Akhir Minggu, biasanya gue sekeluarga akan melakukan perjalanan kemana pun. Pergi ke taman bermain atau hanya piknik, untung menyenangkan Leon agar main seharian sama Papa nya yang selalu sibuk kerja di hari biasa.Tapi semenjak gue hamil, Yunis gak mengijinkan keluar rumah. Jadi tiap akhir minggu cuma kumpul-kumpul di halaman belakang rumah aja. Karena sekarang udah tinggal di rumah Ibu, jadi Leon bisa main di halaman belakang rumah Ibu yang memang luas.
Beruntung ayunan kayu dimana dibuat saat gue dan Clarisa kecil masih utuh, diperbaiki dikit oleh orang tukang dan juga Yunis saat pindahan. Jadi Leon makin sering main di rumah sekarang.
Saat ini gue lagi di dapur, membuat kue kering untuk persediaan kalau ada yang bertamu ke rumah. Dibantu Ibu juga yang kayaknya bentar lagi mau ngambil pensiun dari pekerjaannya sebagai pns guru.
Samar-samar gue mendengar Leon lagi ngobrol sama Yunis di halaman belakang, karena jalan menuju halaman belakang harus lewat dapur. Jadi percakapan mereka terdengar, meski samar-samar.
Gue memilih untuk menengok apa yang mereka lakukan, karena kedengarannya seru banget. Berjalan sambil memegang perut yang mulai buncit, gue mengintip dari arah pintu kaca.
".....terus nanti kamu bilang, 'you're my daddy right ?' Nah abis itu Papa jawab, iya. Nanti kamu tanya lagi 'and where is my m-"
"Enak aja ?!" Gue keluar dan langsung berjalan menghampiri Leon dan Yunis yang lagi duduk di atas rumput. "Kamu mau bikin tiktok tiktokan ? Kenapa harus yang itu ? Lah ini emaknya disini malah disuruh nanya dimana. Aku tahu tiktok itu ya, kamu mau nyari mama muda baru hah ?!"
Gue mencak-mencak saat mendengar obrolan suami dan anak gue, tentu aja marah. Karena gue tahu backsound dari aplikasi yang ramai itu, dan gue juga tahu maksud dari backsound nya.
"Ya...becanda doang, sayang" jawab Yunis sambil berdiri menghampiri gue dengan wajah meringis.
"Becanda becanda, kamu ngikutin siapa sih ? Lagian kenapa kamu main tiktok pula ? Jangan ngajarin yang gak bener sama Leon ah"
"Aku ngikutin Hanan kemarin"
"Ya ampun, Hanan diikutin kamu mah. Lagian dia juga udah mau punya anak malah bikin tiktok begituan, aku laporin ke istrinya kena marah tau rasa"
Disaat gue lagi marah-marah, tiba-tiba gue merasakan elusan di perut. Bukan tangan Yunis, karena tangan Yunis sedari tadi sibuk pegang kedua lengan gue.
Gue menunduk untuk melihat siapa yang melakukan itu, karena amarah gue jadi mulai mereda. Dan saat tahu siapa pelakunya, amarah gue bener-bener hilang. Malah terganti dengan rasa haru sampai ingin nangis.
"Adek tutup telinga ya, Mama emang suka marah-marah sekarang. Papa juga bikin Mama marah mulu, adek tutup telinga aja di dalem. Abang bantu kalo boleh"
Dengan tangan kecilnya, Leon menempatkan telapak tangannya di kedua sisi perut buncit gue. Seakan dia menutup telinga adiknya di dalam perut, gue jadi lebih pengen nangis.
Menangkap kedua tangan Leon dan mulai berjongkok meski kesulitan, gue membawa Leon ke dalam pelukan. Dikecupnya kepala Leon dengan sayang dan Leon membalas pelukan gue.
"Maaf ya, Mama marah mulu. Berisik ya ke adek-adeknya ? Maaf ya, Abang" ucap gue sambil mencoba menahan tangis, terkutuklah hormon yang gak abis-abis membuat gue makin cepet marah dan juga cepet nangis kayak gini.
Leon mengangguk lucu, "Mama boleh kok marah, tapi jangan sering sama kekencengan" ucapnya, gue terkekeh mendengarnya menciup pipinya gemas.
"Papa juga! Jangan gangguin Mama terus" Leon memarahi Yunis sambil menatapnya nyalang, Yunis tertawa dibuatnya. Dia ikut berjongkok juga, memeluk gue dan Leon sekaligus.
![](https://img.wattpad.com/cover/231929572-288-k918468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM : My Husband || Cho Seungyoun
FanfictionHIM Season 2 His a good husband. And daddy