21 Juni 2020
Shizuoka, JepangDear Jisoo,
Bagaimana kabarmu? Aku yakin kau baik-baik saja kan?
Ini surat pertama yang kukirim setelah aku pergi ke Jepang. Bagaimana? Apakah kau sudah merindukan ku? Hahahaha....
Aku di sini, baik-baik saja. Jadi, kau tidak perlu khawatir. Hari-hari pertama memang terasa sangat berat dan sunyi, tapi aku sudah mulai terbiasa dan mulai membangun hidupku yang baru.
Aku menyewa sebuah apartemen yang berada di sudut kota. Yahh, alasan utamanya adalah karena di sini lebih murah. Saat pergi aku tidak membawa banyak uang bersama ku hehehe...
Apartemenku tidak begitu besar tapi tidak juga kecil. Terletak di lantai 3, membuatku bisa menikmati pemandangan kota dari balkon sambil menikmati secangkir teh hangat di sore hari. Aku menyukainya.
Ahh... Aku juga berencana untuk merias apartemen ini nanti. Saat ini, dinding-dinding nya masih terlihat sangat polos dengan cat berwarna krim pucat. Aku ingin menggantung beberapa lukisan dan foto di sana, aku ingin membuat apartemen ini terasa seperti rumah orang tua ku di Australia. Bagaimana menurutmu?
Oh! Aku punya berita baik...
Beberapa hari yang lalu aku diterima bekerja di salah satu cafe yang terletak tidak jauh dari apartemen ku. Aku sangat, sangat, sangat senang. Kau tau kan kalau aku sangat suka membuat kopi? Aku pernah memberitau mu bahwa aku ingin sekali menjadi seorang barista. Dan mungkin, ini akan menjadi langkah awal untukku.
Gajinya memang tidak terlalu besar, tapi cukup untuk membiayai kehidupanku sehari-hari dan untuk membayar sewa apartemen ku. Aku hanya perlu hidup sederhana mulai sekarang.
Saat aku menulis surat ini, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam di sini. Aku mengantuk, tapi aku memutuskan untuk mengirim surat kepadamu. Aku tau bahwa kau sangat menantikan kabar dariku.
Jika dirasakan seperti ini, aku lumayan kesepian juga. Tidak ada teman untuk berbincang, ternyata lebih menyedihkan dari yang aku bayangkan. Kamarku sangat sunyi, yang terdengar hanyalah suara mobil yang berlalu lalang di bawah sana dan suara beberapa orang yang melintas di dekat bangunan ini.
Aku merindukanmu...
Heheh... Baiklah surat yang ini sampai sini saja. Aku tidak ingin menjadi emosional sebelum tidur. Aku tidak ingin membasahi bantal ku dengan air mata dan bangun dengan mata yang sembab besok pagi.
Aku menantikan balasan darimu, aku sangat menantikannya. Hiduplah dengan benar walaupun aku tidak ada lagi di sisimu, oke?
Sincerely,
Park Chaeyoung