VOTE DAN KOMEN♡
Srek..
Bunyi suara sayatan antara pisau dan kulit sudah mendominasi. Pipi, betis, lengan, bahkan leher gadis itu sudah penuh dengan luka sayatan.
Sedari tadi, ia sudah menahan rasa sakit yang terus menggerogoti tubuhnya. Tangan, kaki, bahkan badannya diikat di bangku. Rambut sudah acak-acakan, baju dan celana ada bercak darah.
Mulut yang dilakban membuat ia jadi kesulitan untuk meminta tolong, atau bahkan sekedar mengeluarkan suara. Dalam hati sudah berdoa kepada tuhan agar ada yang menyelamatkan nya. Satu nama terlintas dibenaknya.
"Pipi lo sebelah kiri udah gue sayat, sekarang yang kanan juga gimana biar impas?" tanya pria itu, senyum miring tercetak jelas. Gadis ini menggeleng tanda tak terima.
"Gue gak suka penolakan! Lo cukup diam menikmati sensasi yang gaakan pernah datang dua kali." pria itu sudah bersiap akan aksinya itu, tetapi suara lantang itu menghentikan nya.
"BERHENTI ATAU LO MATI?!" lantangnya. Ia datang jelas saja tidak sendiri, tetapi membawa pasukannya.
Dia datang, orang yang sedari tadi ditunggu datang. Gadis itu menghela napas sedikit lega, ia menatap mata laki-laki itu yang baru saja datang. Tatapan meminta tolong.
Suara tepuk tangan menggema, "Wihh.. ada pahlawan kesiangan nih dateng, berani juga lo." kata pria itu.
Laki-laki yang baru saja datang ini adalah Agam Dirgantara.
Agam menatap emosi kearah pria itu, "Lepasin dia!" titahnya. "Tidak bisa semudah itu! Lo harus liat ekspresi dia kesakitan dulu, karna lo pasti belum pernah lihat kan?"
Agam menggeleng tak percaya, "Lo bener-bener psikopat. Dasar manusia iblis!" pria itu tersenyum lebar, "Iya emang gue psikopat, manusia berwujud iblis. Kenapa?"
"Buset dah si ketos psikopat, gue baru tau dah," bisik Arzan kepada kedua temannya.
"Lepasin dia atau lo mati?!" pria itu menodongkan pistol kearah Agam, "Sebelum gue mati, lo duluan yang mati gue tembak."
Agam berdecih, "Beraninya lo pake senjata, gue juga punya senjata." Agam mengeluarkan pistol dan pisau lipat dari balik jaketnya, pria itu terkejut lalu sedetik kemudian segera mengubah ekspresi nya menjadi tenang.
Pisau lipat dan pistol itu Agam mainkan dikedua tangannya, "Mau yang mana dulu? Pisau dulu atau langsung pistol? Tapi kayaknya dua-dua nya lebih seru ya," Agam berjalan mendekati, lima langkah lagi terhenti oleh kalimat yang dilontarkan pria itu.
"Berhenti disitu atau cewek ini mati didepan lo," pistol itu hanya berjarak beberapa centi saja dari pelipis gadis ini. "Lo— bener-bener gila!"
"Dan lo yang buat gue jadi kayak gini." Agam mengernyit bingung, "Kenapa gue?" berpindah posisi membelakangi Agam, pria itu tidak menjawab.
Satu tarikan saja, peluru itu sudah mengenai pundak gadis ini. Agam menatap gadisnya, mata gadis itu sendu dan didalamnya tersirat akan permintaan tolong.
Dor!
Suara itu, suara pistol itu nyaring menggema didalam ruangan ini. Semuanya menatap tak percaya, yang barusan dilihat adalah...
——
halo! gimana?
Siapa tuh kira-kira yang ditembak?
New story saya, semoga sukaa♡!!
Ini baru prolog, permulaan. Dan ini gak disambung dipart 1, tapi nanti bakal ada dipart pertengahan atau bahkan akhir. Jadi bisa santai-santai dulu lah bacanya sampe saat itu tiba wkwk.
ig saya @mys.sri , @ecawp
ig rp @seril.airaVote and comment ya♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Algam
Genç KurguFyi: Update fast berarti otak lancar. "Gue akan buat takluk lo suatu hari nanti, tunggu aja!" -Agam Dirgantara "Dan gue menunggu hari itu yang nggak akan pernah terjadi." -Aliza Quinza bertemu sosok gadis yang terkenal dengan dingin, gak pedulian...