30. The Truth

75 18 2
                                    


Kembali ke satu hari sebelum penyempurnaan terjadi.

Sang fajar masih belum menampakkan diri. Namun, orang tua Billy mendadak pulang dari luar negeri beberapa jam yang lalu dan kini sudah berada di rumah.

Hal tak senonoh yang dilakukan Billy benar-benar mendapatkan balasan. Ayah Billy marah besar dan memukul brutal lelaki berambut pirang itu sampai babak belur. Sang ibu sampai berulang kali berusaha mencegah serangan sang ayah pada putra tunggalnya yang malang.

Seseorang tak dikenal telah mengirimkan foto dan video Billy dan Arumi saat di club kepada orang tua Billy. Hal itu sangat menodai pun merusak rasa hormat keluarga Billy. Billy berulang kali memohon maaf dan ingin menjelaskan, tetapi pukulan dan tamparan sang ayah yang menjadi jawaban.

Ibu Billy menangis tiada henti seraya berusaha melindungi sang putra yang nyaris habis di tangan ayahnya. Meskipun begitu kecewa dan malu, seorang ibu tetaplah seorang ibu, pun ibu Billy. Terkoyak hati rasanya, saat melihat Billy telah bersujud dengan air mata serta darah yang menetes dari hidung dan sudut bibir.

"Maafkan aku, Ayah! A-aku, aku--"

"Mulai besok, kau akan Ayah pindahkan ke Jepang!" tegas ayah Billy. Lelaki berwajah manis itu termangu seketika.

***

Halnya Billy yang terkejut karena orang tuanya mengetahui kebenaran tentangnya. Orang tua Arumi dan Kalista pun mengalami hal yang sama.

Dua putri dalam keluarga yang terkenal baik-baik di lingkungannya itu kini menunduk penuh ketegangan, dengan pipi yang memerah karena tamparan. Jari-jemari Arumi bahkan terus meremas ujung piama yang dipakai. Sedangkan Kalista, seraya menggigit ujung kuku jari, sesekali ia melirik ayahnya yang tengah memegang ponselnya.

Entah bagaimana bisa, ponsel yang sebelumnya Kalista letakkan di samping bantal tempat tidurnyanya bisa ada di atas meja ruang keluarga. Karena itu, saat ada pesan masuk dan panggilan dari Khiron, ayah Kalista langsung mengetahuinya.

Khiron mengirimkan semua foto dan video Arumi dan Billy. Hal itu membuat ayah Arumi mengetahui semuanya dan mengira, jika Kalista selama ini malah melindungi Arumi dengan tak memberitahunya. Ayah Arumi sangat marah, tak habis pikir dengan apa yang dilakukan putri-putrinya.

Arumi pun terkejut dengan Kalista yang bisa mengetahui semua hal laknat tentang dirinya itu. Namun, ia tak terlalu bingung Kalista mengetahuinya dari mana. Ia hanya mencurigai Aldo yang ada di balik semua yang terjadi membuat amarahnya meningkat dua kali lipat.

"Ini hal memalukan, keterlaluan! Ayah telah gagal mendidik kalian!" ucap ayah kedua putri cantik itu seraya menghela napas kecewa.

"Maafkan aku—"

"Apa pergi ke club saat tengah malam, lalu minum dan bergaul dengan banyak pria harus ayah maafkan?!" sergah sang ayah begitu dipenuhi emosi dan rasa malu. Arumi bungkam seketika, air matanya mengalir deras.

"Dan kau ..." Ayah Arumi menepuk-nepuk pipi Kalista. "Kau menutupi semua ini dari ayah?! Bagus, kau memang kakak yang baik!"

Kalista hanya diam, karena merasa mengelak pun ia akan tetap terperangkap ke dalam jurang yang sama. Ayah kedua gadis itu tersenyum pedih. Begitu dalam rasa sesal yang dideritanya saat ini. Rasa lalai akan menjaga dan mendidik putri-putrinya terus menggerayangi pikiran.

"Jika orang lain sampai mengetahui hal ini ..." Ayah Arumi menggelengkan kepala putus asa. "Lebih baik bunuh saja ayah!"

Arumi dan Kalista sama-sama terkejut. Keduanya langsung menggelengkan kepala kuat. Arumi bahkan sampai bersujud seraya memeluk kaki ayahnya.

"Ayah tidak boleh berbicara seperti itu! Aku mohon, demi Tuhan aku menyesal, maafkan aku!" seru Arumi penuh kesunghuhan. Ayahnya hanya diam seraya memalingkan wajah dan diam-diam meneteskan air mata.

PRINCESS LAVINA & THE FIRST HUMAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang