14. Rahasia dan Racun

100 17 0
                                    

"Kau bilang, tidak ada siapa pun lagi yang mengetahui tentang rahasiaku, kecuali kau?!" Arumi tampak penuh amarah. Matanya menatap tajam Aldo, seolah-olah ingin menikam lelaki licik tersebut hingga tiada dari bumi ini.

Aldo menghela napas kasar. Bertemu Arumi di lorong sepi yang cukup gelap dan menggemakan suara bentakan Arumi cukup memancing rasa kesal. Anak tiri dari Adelia itu pun menatap dalam mata Arumi. Mendekatinya seraya mencengkram dagu perempuan berwajah anggun tersebut dengan cukup kasar.

"Apa dia sungguh mengetahui rahasiamu? Apa dia memiliki bukti kuat sepertiku?" tanya Aldo seraya menunjukkan ponsel miliknya. Arumi meneguk kasar ludah karena takut akan tindakan Aldo yang tidak terduga.

"D-dia, dia memiliki penjepit rambut yang kugunakan saat pergi ke klub malam itu!" tutur Arumi. Gemetar di bibirnya tak bisa lagi ditutupi.

Aldo lantas memukul dinding yang berada tepat di samping wajah Arumi. Semakin menguatkan rasa takut hingga Arumi memilih menutup mata, berusaha menetralkan ketakutannya.

"Penjepit rambut itu bisa jatuh dan ditemukan di mana saja! Oleh siapa pun! Bisa dibeli—"

"Penjepit rambut itu hanya ada satu di dunia ini! Itu pemberian ibuku dan terdapat inisialku di balik penjepit tersebut!" pungkas Arumi begitu emosi. Aldo bergeming seketika.

"Gio pernah melihatku memakai penjepit itu dan dia tahu jika penjepit itu adalah pemberian dari ibuku. Jika sampai dia melihat penjepit itu dan—"

"Tidak akan. Meskipun dia telah melihatnya, tetapi jika dia tidak pernah melihat nama yang tertera dan tidak tahu jika penjepit itu hanya ada satu di dunia ini kau masih bisa selamat," tukas Aldo. Auranya penuh dengan kelicikan.

"Tetapi Lavina—"

"Apakah dia yang telah menemukan penjepit rambutmu?"

"Sepertinya ..." Arumi tampak ragu.

"Jika memang benar Lavina yang telah menemukan penjepit tersebut dan telah melihat inisialmu yang berada di balik penjepit itu. Dia pasti akan mencarimu," tutur Aldo seraya menatap tajam dan mengusap dagunya dengan pelan.

Saudara tiri Gio itu tampak seperti seorang penjahat berdarah dingin. Begitu haus akan balas dendam. Arumi semakin khawatir dan frustrasi karena takut rahasianya terbongkar.

***

Dua bulan lalu, saat Arumi pergi ke klub dengan maksud merayakan ulang tahun temannya, ia mabuk berat. Sikap anggun dan manis yang Arumi timbulkan saat sedang berhubungan bersama Gio, juga saat berada di depan banyak orang bukanlah wujud dari diri Arumi yang sebenarnya. Ia lebih suka pergi berpesta hingga lupa waktu dan meminum minuman beralkohol.

Karenanya, karena kecerobohannya sendiri saat berpesta di klub yang begitu ramai. Bahkan ada Billy, Lay, Gio, dan Albert. Namun, keempatnya itu datang setelah pesta ulah tahun teman Arumi selesai—untuk menjemput Billy—dan Arumi sudah tertunduk mabuk di meja bar, sehingga tidak terlihat mereka berempat karena terhalangi oleh orang lain.

Saat itu Albert, Lay, dan Gio tidak berlama-lama berada di sana. Mereka tidak tahan. Beda halnya dengan Billy yang sudah cukup terbiasa dengan lingkungan tersebut.

Billy yang sudah mabuk berat ditinggal ketiga temannya. Ia ikut tertunduk lemah di meja bar tepat di samping Arumi-yang kemudian malah saling bertatapan seraya tersenyum-senyum bersamanya. Lalu, tidak berselang lama terjadilah sebuah hal yang tidak direncanakan keduanya. Dan Aldo ternyata sudah ada sedari Arumi datang di sana. Ia menyaksikan, bahkan memotret hal tidak senonoh tersebut dengan sengaja.

Aldo sengaja tidak memberitahu Billy jika ia mengetahui semua hal yang terjadi di klub, sampai yang terjadi di ruangan khusus pasangan di klub. Karena ia hanya ingin merusak kebahagiaan Gio lewat permainannya yang kini tengah memanfaatkan keadaan rumit Arumi.

PRINCESS LAVINA & THE FIRST HUMAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang