3 | 1♥️

226 21 1
                                    

×××

(P)"POV"

Suara decitan sepatu terdengar dari luar ketika gun sudah sampai didepan pintu. Tangan gun meraih pegangan pintu lalu membukanya. Begitu dibuka, suara yang awalnya hanya terdengar decitan sepatu kini beradu dengan suara-suara teriakkan para kaum hawa yang sangat bersemangat menonton permainan basket. Bukan hanya itu saja, bangku penonton 95% diduduki oleh para murid cewek. Yang membuat gun tercengang adalah semua mata mereka hanya tertuju ke arah satu orang, yepss siapa lagi kalau bukan seorang cowok yang saat ini sedang gun cari.

Gun melangkahkan kakinya menuju bangku penonton bagian tengah yang sedang kosong tak ditempati. Tanpa sadar ia duduk dan ikut menonton. Disela-sela ramainya sorak, kepala gun tak sengaja tersikut oleh salah satu siswi yang tengah asik berteriak memberi semangat tepat di sebelah kanan gun sedang duduk.

" Eh sorry gak sengaja " ucap Siswi itu.

" Gue gak apa-apa kok, tenang aja "

" Sekali lagi maaf banget " ucap Siswi itu lagi. Kemudian cewek itu kembali sibuk menonton permainan basket tersebut.

Meninggalkan rasa sakit dikepala gun yang tak sengaja tersikut menyadarkannya kembali bahwa tujuan awalnya datang kesini adalah untuk menghajar cowok itu yang sudah kurang ajar telah meninggalkan tanda itu dilehernya. Permainan basket yang belum lama gun lihat akhirnya telah usai. Cowok itu sedang berdiri di tengah lapangan dengan keringat membasahi tubuhnya. Karna keringat ikut serta membasahi kaosnya, perutnya yang sixpack itupun terekspos dan tak lama para siswi  melihat itu langsung turun menghampiri cowok itu. Tak berselang lama Sedikit demi sedikit kerumunan para siswi bubar setelah mengerumuni cowok itu dan berlalu keluar meninggalkan lapangan basket. Lapangan kini dalam keadaan sepi, Gun beraksi. Ia turun kelapangan menghampiri cowok itu (Marcell) dengan kemarahan yang berkobar-kobar.

Bugg

Gun menonjok wajah marcell dengan cukup keras. Marcell terkejut dengan apa yang dilakukan gun terhadapnya. Tonjokkan gun mendarat tepat di tulang pipi Marcell, bahkan sama sekali tidak membuatnya terhuyung jatuh atau kesakitan sedikit pun.

" Kenapa lo nonjok muka gue!? "ucap Marcell.

" Ini apa!! " sambil memperlihatkan tanda yang ada di lehernya.

" Oh baru tau? kirain udah tau " ekspresi datar.

Gun yang melihat responnya merasa semakin geram. Tanpa basa-basi tangan kiri gun menarik kerah baju marcell mendekat kearah wajah gun. Kini postur Marcell sedikit membungkuk dan mata mereka saling bertatapan.

" Kenapa lo ngelakuin itu ke gue.. hah!? " mata gun intens menatap tajam penuh kemarahan.

" Soal itu.. gue minta ma-af.... "

" Apa ma-.. " marcell membungkam gun dengan melumat bibirnya dan memeluk punggung gun dengat erat.

Hham.. ahhn.. ehhmm.. anh.... Perlahan marcell berhenti mencium nya.

" Sorry gue lagi gerah, jadi gak tahan.. " bisik marcell dan menggigit sexy telinga gun.

" Tung-.... Mmmmmmmm " marcell kembali mencium gun dan lidahnya memaksa masuk.

Mmmmmm.. ehmm.. ahh.. mm.. anhh. Gun memberontak kedua tangannya terus mendorong marcell paksa.

" Jangan melawan " ucap marcell. Gun sekali lagi memberontak namun perlahan berhenti karna tangan marcell meraba masuk ke dalam celana gun. Gun sekarang mengalami ereksi lalu menjadi sedikit tenang dan mau menerima sentuhan Marcell. Tak lama mereka memulai kegiatan itu, tubuh gun menjadi lemas yang pada akhirnya pingsan. Marcell yang menyadari hal itu langsung panik dan menggendong nya untuk dibawa ke ruang uks.

[Sammy]

Sebelumnya...

" Jane kok lu ngomong gitu ke gun "

" Mulut gue suka gatel kalo lagi kepo "

" Dasar geblek lu! "

" Woi! Kok malah ribut, keburu berantem nih! " Kata leenam sambil melerai kami berdua.

Akhirnya gue langsung ngebut lari plus diekori dua makhluk geblek yang ikutan lari ngebut juga. Kami semua melewati lorong agar cepat sampai disana. Ketika kami sedang menuju lokasi, tiba-tiba ditengah jalan bel berbunyi. Kami pun langsung bergegas kembali mengingat sekarang waktu pergantian mapel yang sekarang diisi oleh guru killer.bukannya kita gak peduli tapi yah mo gimana lagi kalo udah menyangkut guru killer kagak bisa diurus belakangan. Ntar yang ada hari libur dikasih tugas numpuk. Udah jelaskan kalo kami itu masih sayang nyawa.

[Marcell]

Di ruang uks gue udah cukup lumayan lama nunggu karna petugas uks belom dateng juga. Gue duduk di sebelah ranjang gun yang lagi berbaring tidur. Waktu kejadian dilapangan tadi..... gue bener bener gak tahan. Dia tipe gue banget. Ntah kenapa tiba-tiba gue suka Ama dia. Mungkin dari segi bentuk tubuhnya? Kulit? Wajah? gue suka bagian tinggi badannya yang keliatan mungil. Ngeliat dia tiduran kayak gini... Sumpaaaahhhhhh imut banget. Gue jadi pengen nyentuh dia lebih dan lebih.

" Gun? " gue manggil namanya dengan lembut Sambil ngelus wajahnya yang lembut. Ternyata dia masih polos. Wajah dan perilakunya sangat bertolak belakang.

" Gun.. " Gue ngeliat dia ngebuka matanya. Pas dia liat ke arah gue...

" Lo gak apa-apa?? " Tanya gue cemas.

" Kenapa muka lo jadi merah ? " Tanya gue lagi buat mastiin keadaan dia.

" ... "

" Apa lo demam?? " Spontan tangan gue langsung ngecek suhu tubuhnya di bagian dahi.

Krucuukkk~

" Gue laper.. gue gak sempet makan di kantin tadi " tersipu malu.

" kalo mo ketawa, ketawa aja gak usah ditahan " ucapnya.

" gak kok. Kebetulan gue bawa roti, sementara Lo makan ini dulu ya ntar pas di luar gue traktir oke? "

Dia cuman diem nganggukkin kepalanya dan langsung melahap roti yang gue kasih barusan.

" Eh... soal yang di lapangan..... " sambil menggaruk tengkuk kepala gue yang gak gatel.

" Gue maafin " kenapa dia jadi malu. Sekarang gue jadi gak tahan lagi.

" Anhh " tanpa sadar tangan gue menyelinap masuk kedalam seragamnya.

Brakk!!

" Gun!! "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
vote+comment+share
.
.
.
.
.
.
.
.
🐾Miyo

Of 20❣️ Centimeters ✔️[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang