PART 3

420 52 11
                                    

Aku memeriksa buku- buku yang akan kubawa untuk mata kuliah nanti. Lokerku yang penuh,  membuatku kesulitan mengambil buku yang ku perlu karena di tumpuk oleh buku-buku lain.

"Berani Kabur loe?!! Mana uangnya?".

Kesalku memuncak setelah mendengar seringaian seseorang yang sedang membuli mahasiswa berkacamata di balik pintu lokerku.

"Stop max".

Ucapku memunculkan kepalaku dari balik pintu loker.

Tampak max terperanjat, dan menatapku sambil bersandar di pintu loker lain, tepat di samping orang yang ia bully.

"Like guardian yua". Ucapnya sambil menyeringai dengan pandangan nyelenehnya.

"Hm... No...aku hanya ingin menyelamatkan mu dari rasa malu yang amat sangat. Jika kau tidak melepaskan dia".

Aku memainkan sebuah flashdisk berisi video memalukan max.

"Damn it".

Ucapnya sambil meluruskan otot-ototnya.

"Hmm... Lagian, apa kau tidak malu di pandang sebagai loser jika mengganggu yang lebih lemah dari kau".

Aku memandang lekat lelaki tampan itu.

"Kali ini kau menang yuangka". Ucapnya sinis lalu berlalu dari tempat itu, membawa teman yang jadi dayang-dayang nya.

"Are you ok?".

Lelaki itu tampak menghela nafas setelah max dan teman-temannya pergi.

"Th...thanks". Ucapnya gugup.

"Welcome". Balasku.

Akupun berlalu  menuju kelas ku yang sebentar lagi akan di mulai. Sekilas, aku melihat lelaki itu memperhatikanku. Mungkin ia hanya ingin berterima kasih.

"""

"Yuaaaaa.....loe bilang minggu ini. Gimana sih".

Teriakan itu benar-benar memekakkan telinga ku.

"Ich....prilly, kau berisik sekali". Ucap amanda yang merasa terganggu dengan teriakan maut prilly.

"Hahah.... Oiya...lanjut donk cerita kemarin". Pintaku serius.

"Bisakah kau lebih fokus pada tugas akhirmu". Ucap prilly menuntut.

"Ayolah". Rengekku.

"Buat apa sih yu.... Kenapa kau begitu penasaran?".
Amanda mulai bangkit dari kebekuannya.

"Ok...kalau kalian gak mau kasih tau, aku gak akan kerjain tugas akhir itu. Dan kalian bukan sahabat sejati ku".
Ancamku cemberut.

"Huft...ok.... Ok...nona. Kau berhasil". Ucap amanda lalu membuka ponselnya.

"Look this. Ini adalah daftar kampus yang pernah william singgahi".

"William?".

Aku memotong pembicaraannya.

"Yes...his name is william. Stefan william". Balas prilly.

"Kalian mengenalnya?".

"What?".

Mereka mengucap hampir bersamaan. dan saling memunculkan mimik wajah yang hampir bersamaan juga. Terlihat lucu.

"Apa?".

"Kau tidak mengenalnya?". Tanya amanda penuh selidik.

Aku menggeleng sambil menggigit bibir bawahku.

STAY WITH PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang