11. Tidak dibayangkan

52 6 26
                                    

Mungkin takdir tidak
menginginkan kita bersama

🖤🖤🖤

Entah berapa lama Myra menangis, bahkan sekarang air mata Myra terhenti dengan sendirinya. Kenapa? apa air mata Myra sudah habis?

Mungkin.

Kini Myra sedang duduk sambil mendengarkan musik.

Ia mendengarkan lagu Armaan Malik berjudul "Bol do na zara"

Iya, lagu itu adalah lagu yang sama yang Karan nayanyikan untuk Myra sewaktu Myra berada di rumah sakit.

Myra duduk termenung menikmati suara merdu Armaan Malik sambil mengingat kenagannya bersama Karan.

Semenjak perpisahannya dengan Karan, Myra yang ceria berubah menjadi gadis pemurung.

Ia seperti tidak memiliki semangat hidup.

Ceklek

Pintu kamar Myra terbuka, namun Myra tidak menyadarinya.

Myra masih fokus dengan fikirannya dan lagu Armaan yang entah berapa kali ia putar berulang-ulang.

Elin berdiri dengan membawa sarapan untuk Myra.

"Myra, ini sarapan untuk mu, dan aku juga sudah buatkan susu coklat yang sangat enak" kata Elin

"Hmm" singkat Myra

"Myra, sampai kapan kau akan murung seperti ini?" tanya Elin

Myra tidak menjawab, ia masih diam dan fokus mendengarkan lagu.

"Dengar Myra, aku memang suka bosan dengan ocehanmu. Tapi, aku juga tidak bisa melihat kamu terus-terus seperti ini. Aku merindukan Myra yang ceria dan banyak bicara" kata Elin.

"Hmm"

Lagi-lagi Myra hanya berdehem.

"Myra, jangan seperti itu. Aku janji akan membiarkanmu bicara panjang kali lebar" ucap Elin mencoba membujuk Myra

"Hmm"

"Aku taroh disini ya. Jangan lupa dimakan" ucap Elin akhirnya, lalu Elin  pergi.

*****

Ryan, Astri dan Elin berada di meja makan untuk sarapan.

"Elin? Myra masih murung?" tanya Ryan.

"Iya paman, maksudku Ayah" kata Elin. "Tadi, aku sudah antarkan sarapan ke kamarnya"

"Manja sekali" cibir Astri

"Jika kau tidak suka, lebih baik kau pergi dari rumah ini" ucap Ryan dingin

"Kau pikir aku sudi tinggal di rumah kotor ini? kalau saja bukan karena Elin. Maka aku akan pergi sejak lama, setidaknya aku tidak akan tersiksa di nereka ini" ucap Astri

"Ma... cukup!"

"Pagi" ucap Myra yang tiba-tiba datang.

Melihat itu Ryan dan Elin tersenyum. Akhirnya setelah empat hari, Myra keluar dari kamar.

"Myra, kau?"

"Aku sudah memakan sarapan dikamar, atau tidak makanan itu akan terbuang. Jadi, aku tidak ikut sarapan dengan kalian" ucap Myra datar.

Ryan berdiri dan memegang kepala Myra.

"Tidak apa nak, yang penting kau sudah sarapan" ucap Ryan dengan senyumnya.

"Aku akan pergi keluar menemui temanku" ucap Myra.

Lalu Myra mencium punggung tangan Ryan dan Astri.

Hatiku Pergi (Selesai)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang