Bimbang,antara pergi atau tetap bertahan? Ingin mundur atau meneruskan? Entahlah.
- N.Ap
****
Prilly tengah menuruni anak tangga rumahnya menuju ruang makan untuk sarapan bersama orangtuanya dan Abangnya.
"Pagi semua." Sapa nya ceria dengan suara cemprengnya.
"Pagi juga sayang,dek." Balas ketiganya serempak.
Kemudian Prilly langsung duduk disamping Abangnya,"Bang,kapan balik ke Aussie?" Tanya Prilly disela sarapan mereka.
"Ngusir nih?!" Tanya nya sensi,bukannya menjawab malah balik tanya.
"Yaelah bang,aku kan cuma nanya. Sensi banget sih,lagi PMS ya?" Celotehnya yang membuat Gavin mendelikkan matanya kesal.
"Biasa aja kali tuh mata,gausah melotot kayak gitu." Ujarnya lagi membuat Gavin memutar bola matanya malas.
"Bulan depan." Jawab Gavin setelahnya. Dan membuat Prilly bingung,karena ia merasa tak ada yang bertanya,lalu abangnya itu ngomong sama siapa?Pikirnya.
"Ngomong sama siapa bang?" Tanyanya polos,membuat kedua orangtuanya yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka terkekeh melihatnya.
"Ya sama kamu lah Piy,emang sama siapa lagi,kan tadi kamu yang nanya. Astaga." Jawab Gavin greget sambil meremas tangannya didepan wajah Prilly dengan gemas,membuat Prilly meringis melihatnya.
"Oh iya ya,hehe aku lupa bang." Ucapnya cengengesan dengan wajah innocent nya.
"Eh tunggu,apa tadi?bulan depan?" Tanya nya mengulang ucapan Gavin tadi,membuat Gavin menatapnya seolah bertanya.
"Berarti abang di Indonesia tinggal 2 Minggu lagi dong bang,kok cepet banget sih?" Keluhnya sambil memanyunkan bibirnya cemberut,karena waktu libur abangnya tinggal 2 Minggu lagi sebelum dia kembali ke Australia.
"Kan emang begitu Piy,sebenarnya Abang juga masih pengen lama-lama disini,tapi ya mau gimana lagi." Ucap Gavin pada Adiknya.
"Hmm yaudah deh,tapi aku bakal kangen banget sama abang."
"Abang juga pasti bakalan kangen banget sama adek Abang yang tembem ini." Ucapnya sambil mencubit pipi gembil Prilly membuat Prilly memekik kesakitan.
"Akhhh Abang sakit ihhh." Pekik Prilly mengaduh kesakitan membuat Gavin tertawa melihat pipinya yang memerah karena ulahnya.
"Mama,bang Gavin nya tuh cubit-cubit pipi Piyi,kan sakit." Adu nya pada Mama Risa membuat Mama Risa langsung menegur Gavin.
"Gavin jangan gitu dong,kan kasian. Nanti pipinya makin lebar tuh." Tegur Mama Risa yang diselingi candaan untuk menggoda Prilly yang berhasil membuat Prilly merengut.
"Akhhh Mama ihh gak lucu tau." Rengeknya sambil mengerucutkan bibirnya kesal dan membuat semua yang ada di meja makan tertawa karena kelakuannya yang membuat pagi ini menjadi lebih ceria di kediaman mereka.
****
Sesampainya disekolah,Prilly sedang melamun didalam kelas membuat Alena bingung melihatnya,karena sedari tadi sahabatnya itu masih asik melamun terhitung sejak Prilly masuk ke dalam kelas. Entah apa yang tengah dipikirkan oleh Prilly.
"Prill." Panggil Alena,namun tak ada jawaban sama sekali.
"Prilly." Lagi,tak ada jawaban.
"Piyiiiiii..." Pekik Alena tepat ditelinga kanan nya yang memanggilnya dengan nama kecilnya itu dan membuat ia langsung tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] You're My True Love
Teen FictionCinta Sendirian? Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis cantik bernama Brigitta Prillya Mesach. Ia menyukai Kakak kelasnya sendiri yang bernama Aliandra Devano Fernandes,bisa dibilang cinta pada pandangan pertama. Sayangnya rasa yang ia punya,tida...