Malam telah semakin larut. Aku tidak mampu memejamkan mataku. Untuk kesekian kalinya kepalaku masih di penuhi oleh william.
Aku berjalan menuju balkon rumahku. Duduk dan memandangi rumah si keparat itu.
Separah inikah penyakit hati? Sekejam inikah cinta?
Semilir angin malam menyelimuti kulitku. Aku benar-benar kesepian.
William...harusnya kau tidak masuk kedalam hatiku. Harusnya kau tidak membiarkan ku jatuh cinta. Ini menyiksaku, kau membuatku mati perlahan, kau menyiksaku Stefan william....
Aku menangis sambil merebahkan kepalaku di karpet lembut yang sengaja ku tempatkan di balkon. Rasanya hatiku sakit. Rasanya bagai tersayat dan di beri lemon.
Aku tak pernah serapuh ini. Apa ini karma untukku karena menyia-nyiakan banyak hati?
Tapi aku tak pernah meminta mereka mencintaiku. Aku rapuh.. Sangat rapuh.
Perlahan rasanya aku mengantuk. Mataku mulai menutup.
"Apakah aku sekejam itu padamu?". Bisiknya sambil memeluk tubuhku dari belakang. Pelukan memilukan.
Pelukan yang sangat kurindukan."Kau jahat. Kau melukai aku william". Tangis ku tanpa menepis tubuh yang kini menghangatkan kulitku.
"Jika begitu, maafkan aku honey....maafkan aku". Bisiknya sambil mencium pucuk telingaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH PAST
Gizem / Gerilimkamu gak akan tau siapa yang di takdirkan untuk bersamamu di masa depan. kamu tidak.akan mengerti bagaimana takdir mempermainkan waktu hingga ia yang telah jadi kenanganmu berdiri di samping mu dan menuntunmu ke masa depan. kamu tidak akan benar-b...