Sakit

1.2K 178 6
                                    

Jum'at harusnya menjadi hari paling ditunggu bagi mahasiswa yang ga ada mata kuliah dan jadwal tambahan dihari itu.

Tak terkecuali dena. Hari jum'at tiap dua minggu sekali adalah jdawal dimana ia akan pulang ke rumahnya, harusnya sih.

Namun pada kenyataannya gadis itu hari ini malah dilanda sakit kepala gara-gara kebanyakan nangis kemarin. Iya drama ia menangis berlanjut saat dia sampai kosan. Dan seperti biasa ia akan tertidur karena lelah.

Tapi paginya saat ia mau bangun, tubuhnya terasa lemas dan bergetar. Sekitarnya menjadi berputar dikepala, bisa dipastikan dia gagal pulang kali ini.

Ditambah fakta, bahwa sebelum menangis ia makan ice cream dengan doni menambah daftar hadir flu pada sakitnya kali ini. Akhirnya dengan berat dia menelpon sang ibu untuk memberitahu bahwa ia tidak bisa pulang minggu ini.

Tut...

Dering ketiga telponya diangkat oleh pihak seberang, dengan suara serak dena berbicara dengan sang ibu lewat telepon.

"Iya bu, nanti dena cari obat"

"...."

"Gaparah kok, gaperlu ke dokter nanti juga sembuh. Salam buat ayah ya"

"....."

"Walaikumsalam"

Benar, dena sekarang lemas lalu bagaimana ia akan membeli obat ke apotik. Minta tolong wen dena ngerasa tidak enak, pasti wen juga pulang hari ini.

Kalau doni, anak itu jarang bisa diharapkan. Jum'at seperti ini pasti dia sibuk dengan band yang entah apa namanya dena lupa.

Jadi harapan satu-satunya, dia memanggil gofood dan pergi ke toko sebelah kostan untuk membeli pereda pusing dan flunya. Semoga ada.

Selesai dengan aplikasi gofoodnya, dena bersiap dengan cardigan dan rambut cepol asalnya tak lupa wajah putih yang kini terlihat pucat. Ia akan membeli obat sambil menunggu gofood sekalian, biar ga bolak-balik.

Begitu sampai dia bawah, ia menyadari sesuatu. Di akhir pekan seperti ini kostan biasanya akan sepi, hanya dua tiga orang yang masih bertahan didalamnya. Dena jadi sangsi, ia tidak pernah benar-benar sendiri dikostan.

Tenang, iya dia harus tenang. Beli obat lalu menunggu gofood nya terus istirahat. Iya dia hanya perlu berpikiran positif.

Sampai ditoko sebelah dia langsung menanyakan obat yang ingin dia beli yang ternyata tidak ada. Entah dia harus gimana sekarang kalau dia pake aplikasi gojek buat beli obat doang juga nanggung banget, menurutnya.

"Den ga pulang lo?"

Dena sedikit tersentak, tapi ia kembali berhasil mengontrol dirinya kembali, "engga wir, mau beli apa?"

Laki-laki tadi, wira hanya tersenyum, namun sepertinya wajah dena terlalu pucat untuk menutupi bahwa ia baik-baik saja. Dengan cepat ia meletakkan tangannya di dahi gadis itu, "den badan lo anget eh bukan ini malah panas banget. Elo sakit?"

Dena mengangguk untuk menanggapi pertanyaan Wira. Takut-takut laki-laki itu khawatir.

"Gue anterin ke dokter ya, ntar tambah parah lagi"

Tapi dena tetaplah dena, gadis itu merasa bahwa dirinya hanya demam biasa yang tidak perlu untuk pergi ke dokter untuk diperiksa.

"Enggak ah wir, perasaan lo aja kali". Dena mengecek hp nya ketika notifikasi pemberitahuan gofoodnya tertera disana, "bentar gue ambil makanan dulu"

dena meninggalkan wira ditoko dengan langkah lunglai, balita pun tau jika gadis itu sedang dalam kondisi tidak sehat.

Langkah satu-satunya yang wira lakukan adalah menelpon doni, siapa tau jika doni yang mengajak dena ke dokter gadis itu akan luluh.

Ruang Hati | Park Jae (Day6) [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang