(p)"POV"
Sore hari hampir terlihat, langit
mendung menyelimuti. Suara tetesan air hujan mulai terdengar keras seakan membuang seluruh bebannya. Bel berbunyi diakhir mapel membuat suara sorak menyambutnya. Ucapan selamat pulang diakhiri dengan sampai jumpa. Deret bangku paling kiri dekat jendela, gun duduk di bagian tengah sedang melamun memandangi hujan. Devano siswa yang duduk tepat didepan gun siap bergegas pulang namun langkahnya terhenti setelah menoleh ke arah gun." Gun!.. gun ... gun! " panggil devano mencoba membuyarkan lamunan teman sekelasnya itu seraya melambai-lambai kan tangannya didepan wajah gun.
" Hah?! " gun menoleh ke arah devano dengan tampang wajah kaget sekaligus bingung.
" Lo nggk balik?? " tanyanya.
" Oh.. , ini gue mo beres-beres dulu, Lo balik duluan aja " jawab gun.
" Oke, gue balik dulu " balasnya.
" Hm " gun membalasnya balik dengan satu anggukkan kecilnya.
Disaat sedang dalam kegiatan beberesnya, gun memdapati ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Gun meraih ponselnya yang tergeletak di atas mejanya. Panggilan yang terus berdering itu ternyata dari kakaknya Jane.
" Hallo? "
" Gun balik sendiri yah, kak jane sama yang lainnya bakal ada latihan tambahan " ucap jane.
" Renang? "
" Yup, klo gitu kak jane tutup "
" Tapi.. tuttuttut~ " panggilan di tutup.
" Dasar " gerutu gun dalam hati.
Usai singkatnya obrolan gun dan Jane, gun kembali melanjutkan kegiatan beberesnya yang sempat tertunda. Diluar jendela tampak hembusan angin kuat datang masuk dan menerpa helaian rambut gun yang sedikit panjang. Tanda akan hujan semakin deras. Gun masih menggenggam ponselnya sembari sesekali melihat waktu dilayar ponsel miliknya.
" Engh!.. kenapa mesti hujan sekarang " gerutunya mengeluh dan kesal.
Gun melangkahkan kakinya pergi keluar meninggalkan kelas. Setiap lorong ia lewati dengan berlarian kecil.
" Agkh! .. gun nggk bawa payung! " teriaknya saat sudah berada didalam parkiran sekolah untuk berteduh sementara.
Dari arah kanannya tiba-tiba seseorang menyodorkan payungnya kepada gun, yang tak lain adalah Marcell. Gun terkejut bukan main lalu mendongak untuk melihat wajah orang itu (Marcell).
" Marcell?.. ngapain Lo masih disini?! " tanya gun sedikit malu dan canggung mengingat kejadian sebelumnya yang ia alami, sebuah ciuman panas yang gun dapatkan di lapangan basket.
" Gue kan udah bilang mo pindah kesini " terangnya percaya diri.
" Nih!.... lo tadi bilang nggak bawa payung kan " ucap marcell, mengulangi kata-kata gun. marcell yang membungkuk kan badannya dan mendekatkan wajahnya ke wajah gun sembari tersenyum hangat.
Gun yang mendengar pernyataan tersebut langsung membuatnya ingin kabur saat ini juga, namun tangannya di cekal dengan tanggap oleh Marcell.
" Nih!.. gue bilang pake " ucap Marcell sekali lagi yang masih menyodorkan payungnya.
" Ogah!, lagian Lo punya satukan " balas gun. mulai panas.
" Oke klo Lo maksa.. " Marcell tanpa basa-basi, segera membuka payung miliknya dan langsung memeluk pinggang ramping gun tanpa ragu.
" Lepas nggak!! "
" Gak! "
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Klo suka
Jan lupa!
Vote+comment+share!!
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
next chap..
KAMU SEDANG MEMBACA
Of 20❣️ Centimeters ✔️[End]
Teen Fiction📌_'Gk ada sinopsis, penasaran? Silahkan baca'_ " gue cuma mo ngingetin klo ini cerita pertama gue jadi masih bau² cerita gk jelas dan masih banyak kekurangan... Yang pasti mungkin bkal nyesel " [ Miyo ] Cvr: Pinterest #blLokal #BxB