PART 21

362 56 15
                                    

Aku berdiri di depan kaca riasku. Memandangi gadis cantik dengan gaun putih nan indah di dalamnya.

William benar-benar tau type gaunku

Pom....pom....

Aku mendengar klakson mobil yang kini tengah terparkir di depan pekarangan rumahku.

Apakah itu jemputanku?

Yups...sebuah mobil putih yang mewah.

"Silahkan nona". Ucap sang supir sambil membukakan pintu untukku. Rasanya seperti cinderella.

***

Sebuah gedung yang menjulang tinggi nan mewah. Aku berjalan memasuki aula utama. Tempat di gelarnya pesta.

"Ouh....cantik sekali anda. Tak heran pak yamato mengundang anda secara pribadi". Ucap seorang penerima tamu saat mengecek undangan ku.

"Aku hanya rekannya". Ucapku lembut.

"Hhaha...semua orang berkata begitu nona. Mari saya antar pada pak yamato". Ucapnya mepersilahkanku.

Aku mengerti arti ucapannya. Sayangnya semua hal yang ia simpan di otak kecil itu salah.

"Woah... Nona natalia. Anda sangat cantik". Ucap pak Yamato menyambut ku di sela-sela obrolannya dengan pengusaha pengusaha kaya.

Aku tersenyum ramah.

"Kemarilah....aku kan kenalkan kau dengan pria muda nan tampan dan sukses". Ucapnya.

Aku hanya tersenyum sambil mengikuti pak Yamato.

"Hei...mr. Stefan....kenalkan dia adalah psikiater terkenal di negara ini". Ucap pak Yamato menepuk bahu orang yang membelakangi kami.

"William"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"William" .

Aku terkejut. Pengusaha? Yang benar saja.

"Hai...sayang....kau terlambat?". Ucap william lalu menggaet pinggangku di depan pak Yamato.

"Sayang? Kalian saling kenal?". Pak Yamato bingung.

"Hahahah....dia kekasihku mr. Yamato."

"Woah...amazing. Kalian sangat serasi. Padahal aku berpikir ingin menjodohkan kalian". Ucap pak Yamato.

"Hahaha....itu tidak perlu mr. Dia milikku. Sedari dulu". Ucap william memandang ku dengan tatapan genit nya.

Aku hanya memicingkan mataku. KePD an lu.

"Kalau begitu, aku ingin melihat kalian berdansa. Bolehkah?". Tanya pak Yamato. Aku sedikit terkejut dengan permintaannya.

"Tentu saja". Ucap william cepat

"Will...aku perlu makan. Aku belum makan bodoh". Bisikku.

"Selesai berdansa, aku kan menemanimu makan. Bahkan aku juga akan memakanmu". Bisiknya membuat aku bergidik.

STAY WITH PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang