Akhir dari perdebatan kami adalah menikmati makanan Korea di Bornga Korean Restaurant. Aku sudah menolak, karena aku yakin tantenya akan menyindirku lagi, tapi Baskara memaksaku pergi. Aku suka dengan restoran pilihan Baskara, menikmati Korean BBQ bersama mereka. Aku melihat Pingkan sangat lahap menikmati makanan, ditambah sayuran di sana sangat segar.
“Tante Omi pernah menjaga saya di usia dua tahun, makanya dia bersikap posesif.”
"Pantesan rese,” sahutku di sela-sela menikmati makanan.
"Maaf, ya."
"Iya, kamu paham kan, kita menikah saja karena perjodohan. Harusnya Tante Omi paham soal ini, semua nggak instan. Kita bisa dekat seperti mereka—” Tanganku mengarah ke satu pasangan mesra di depanku. Keduanya saling merangkul, saling menyuapi. “—perlu waktu. Kita ini dua orang asing yang terpaksa disatukan, Bas,” jelasku.
Baskara hanya mengangguk. Baru satu hari menjadi istri Baskara, masih ada hari lain yang harus kuhadapi. Aku baru tahu Baskara pendiam. Raut wajahnya datar-datar saja tiap aku dan orang lain mengajaknya bicara. Hanya saja sorot mata Baskara sangat tajam jika memandang seseorang. Sesekali tersenyum hanya pada Pingkan, putrinya.
"Iya, Juni, saya tahu. Saya tidak memaksa kamu harus menjadi seperti Mbak-Mbak di depan kita,” sahutnya. Tangan masih fokus menyuapi Pingkan daging yang sudah kami bakar.
“Bagus, deh,” sahutku cuek. Aku hendak membalas pesan dari bosku, tapi Baskara protes.
"Lagi makan masih saja main ponsel,” ucapnya
"Bu Bos," jawabku. Aku segera membalas, sepertinya penting.
在桃園工作的兩個孩子逃跑了。 頭暈!
(Zài táoyuán gōngzuò de liǎng gè háizi táopǎole. Tóuyūn! // Dua anak yang kerja di Taoyuan kabur, pusing kepalaku!)Bosku sedang curhat. Memang hal paling menyakitkan, membuat pusing kepala saat mendengar anak buah kami kabur. Aku segera membalasnya.
我也一樣,為什麼他們要逃走?
(Wǒ yě yīyàng, wèishéme tāmen yào táozǒu? // Aku pun sama, alasan mereka kabur kenapa?)我不知道。
(Wǒ bù zhīdào. // Saya tidak tahu.)Selanjutnya aku mengirim voice note untuk ibu bos yang terlihat sedang tidak baik-baik saja. Padahal soal perlindungan nyaris dua puluh empat jam kami meladeni, cepat menangani ketika ada pekerja yang mengeluh, terkena pelecehan seksual, maupun kekerasan di tempat kerjanya. Kalau tempat kerja dekat dengan kantor kami, kami bisa menjemput hari itu juga.
Terkadang balasan mereka tidak sesuai dengan harapan kami. Minimal mereka bekerja semaksimal mungkin tanpa harus menjadi pekerja ilegal, yang sebenarnya merugikan mereka. Aku mencoba berpikir positif karena belum mendengar alasan dari sudut pandang mereka.
"Ini Mandarin tradisional, ya?"
Aku menoleh. "Iya, kok kamu tahu?"
"Saya belajar."
"Masa?"
"Iya. Saya bekerja di hotel Mandarin Formula. Hotel ini tak hanya ada di Indonesia. Ada di Macau, Hongkong dan kawasan asia lainnya. Pemiliknya dari China, saya belajar Inggris dan Mandarin sebagai bahasa resmi. Saya harus bisa dua bahasa itu," jelas Baskara.
Aku mengerjapkan mata. Kalau Baskara bisa bahasa Mandarin, artinya aku tidak bebas membicarakan Baskara bersama Yifei. "Kalau kamu bisa Mandarin, aku tidak bisa membicarakan tentangmu. Kamu pasti langsung mengerti pembicaraanku dengan temanku."
"Deritamu. Lagian kalau kamu sebal, marah sama saya ngomong langsung saja," jawab Baskara.
"Aku tidak membicarakan soal itu, tapi pribadimu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Juniara
ChickLitDi usia dua puluh sembilan, Juniara terus didesak keluarga untuk menikah. Kepulangannya dari Taiwan menjadi awal baru bersama duda beranak satu, Baskara. *** Juniara Somali bekerja sebagai penerjemah bahasa Mandarin di Taiwan. Kisah cinta Juni cukup...
Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi