4. Cinta?

122 5 11
                                    

Terlalu rumit untuk bisa
memahami apa itu cinta.

🖤🖤🖤

Satu minggu sudah Myra berada dirumah Aagastya.

Semakin hari hubungan Myra dan Karan menjadi baik, dan mereka semakin dekat.

"Myra" panggil Karan yang kini sedang berada di dapur

"Dia tidak ada disini" gumam Karan

Karan pun pergi dari dapur, saat Karan akan pergi tiba-tiba ia menabrak Myra yang sedang membawa barang belanjaan yang sudah Myra beli untuk dimasak.

"Tuan, jatoh semuakan" ucap Myra sambil memberesakan sayuran yang terjatuh

"Ow Maaf" ucap Karan.

"Kenapa tuan ada disini? tuan tidak kekantor?" tanya Myra

"Bagaimana aku akan pergi. Dari pagi aku belum melihat senyummu" ucap Karan sambil tersenyum mendekati Myra

Myra mendorong tubuh Karan, karena Karan semakin mendekat padanya.

"Cukup tuan Aditya Karan, berhenti menggodaku atau aku ... atau aku-"

"Atau aku apa?" tanya Karan

"Atau aku bisa melayang" batin Myra

"Hey, kenapa melamun"

"Pergilah, aku masih banyak pekerajaan. Kau jangan mengangguku" ucap Myra yang melangkah sedikit menjauh dari Karan

"Luar biasa. Aki misih binyik pikirjiin jingin mingginggiki, tapi dalam hatinya mau diganggu" gumam Karan pelan, namun masih didengar Myra.

Myra memutar tubuhnya melihat Karan dan bertanya "Apa kau mengatakan sesuatu?"

"Tidak, aku tidak bilang apa-apa" elak Karan

Karan tersenyum dan mengedipkan mata genitnya sebelum pergi meninggalkan Myar.

Sementara Myra, ia terpaku diam melihat tingkah Karan.

Tidak! Myra tidak heran, Karan memang selalu seperti itu.

*****

"Dimana dia? katanya dia akan menemuiku?" gumam gadis cantik yang sedang duduk di kafe Iim yang kini menjadi milik Alim.

Alim yang tak sengaja melihatnya datang menghampiri gadis itu.

"Hay Ris, nunggu siapa?" tanya Alim pada gadis itu yang bernama Risa

"Aku menunggu temanmu" jawab Risa

"Oh ... kamu menunggu kekasihmu ya" goda Alim

"Bukan" singkat Risa

"Risa lihatlah, kekasihmu datang" ucap Alim

Risa pun menoleh, dan benar saja. Karan sudah datang dan sekarang berjalan ke arahnya.

Risa pun tersenyum,

"Hay" sapa Karan

"Bagaimana kabarmu?" tanya Risa sambil tersenyum

"Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat. Sangat baik, luar biasa." jawan Karan

"Khem. Aku tidak ingin jadi ubat nyamuk, jadi permisi" ucap Alim dengan nada bercanda. Lalu Alim pun pergi meninggalkan Risa dan Karan.

Karan duduk di kursi yang berada di depan Risa,

Hening.

Mereka sama-sama terlihat canggung saat pertemuan pertama setelah 15 tahun.

Hatiku Pergi (Selesai)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang