❀. O6

1.7K 231 9
                                    

Kini Jisung berada di dalam kamar Minho, duduk termenung di atas ranjang Minho sambil memeluk kedua kakinya yang ditekuk.

Di kepalanya terus berputar semua perkataan ayahnya yang mana membuat hati kecilnya sakit. Dan membuatnya ingin menangis lagi.

Flashback

"Kamu itu bukan anak kita" ucap sang ayah.

"M-maksud ayah apa?
J-jisung... Gak..gak m-mungkin..."

"Kenyataannya emang gitu, kamu itu anak pungut, dan dia-..." ayah Jisung menunjuk ke arah bundanya. "Dia yang bawa kamu masuk ke rumah ini dengan alasan kasian, dan akhirnya apa? Kamu cuman jadi beban"

"Ng-nggak sayang, k-kamu bukan beban buat bunda" ucap bunda Jisung.

"Saya lebih baik tidak memiliki anak daripada harus mengurus anak pungut kayak kamu, ingin sekali dari dulu saya kembaliin kamu ke jalanan, tapi bundamu itu selalu menghalangi"

Jisung semakin terdiam mendengar ucapan ayahnya. Pantas saja ayah dari dulu tidak pernah berbuat baik padaku, batinnya.

Jisung menggelengkan kepala sambil berjalan mundur pelan-pelan. Masih tidak terima dengan semua kenyataan yang keluar dari mulut ayahnya.

Jisung berbalik niat nya ingin lari keluar dari rumah itu, tapi dia lupa dengan keberadaan Minho di belakangnya sehingga saat dia balik badan, ia malah menabrak tubuh Minho.

Minho dengan sadar langsung memeluk Jisung, yang kemudian di balas oleh pemuda tupai itu. Lalu menangis di pelukan Minho.

"Wah siapa ini? Pacarnya anak pungut ini? Dramatis sekali kalian" tiba-tiba ayahnya Jisung berucap. Yang langsung dapat tatapan tajam dari Minho.

"Mulai sekarang jisung akan tinggal di rumah saya, dan buat om, suatu hari nanti saya bakal bikin om bertekuk lutut memohon bantuan di hadapan jisung" setelah mengatakan itu, Minho langsung membawa jisung di pelukannya pergi dari sana.

"Tunggu!" teriakan seseorang membuat Minho yang baru saja keluar berhenti. Itu bunda Jisung yang berlari menghampiri mereka. Minho menolehkan kepalanya.

"Bunda minta tolong sama kamu, jaga Jisung buat bunda ya, dan apa bunda masih boleh ketemu Jisung?" tanya bundanya.

"Tanpa tante suruh pun, saya pasti jaga Jisung. Nanti akan saya kirim alamat rumah saya ke nomor tante jika ingin bertemu Jisung"

"Terima kasih nak..."

"Minho, lee Minho"

"Ah iya terima kasih nak Minho" bunda Jisung tersenyum kecil lalu menatap Jisung yang seperti nya enggan menatapnya. Lalu mengelus kepala Jisung sayang.

"Maafin bunda ya"

Flashback end

Minho masuk ke dalam kamarnya dan duduk di hadapan Jisung yang masih termenung dan tidak menyadari kehadirannya. Ia mengelus kepala Jisung membuat Jisung terkejut.

"Gausah dipikirin terus" ucap Minho.

"Ho..." Jisung menatap Minho dengan mata yang berkaca-kaca.

Minho menarik Jisung ke pelukannya, sambil membisikkan kata-kata penenang.

"Gapapa, masih ada gua. Keluarga gua bahkan siap buat ngurus lo disini"

"T-tapi ho... Gua gamau ngerepotin, gua disini cuman jadi beban kalian, gua..."

"Siapa yang ijinin lo ngomong gitu hm? Lagi pula, suatu saat nanti nama lo bakal ganti kan? Jadi lee Jisung"

"Ho!" Jisung berteriak tapi tidak terlalu kencang, dia malu mungkin.

Anthrolips ( On Hold )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang