Terik dikamis siang cukup membuat siapa saja enggan keluar. Banyak dari mereka melipir ke kantin dan toko penjual minuman dingin untuk menyegarkan tenggorokan. Tak terkecuali wen, dia habis dari perpustakaan fakultas buat minjam beberapa buku buat tugasnya dan karena panas akhirnya ia ikut melipir ke kantin untuk beli teh pangkal.
"Jem, yang maba dibawa jef kemarin gimana?"
"Gatau gue, kemarin pingsan kayanya cuma buat ngehindar doang"
"Tapi kok gue emang ga pernah liat dia di barisan maba ya"
"Perasaan lo aja kali"
Nggak sengaja saat ia mendudukan diri di bangku kantin ia malah mendengar percakapan dua orang yang kemarin seinget wen jadi panitia ospek. Satunya bernama jema, wen kenal dia karena jema cukup famous dikalangan anak kampus. Tapi jema bukan anak BEM atau himpunan jurusan manapun, ia hanya ikut oprec panitia dan akhirnya terpilih jadi komdis.
Wen yang menyadari bahwa topik yang mereka bawa bersangkutan dengan temannya, dena. Ia ingin melayangkan protes kalau dena itu bukan maba dan kalau pun ia menghindar juga itu sah-sah saja karena emang itu bukan tugas dena.
Tapi sekarang ia harus simpan emosi dulu, salah langkah sedikit masalah dena malah makin rumit. Jadi ia memilih diam dan menyimak, biarlah dikata menguping ini juga demi sahabatnya.
"Udah kenyang ni, balik yuk jem"
"Yok dah. Mau ketemu jefan abis ini gue"
"Ciee"
Setelahnya dua orang tadi pergi, meninggalkan wen yang saat ini menyimpulkan bahwa cewek bernama jema tadi ada sesuatu dengan jefan. Dan yang terjadi kemarin adalah cewek tadi ingin terlihat keren dimata jefan. Oke wen you doing great job, batinnya.
.....
"Don ngapain lo kesini?"
"Nyamperin lo lah, kan gue punya janji traktir lo BR"
"Iya sih, gue aja lupa. Tungguin dulu kalau gitu, gue mau ganti"
Entah gimana disiang hari yang panas itu doni tiba-tiba ingat akan janjinya sama dena buat traktir Baskin Robbins. Dan karena cuaca yang mendukung akhirnya ia ngajakin dena buat makan ice cream hari ini. Pas emang buat makan yang dingin-dingin.
"Dah nih, yuk", dena datang dengan celana jeans hitam serta kemeja baby blue dan rambut yang digerai, tak lupa make up tipis yang ngebuat Doni hampir oleng kalau ga inget yang di depannya ini sepupunya.
Doni buru-buru nyambar kunci yang tadi ia letakkan di meja lalu berdiri "yuk, btw ini cuma makan ice cream lho. Ga salah lo dandan menor?", komentarnya
"Ya enggak, perasaan make up gue biasa aja cuma pake bedak ama liptint kok" protes cewek itu. "Ini motor lo mana dah don?"
"Emang gue bilang bawa motor?, Panas anjir, ntar gue item"
"Kan gue nanya doni. Lagian sok-sokan bawa mobil lo. Padahal SIM aja baru dapet kemarin lusa" ejeknya
"Ya biarin, daripada lo gabisa nyetir mobil" doni membalas ejekan dari dena, hal itu terus berlanjut sampai dua orang bersepupu ini sampai di mobil.
......
Doni dan dena sekarang lagi keliling mall, kata doni ga afdol kalau sampe mall ga beli apa-apa. Iyain aja terserah doni.
"Heh don, ini lo ga lagi ngejebak gue kan?"
"Ngejebak apaan?"
"Ya siapa tau lo diem-diem ngajakin mas-mas cungkring kemarin"
"Kagalah, ge'er amat lu. Lagian bang jef mana mau ketemu maung kaya lo"
Dena ga ngejawab omongan dari doni, tapi diam-diam dia melayangkan sebuah keplakan dikepala cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Hati | Park Jae (Day6) [✓]
ChickLitIt's about Jefan yang lagi bucin too much sama cewek yang tingginya 160 cm nggak nyampe. ©Bloomisher Juli 2020