Perkenalkan aku Jisoo, seorang yang bercita-cita menjadi penulis terkenal. Saat ini aku memiliki sebuah toko buku yang terletak di sisi tenang kota ini. Aku sangat menikmati membaca dan menulis buku, itu menjadi alasan besar kenapa aku membuka toko buku ini.
Hari ini aku menutup toko ku seperti biasanya. Langit malam ini sangat cerah, aku bisa melihat bintang-bintang bertebaran dengan indah. Perjalan pulang hari ini akan menarik.
Aku berjalan menyusuri trotoar, sesekali berpapasan dengan orang yang ku kenal, aku berusaha untuk melemparkan senyum terbaik ku walaupun saat ini aku sangat lelah.
Langkahku terhenti saat aku mendengar suara yang sangat indah, sedang menyanyikan lagu di salah satu sisi trotoar di depan sana. Aku melihat seorang gadis berambut pirang, sedang bernyanyi sambil bermain gitar. Gadis itu terlihat sangat menikmati permainannya.
Aku tertarik padanya, jadi ku putuskan untuk pergi ke sana dan menonton pertunjukkan miliknya, lagipula aku tidak punya rencana apapun untuk malam ini.
Aku memasukkan tanganku ke dalam kantong jaket, udara malam ini lumayan dingin ternyata. Mataku tidak bisa lepas dari paras gadis itu, dia bisa mengokupasi seluruh perhatian ku hanya untuknya.
Mengakhiri lagu terakhir nya, aku tepuk tangan dengan sangat semangat. Aku menikmati pertunjukan gadis ini, aku harap besok aku bisa melihatnya lagi. Ada kesedihan yang mencengkram hatiku saat aku melangkah pergi.
Beberapa hari setelahnya
Sejak hari itu, aku selalu menonton penampilan gadis itu. Tidak hanya saat melihatnya, saat di rumah maupun bekerja, wajah gadis itu tidak bisa lepas dari pikiran ku. Aku terus menerus memikirkannya.
Dan hari ini aku memutuskan untuk mengajaknya berbicara. Aku ingin mengenalnya lebih dekat. Tapi aku bingung bagaimana caranya, apa yang harus kubicarakan dengannya? Bagaimana aku harus memulai pembicaraan?
Heee... Jisoo, bagaimana ini????
"Mm... Nona, bisakah kamu membantuku untuk mengangkat ini?"
"Eh? Uh? Aku?" Ucapku sambil menunjuk diriku.
"I-iya... Bisakah kamu membantuku?" Tanya gadis itu sekali lagi, wajahnya memerah.
"Oh... Tentu, apa yang harus kulakukan?"
Aku segera berlari kecil ke arahnya.
"Bisakah kamu membantuku mengangkat speaker ini ke sana?" Ucapnya sambil menunjuk ke tempat biasa dia tampil.
Aku berjongkok dan mengangkat salah satu spekaer itu.
"Itu berat, ayo kita angkat bersama," ucapnya.
Aku menggelengkan kepalaku, aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan gadis ini. Aku harus menunjukkan kesan pertama yang baik.
"Tidak kok, kalau cuma segini aku bisa,"
Aku mengangkat speaker itu ke sana, aku bisa merasakan tulang-tulang di pinggang ku seperti bergeser. Aku jarang melakukan hal berat seperti ini.
"Terimakasih ya," ucapnya sambil tersenyum sangat manis.
"Uh.. ya, tidak masalah,"
Aku harap saat ini wajahku tidak semerah yang aku pikirkan, ini memalukan. Jantung, berhentilah berdegub dengan kencang, nanti dia bisa mendengar mu.
"Akhir-akhir ini aku sering melihat mu di sini," ucapnya sambil mempersiapkan gitarnya.
"Yah begitulah,"