4. Siapa Ganteng ?

308 39 2
                                    


Pagi-pagi sekali tidur gue harus terganggu dengan pergerakan kasur yang heboh, lalu sebuah tangan kecil menepuk-nepuk pipi gue dengan kencang.

"Wake up Mom!" Teriak Leon pas di telinga, gue sedikit menyernyit dan menyipitkan mata.

Kenapa Leon bisa masuk kamar pagi-pagi ? Karena biasanya sebelum gue keluar pintu pasti masih di kunci dari dalam, soalnya kan takut pas Leon masuk gue lagi apa-apa sama Yunis.

Beruntungnya kali ini enggak, muka gue di acak-acak oleh tangan Leon yang tentu dengan terpaksa bangun dari tidur. Saat mengubah posisi jadi duduk, Leon berada di pangkuan gue.

Melirik ke samping, Yunis udah gak ada di kasur. Berarti dia yang buka pintu dan pasti nyuruh Leon bangunin gue. Padahal masih ngantuk karena semalem gue ngurusin Restoran meski di rumah sampe jam dua dini hari.

"Papa mana ?" Tanya gue dengan suara serak khas bangun tidur.

"Lagi beli bubur buat Leon" jawab Leon, dia mainin rambut gue dengan jari-jari mungilnya.

"Kamu udah mandi belum ?"

Leon menunjukan cengirannya, gue pun ikut tertawa. Beranjak dari kasur dengan Leon dalam gendongan, gue bergegas ke kamarnya lalu memandikannya.

Sebenernya hari ini weekday, tapi Yunis lagi dapat libur karena kemarin selama seminggu dia keluar kota perjalanan bisnis. Jadi dikasih libur satu hari oleh Papanya. Untuk kangen-kangenan sama keluarga katanya.

Memakaikan binnie untuk pelengkap pakaian Leon hari ini, anak itu pun berlari keluar saat mendengar suara pintu masuk terbuka. Dia tahu Papanya udah balik ke rumah.

"Kamu bangun bukannya mandiin Leon dulu, malah suruh ganggu aku tidur" rengek gue sambil berjalan mendekati Yunis yang membawa plastik berisi bubur ayam dari depan komplek.

Yunis tertawa, dia mengecup puncak kepala gue lalu beralih pada Leon yang lagi asik dengan kegiatannya di ruang tengah.

"Ya udah kamu mandi dulu, biar aku yang siapin buburnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya udah kamu mandi dulu, biar aku yang siapin buburnya. Kita mau nganter Leon sekolah kan. Iya kan jagoan ?" Ucap Yunis sambil mencium pipi Leon.

"Asik Papa anterin Leon sekolah" girang Leon sambil memeluk Papanya, gue pun tertawa dan bergegas untuk cepat mandi.

Setelah menghabiskan waktu sekitar 45 menit berdandan, gue pun keluar dan sudah mendapati mereka memulai sarapan lebih dulu. Mungkin gue kelamaan jadi mereka makan duluan.

Mengambil bubur yang masih utuh, gue menyusul sarapan meski Yunis terlihat udah habis duluan dan kini sibuk menyuapi Leon. Seperti biasa, anak gue selalu lebih manja pada Yunis. Apalagi seminggu kemarin Papanya gak ada di rumah, pas pulang makin manja.

"Aku di instagram liat video anak kecil, mau aku test ah ke Leon" ujar Yunis tiba-tiba sambil mengelap bibir anaknya yang belepotan dengan tissue basah.

"Leon, siapa ganteng ?" Tanya Yunis.

Gue seketika ingat video editan di instagram, terkekeh kecil saat Leon masih mencerna pertanyaan tidak secepat tanggap seperti di video yang beredar di dunia maya.

"Leon!" Jawabnya girang.

"Kalo Papa ?"

"Gak gitu di video" potong gue, Yunis melirik ke gue sekilas seakan tidak peduli.

"Papa ganteng" jawab Leon lagi sambil menunjuk ke arah Yunis yang lagi tertawa senang.

"Papa jelek" ujar gue mengikuti naskah di video tersebut. Leon menoleh ke arah gue lalu menggelengkan kepala dengan gemas.

"Mama jelek" ujar Leon yang membuat gue terkejut, sedangkan Yunis malah tertawa dengan menyebalkan.

Mengambil mangkuk yang sudah kosong, gue pun bergegas menuju tempat cuci piring. Menghiraukan mereka yang masih tertawa dengan sangat menyebalkan.

Dibelakang gue tawa sudah mereda, digantikan dengan bisikan-bisikan yang entah apa mereka bicarakan. Hingga selanjutnya sebuah tangan kecil melingkar di leher gue dan juga tangan besar di perut gue.

"Mama cantik" ujar mereka berdua bersamaan, gue pun terkekeh. Melepas pelukan dan memutar badan untuk melihat Yunis yang menggendong Leon dengan sebelah tangannya.

"Mama jangan marah" ujar Leon dengan wajah sendunya, meski Leon terlihat lebih dekat dengan Papanya. Tapi dia paling gak suka kalo gue marah, dia bakal sedih kalo gue marah yang pastinya mengadu pada Yunis.

"Cium dulu biar Mama gak marah" ujar gue sambil melipatkan kedua tangan di dada. Baru aja Leon tersenyum dan akan memajukan wajahnya, tapi Yunis nyosor duluan dengan mencium bibir gue begitu saja.

"Udah, Mama gak akan marah lagi Leon. Udah Papa cium" ujarnya pada Leon yang menatap kita berdua bingung, dan gue hanya bisa memukul lengan Yunis kesal. Pelaku hanya tertawa saja, dasar.

Him: My Husband





Pendek gapapa ya ? Hehe kalo panjang bingung soalnya. Kan konsepnya daily story, kalo panjang beda lagi nanti.

Tukang nyosor 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tukang nyosor 🤭

HIM : My Husband || Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang