Malam minggu kita berkumpul di ruang tv, anak-anak lagi asik main di tengah dan sedangkan yang tua-tua nonton aja tingkah konyol para anak kecil itu.Ibu, Clarisa dan Kak Seno duduk di sofa panjang. Sedangkan gue memilih duduk di karpet dengan bersandar ke kaki Ibu, lagi manja gue sama Ibu. Sedangkan Yunis manjanya ke gue, dia duduk sebelah gue dengan kepala yang bersandar ke pundak. Tangan kanan pegang ponsel buat main game dan tangan satu lagi mainin jemari gue.
"Abang ini salah" ucap Nala, sang tertua memberitahu Leon. Dia mengambil potongan puzzle yang benar lalu menempelkan di bagian Leon yang salah tadi.
"Oh iya, hehehe. Kak Nala bener, kalo yang ini bener ?" Tanya Leon sambil mengangkat potongan puzzle lain. Nala pun mengiyakan dan Leon berseru senang.
Leon dan Nala sibuk menyusun puzzle, sedangkan Saka asik sendiri dengan robot hasil pinjaman dari Leon. Televisi dinyalakan menayangkan film Toy Story 3, siang tadi Kak Seno membelinya.
Bahu gue ditepuk dari belakang, gue pun menoleh. "Kenapa bu ?" Tanya gue pada Ibu.
"Gak jadi bikin kue ? Kasian itu anak-anak gak ada bahan ngemil" ucap Ibu sambil menunjuk ke tengah dimana anak-anak asik bermain.
"Udah malem, Ibu. Lagian mereka asik main kok, yang ada nanti makanannya di anggurin. Besok aja aku bikinnya" jawab gue, Ibu pun mengangguk.
"Yaudah, tapi bikinin susu deh. Tuh liat, Leon udah ngantuk kayaknya" tunjuk Ibu pada Leon yang terlihat sedang mengucek matanya, itu tandanya Leon ngantuk.
Gue pun mengangguk, menoleh ke arah Yunis yang masih asik main game. "Awas dulu, aku mau bikin susu" ucap gue sambil menggerakan bahu agar Yunis bangkit, tapi dia malah diem aja.
"Aku gak mau susu" jawab Yunis.
"Dih, siapa yang mau bikin buat kamu. Itu Leon udah ngantuk, sayang. Tuh ajak Leon masuk kamar, aku bikin susu dulu" ucap gue kini sambil mendorong tubuh bongsornya.
Yunis mematikan game di ponselnya lalu mendekati Leon, dan benar saja. Leon langsung mengangkat tangannya minta di gendong pada Papanya, matanya juga keliatan udah ngantuk banget.
"Sekalian buat anak gue juga dong, Nad" ucap Clarisa dengan nada perintahnya, dia yang lagi senderan ke suaminya menunjukan wajah cengirannya.
"Iya iya"
Gue pun berjalan menuju dapur, membuatkan empat susu. Kenapa empat, karena anak Clarisa yang dalam perut juga mau. Alasan dia aja memang, lalu gue membuat empat madu jahe untuk gue, ibu, Yunis dan Kak Seno.
Tiga gelas susu lain gue berikan pada Clarisa untuk diminum anaknya, dan satu lagi gue bawa ke atas dimana Yunis membawa Leon. Di kamar terdengar suara cekikikan, bukannya tidur malah bercanda nih dua cowok.
"Hihi Papa geli, Papaaaa" suara Leon terdengar di kamar gue, ternyata Yunis lagi sibuk menggelitik perut Leon dan anak gue sibuk minta ampun.
"Udah ah, nanti Leon ngompol, Papa" ucap gue melerai mereka, gue memberikan gelas berisi susu cokelat pada Leon.
Leon langsung berubah duduk, menerima gelas dengan hati-hati lalu meminumnya sampai habis. Setelahnya dia berikan lagi ke gue, dan dengan sendirinya dia merebahkan diri di kasur. Yunis membenarkan selimut untuk menghangatkan badan kecil jagoannya dan gue mengatur suhu ruangan.
"Papa, nyanyiin Leon" ucap Leon tiba-tiba, Yunis mengerutkan alisnya. Hingga akhirnya dia ikut berbaring di sebelah Leon, lalu jagoan itu menoleh ke gue dan menepuk sisi sebelahnya yang kosong. "Mama sini juga" ucapnya menggemaskan.
Gue yang awalnya akan turun pun menjadi urung, dan memilih ikut berbaring di kasur. Beruntung kasur kamar gue gede, jadi cukup untuk tidur bertiga. Tangan Yunis menepuk-nepuk badan Leon pelan dan tangan satunya ia menepuk puncak kepala gue pelan.
"Jagoan mau dinyanyiin apa ?" Tanya Yunis dengan suara pelan, agar kantuk Leon kembali datang. Leon terlihat berpikir, badannya menyerong ke arah Yunis.
"Bintang kecil" ucapnya semangat, Yunis pun tersenyum dan mulai bernyanyi dengan suara merdunya.
Setiap malam Leon selalu minta Papanya nyanyi untuk dia, berbagai lagu anak-anak Yunis nyanyikan berbeda tiap malamnya. Kalau bosan, Leon akan meminta Yunis menceritakan dongeng saja. Gue terlupakan kalo malem begini, kecuali saat Yunis keluar kota. Gue bertugas menggantikan Yunis.
Lagu berputar tiga kali, dan Leon akhirnya tidur juga dengan menghadap ke arah Yunis. Gue tersenyum, mencium kepala Leon dengan sayang dan Yunis pun ikut mencium Leon. Tangannya yang lain masih menepuk kepala gue, jadi ngantuk juga.
"Kenapa ? Bayi yang ini pengen di nyanyiin juga ?" Tanya Yunis sambil menatap gue, dan seperti anak kecil gue pun mengangguk. Yunis terkekeh, tangannya yang menepuk berubah jadi mengelus.
My lungs are black, my heart is pure
My hands are scarred from nights before
And my hair is thin and fallin' out of all the wrong places
I am a little insecureGue tersenyum mendengar suara lembut dan indah milik Yunis, matanya memancarkan keindahan seakan menunjukan kalau dia sangat bahagia dengan keadaannya saat ini.
My eyes are crossed, but they're still blue
I bite my nails and tell the truth
I go from thin to overweight day-to-day it fluctuates
My skin is inked, but faded, tooGue pun bahagia, apalagi dengan kehadiran Leon di tengah-tengah kami. Berbagai cobaan kemarin seakan hilang tergantikan dengan bahagianya jagoan kami yang hadir.
But she loves me, she loves me
Why the hell she love me
When she could have anyone else?
Oh, you love me, you love me
Why the hell d'you love me?
'Cause I don't even love myselfPerlahan demi perlahan, rasa cinta gue makin bertambah setiap harinya. Gak perduli Yunis yang makin jahil, pulang malem dan makin sering keluar kota. Tapi dia selalu menyempatkan waktu untuk keluarganya.
Baby, the best part of me is you
Lately, everything's makin' sense, too
Oh, baby, I'm so in love with youRasa kantuk makin menyerang, perlahan kesadaran pun mulai menghilang. Gue memilih tidur, di dalam pelukan suami gue dan jagoan gue di tengahnya tanpa merasa terhalangi. Hingga sebelum gue menyelam dalam mimpi, kecupan di pelipis gue dapatkan dari Yunis. Di tambah bisikan yang akan mengantarkan mimpi indah gue malam ini.
"I love you" bisiknya
Him
So sweet ya Papa Yunis, tapi kalo manja ya manja banget wkwk. Jadi pengen di posisi Mama Nada deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM : My Husband || Cho Seungyoun
Hayran KurguHIM Season 2 His a good husband. And daddy