Re:Letter (1)

640 79 1
                                    

1 November 2020
Seoul, Korea

Chae
Maaf, aku baru menerima surat-surat mu hari ini. Aku mengambil langkah besar setelah menyadari bahwa kau telah pergi, aku masih dalam fase adaptasi saat ini.

Aku memutuskan untuk membaca surat mu satu persatu tiap bulan, sekaligus membalasnya. Jadi, jangan balas surat ku sebelum semua surat mu terbalas, mengerti? Aku tidak ingin ada keterburu-buruan di antara kita.

Saat menulis surat ini, ketahuilah bahwa aku sangat marah dan kesal padamu. Bagaimana mungkin kau pergi ke Jepang tanpa memberi tau ku? Kau tidak menyayangi nyawamu lagi rupanya, heh?

Tapi aku mengerti, alasan kenapa kau melakukan itu. Aku sangat mengerti Chae.

Pertama aku ingin mengucapkan selamat atas pekerjaan baru mu, mungkin tidak baru lagi saat surat ini menyentuh tanganmu heheh. Aku tau betul bahwa kau sangat menyukai kopi, kau sering membuatkan ku kopi di pagi hari meskipun kau tau kalau aku tidak menyukai minuman pait itu. Tapi jika kau yang membuatnya, aku rasanya bisa menikmati rasa pait nya.

Pada awalnya aku sempat bingung saat kau mengambil jurusan akuntansi dulu, aku pikir kau akan mengambil pendidikan tentang kopi dan barista karena itu adalah passion mu. Aku tidak bertanya karna kau terlihat baik-baik saja.

Setelah masuk masa akhir kuliah kau mulai jarang membahas tentang kopi dengan ku, aku pikir kau mulai berubah dan tidak begitu menyukai kopi lagi seperti sebelumnya, tapi sepertinya aku salah.

Aku tidak bertanya padamu, aku terlalu terbuai dalam kasih yang kau curahkan. Aku terlena hingga aku tidak menyadari bahwa kau mulai kehilangan dirimu untukku.

Aku harap kau bisa hidup bahagia dengan melakukan apa yang kau inginkan saat ini Pasta, aku yakin semua pelanggan cafe itu sangat menikmati kopi yang kau buat. Teruslah bekerja dengan hatimu yang indah itu, maka para pelanggan pun bisa menikmati rasa pait dari kopi buatanmu.

Kau bilang apartemen mu terletak di lantai 3 kan? Aku yakin pemandangan dari apartemen itu indah meskipun berada di sudut kota. Lagipula kenapa seorang Park Chaeyoung bisa jatuh miskin di negeri orang? Kenapa kau tidak membawa tabungan kita pergi? Tabungan itu kau tinggalkan di apartemen kita, padahal lebih dari setengah uang yang ada di sana adalah milik mu. Dasar bodoh!

Dan jangan mengatakan bahwa kau kesepian Pasta!

Meskipun jarak membentang di antara kita, kita tidak pernah terpisah jauh, karna hubungan kita tidak menghitung jarak melainkan diukur dengan hati.

Jika kamarmu terasa sunyi, pejamkan mata dan bayangkanlah aku. Ingatlah suaraku saat memarahimu karna menghabiskan stok makanan di kulkas, ingat suara tawaku saat kau menyampaikan lelucon yang garing, ingatlah suara kita saat bernyanyi bersama di rooftop apartemen dengan langit malam bertabur bintang menjadi atap nya.

Aku merindukan mu Roseanne Park....

Hhh... Siapa yang menaruh bawang di sini?

Baiklah! Suratku hari ini sampai sini saja, aku tidak ingin menangis sebelum tidur karna mengingat seorang gadis yang sering mengendap di malam hari untuk mencuri Snack milikku.

Sincerely

Kim Jisoo




ChaeSoo ONESHOT/SHORT STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang