part 8

344 50 13
                                    

Hi...seperti janji aku. Part ini full tentang william. Ini akan menjadi penentu hidup matinya yuangka.

William "siapa suruh dia mengganggu singa tidur. Aku kan memberinya pelajaran.

Heheh ok ok....😥😥

Kita ikuti aja ceritanya. Takut sama si saiko 🥺🥺

William POV

Aku begitu bosan dengan malam ini. Teman-temanku masih saja bersenang-senang dengan para jalang masing2. Heh...apa tak.ada hiburan lain.

Aku berjalan menuju bartender. Meminta segelas Margarita untuk kuminum.
Namun,

Hey...siapa gadis manis yang duduk di depan bar itu? Aku baru melihatnya.

"Margarita". Pintaku dingin.

Beberapa menit setelah Margarita itu ku peroleh, aku berbalik dan hendak pergi. Namun, akh...

Margaritaku tumpah dan membasahi pakaian gadis manis itu.

"Maaf". Ucapnya sambil mengerling genit.

Aku hanya tersenyum skeptis melihat ulah nya. Jangan pikir aku dengan bodohnya paham kalau apa yang ia lakukan itu tidak sengaja. Aku tak sepolos itu.

Kugaet pinggang ramping nya dan membawanya bersamaku.

"Siapa itu will?". Tanya salah seorang dari temanku.

"Bitch". Ucapku dingin.

Kulirik wanita itu, tampak wajahnya kesal saat ucapan itu keluar dari mulutku.

Suasana semakin memanas. Dentuman musik dj itu semakin liar dan teman-temanku mulai di penuhi gairah.
Mereka mulai berperilaku vulgar di depan kami.

Aku tidak ingin memulai sebelum gadis itu memintaku, meski sejak tadi Aku sudah mengidamkan bibir merah ranumnya di bibirku.

Apa yang aku inginkan akhirnya tiba, ia mulai memelukku. Dan ya...aku menarik dagunya lalu melumat lembut bibir itu.

Agak aneh, tapi ia seperti belum pernah ciuman. Ia sama sekali tidak bisa memanjakan bibirku.

"Jangan disini". Ucapnya disela-sela ciuman kami.

"Bagaimana jika di apartemen ku?".

"Tidak buruk". Ucapnya.

Secepatnya tubuh ramping itu sudah berada di gendonganku. Kubawa ia ke mobil dan segera membawanya pergi keluar dari club.

30 menit berlalu kami sudah di parkiran apartemen. Aku menariknya tak perduli dengan langkah kakinya yang tidak dapat mengimbangiku.

Ku lempar kasar tubuh itu masuk kelift, dan setelah pintu itu sukses menutup, kembali ciumanku menghujani bibirnya.

Demi apapun, gadis ini benar-benar tidak tau cara berciuman. Tetapi aku tetap saja ingin melumat benda seksi itu.
Argg....dia membuatku candu.

Ting....

Pintu lift terbuka. Dan yap...dua orang penonton sedang menyaksikan kami dengan mata mereka.

Aku kembali menggendong gadis itu, tak perduli dengan wajah nya yang merah padam karena di pandangi kedua pasang mata itu.

Sesampainya di kamar, kulempar tubuh itu dan siap menikmatinya layaknya serigala lapar. Namun, aksiku terhenti setelah ia menyuruhku mandi. Akh...

"Aku benci bau keringat". Ucapnya.

Mau tidak mau, akhirnya aku mandi.
Cukup lama aku berdiri di bawah shower air hangatku. Kesadaranku sedikit demi sedikit pulih. Dan aku mulai bisa mencerna pikiranku dengan lebih baik.

STAY WITH PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang