Part 15

540 73 24
                                    

"I have a big secret."


Author PoV

Jinwoo menatap sosok yang tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit. Ini sudah hari ke lima ia berada di Sydney, mengunjungi seseorang yang ... bisa dibilang masih berharga untuknya.

Tak ada hal lain yang dilakukannya selama lima hari berada di sini selain memastikan kondisi sosok di depannya ini semakin membaik. Meskipun pada kenyataannya, tak ada perubahan sama sekali. Malah ... sedikit demi sedikit menjadi memburuk setiap harinya.

Jinwoo menghela napas, ia memainkan jari jemarinya sambil menatap sendu pada sosok yang tengah terbaring lemah itu. Detik selanjutnya, ia membawa tangannya untuk menggenggam tangan tersebut. Awalnya ragu, tapi sesuatu dalam dirinya mendorong ia untuk melakukan hal itu.

"Apa kau tidak bosan terus menutup mata?"

"Maaf baru menemuimu beberapa hari yang lalu, itu pun karena aku mendapat kabar kau masuk rumah sakit."

"Seperti yang kau tahu, aku sudah memiliki istri sekarang, aku tak bisa meninggalkannya sendirian terlalu lama. Aku juga tidak bisa meninggalkan pekerjaanku, meskipun aku ingin sekali bertemu denganmu," bisik Jinwoo.

"Meskipun sudah bertahun-tahun lamanya kita berpisah, tapi aku masih ...." Jinwoo menggelengkan kepalanya, ia melepaskan genggamannya dari sosok tersebut.

"Harusnya aku tidak seperti ini. Harusnya ... kita sama-sama saling melupakan, Hye-ah. Kita sudah mengecewakan kedua orang tua kita, aku tak ingin mengecewakan mereka untuk kedua kalinya karena masih menemuimu. Parahnya lagi, aku masih menaruh rasa terhadapmu."

Tatapan Jinwoo terarah pada pergelangan tangan sosok itu, ada banyak goresan luka yang belum menghilang sepenuhnya. Jinwoo masih ingat, bagaimana ia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri atas hal yang dilakukan sosok di depannya.

"Kau sudah berjanji padaku untuk tidak melukai dan menyiksa dirimu sendiri. Kenapa kau melakukannya lagi? Jangan membuat rasa bersalahku semakin besar karena sudah meninggalkanmu."

Jinwoo menyenderkan punggungnya di kepala kursi. "Aku tak bisa kembali padamu, tak akan pernah bisa, Hye. Mari kita sama-sama kembali ke jalan yang seharusnya, kita memang ditakdirkan untuk berjalan dengan haluan yang berlawanan."

"Seohyun membuatku merasa nyaman ketika berada di dekatnya, meskipun pada kenyataannya aku masih mencintaimu, tapi aku selalu mencoba membuka hati untuk Seohyun selama beberapa tahun belakangan ini."

Helaan napas terdengar dari namja itu. "Aku akan mulai mencintainya. Dia gadis baik dan idaman banyak orang, aku tak mungkin melepaskannya. Aku harap, dia tak pernah mengetahui perihal masa laluku, karena aku kurang yakin, dia akan tetap tinggal setelah mengetahuinya."

"Aku harap ... kau segera menemukan seseorang yang bisa membuatmu merasa begitu dicintai dengan sangat, seperti yang aku rasakan dari Seohyun."

"Ini terakhir kalinya aku menemuimu. Aku sudah lelah berbohong pada Seohyun selama ini." Jinwoo menunduk, kembali memainkan jari-jarinya.

"Aku harap ... kau segera sadar dan ... menjalani kehidupanmu dengan bahagia." Jinwoo bangkit dari posisi duduknya, dia menatap sosok di depannya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pergi dari sana.

(Un) FaithfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang