Part 9

542 85 19
                                    

HAPPY READING

.

.

.

.

.

Author PoV

"Aku minta maaf, harusnya aku tidak mengatakan hal ini padamu," kata Seohyun, ia tengah duduk berhadapan dengan Kyuhyun di sebuah kafe yang letaknya tepat berada di depan toko bunga tadi.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak apa-apa. Harusnya aku yang meminta maaf karena Nana bersikap seperti itu padamu."

Namja itu menghela napasnya. Ia tak menyangka jika Nana akan bertindak seperti ini. Ia sangat malu, karena Nana berbicara seperti itu seakan-akan Nana mendapati Kyuhyun memiliki hubungan lebih dengan Seohyun. Dalam artian berselingkuh.

Sungguh, menurut Kyuhyun, ini sudah kelewatan. Hubungan mereka sudah selama ini dan Nana masih tidak percaya padanya?

Jika saja Kyuhyun yang tidak bertahan dan menerima semua sikap Nana dengan hati yang tulus, mungkin hubungan mereka sudah berakhir satu tahun yang lalu.

Nana itu terlalu mengekang, ia banyak membatasi hubungan Kyuhyun dengan yeoja di luar sana. Padahal, Kyuhyun hanya berhubungan dengan mereka sebatas teman atau kenalan saja. Tidak lebih, karena memang Kyuhyun tidak memiliki niat untuk berpaling.

Harusnya Nana tahu, baik perempuan atau pun laki-laki, selalu tahu ke mana jalan mereka harus pulang. Harusnya Nana tidak terlalu mengekang, karena terkadang Kyuhyun merasa di penjara saat Nana bersikap seperti itu.

"Aku harap kau tidak memarahi Nana karena dia menemuiku tadi. Aku tidak bermaksud untuk memperkeruh suasana kalian saat ini. Aku sangat menyesal karena keceplosan seperti tadi."

"Aku sudah bilang kan, kalau kau tidak salah? Hanya saja, aku tidak habis pikir, kenapa Nana bisa melakukan hal itu?"

Seohyun memainkan bunga peony yang ia beli tadi. "Dia hanya khawatir, Kyuhyun-ssi. Menurutnya, mungkin hubungan kita ini terasa janggal. Ya seperti itulah kurang lebihnya yang ada di pikiran orang yang tengah cemburu."

Seohyun terkekeh. "Padahal di antara kita tidak ada yang spesial, tidak akan mungkin lebih tepatnya. Yang benar saja, astaga."

Kyuhyun menyenderkan punggungnya di kepala kursi. "Kau pernah merasa jenuh dalam menghadapi hubungan? Ya seperti, hubunganmu dengan Jinwoo Hyung mungkin."

Seohyun menoleh, ia menyimpan bunganya di atas meja. Wajahnya tampak berpikir saat ini. "Ya, terkadang. Saat Jinwoo Oppa terlalu sibuk dengan pekerjaannya, saat kami tak memiliki waktu berdua, atau mungkin saat kami tengah bertengkar hebat. Tapi itu hal yang wajar, mungkin Tuhan sedang memberikan kami sebuah ujian, seberapa kuat kami mempertahankan hubungan."

Kyuhyun tersenyum tipis. "Ah, ya. Itu hal yang wajar, memang."

"Kau bisa bercerita jika kau mau, Kyuhyun-ssi," kata Seohyun, ia bisa melihat dari wajah Kyuhyun jika namja itu tengah menimang-nimang, mau bercerita atau tidak.

"Oh tidak. Hanya saja, aku sedang merasakan hal itu," ujar Kyuhyun.

"Aku merasa jenuh dengan hubunganku dan Nana. Maksudku, ini bukan berarti aku tidak mencintainya lagi. Aku masih mencintainya. Dari dulu sampai sekarang. Hanya saja, sikap dia yang membuatku merasa jenuh. Dia... ya dia terlalu posesif. Pencemburu, mengekang dan terlalu berlebihan saat mengkhawatirkanku. Dia juga selalu memaksaku untuk keluar dari pekerjaanku karena dia takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpaku. Harusnya dia bukan hanya menerimaku saja, tapi dia juga harus menerima pekerjaanku," kata Kyuhyun sementara Seohyun tampak menyimak pernyataan yang terlontar dari namja yang berada di hadapannya saat ini.

(Un) FaithfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang