banyak drama dalam kehidupan terutama asmara, kita tidak pernah tau siapa, kapan, dimana, dan bagaimana jodoh akan datang.

Begitu jugalah sekarang, rasanya Aara juga ikut mengalami euforia dari pasangan yang akan menikah dalam waktu dekat. Ya! Tentu saja Zain dan Fara.

Aara bahkan bela-belain untuk turut mengurus persiapan, termasuk pakaian pengantin.

Puji syukur semua perlengkapan untuk Fara dan Zain sudah diselesaikan. Pasangan itu hanya perlu membereskan hal-hal kecil yang tersisa. Dan karena Aara tidak ingin mengganggu momen dua orang itu, dengan baik hati dia undur diri dan pulamg kerumahnya sendiri saat hari sudah mulai menjelang petang.

Aara masuk setelah mengucap salam terlebih dahulu. Dia seperti biasa, mencuci tangan, kaki juga wajahnya setelah selesai bepergian dan menuju ruang tamu dimana Mama dan Daddynya berada.

"Hei..." sapa Aara nimbrung di hadapan televisi yang menyajikan berita.

"Wah dokter sibuk baru pulang," ledek Daddy Aara dengan muka yang dibuat menyebalkan.

"Stop it." Mama Aara mencubit perut suaminya. "Jangan mulai lagi," sambungnya memutar bola mata saat tau peperangan akan muncul lagi.

Aara terkikik melihat Daddynya pasrah mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Dokter itu lalu beranjak menuju kamarnya dan mandi untuk membersihkan diri.

Tubuh Aara terendam di dalam jacuzzi berisi air hangat. Penat dalam tubuhnya serasa menguap begitu saja. Ditambah lilin aromaterapi yang menenangkan, menjadikan mandi Aara terasa damai.

Aara memejamkan matanya, menikmati air hangat yang menusuk kulit putihnya dengan lembut. Sesaat ia teralih dari penatnya dunia, pikirannya terlempar ke tempat nun jauh disana. Di tempat pria berbadan atletis dengan bibir merah muda melihatnya dengan mata setajam elang. Pria yang pernah tidak segan untuk meninju siapapun yang mengganggunya.

"Sweety," ketukan di kamarnya membuyarkan lamunan indah Aara. Dia dwngan sedikit kesal buru-buru memakai handuknya dan membuka pintu.

"Loh Sarah?" Tanya Aara bingung melihat sahabatnya.

"Mama siapin makanan sama minum buat Sarah ya," ucap mama mengelus pipi Sarah.

"Yeay!" Sorak Sarah tertawa lalu memeluk mama Aara dengan sayang.

Ya, Sarah memang sudah dianggap seperti keluarga di rumah Aara. Dokter galak itupun langsung masuk ke kamar Aara sementara Mamanya Aara turun menuju dapur.

APAIXONAR [ MATEEN ] #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang