🐾🐾
Warning: Article ini joke-nya petjah.
Segala efek samping akibat chapter ini tidak ditanggung Author.
🐾🐾
⤵️⤵️⤵️
Let's jump to the story
⤵️⤵️⤵️
Ada banyak jenis tante-tante di alam semesta ini.
Tapi tante-tante di warung nasi remes depan kantor Lock-On adalah yang paling ekstrim.
Ketua dari geng fans-club Mas Adam itu adalah Riris, seorang manager marketing di bagian perusahaan. Dulu sekali, dia pernah mendaftar ke Lock-on di bidang redaksi. Tetapi tentu saja, dia ditolak karena si Adam tidak pernah menerima perempuan hingga Dewi muncul.
Begitu tahu keberadaan Dewi sebagai satu-satunya perempuan di Kantor Redaksi, Riris langsung naik pitam. Namun, setalah melihat dari kejauhan bagaimana bentuk dari anak yang dimaksud, dia langsung lega.
Gembel begitu tidak mungkin apa-apa-nya Mas Adam, bukan?
Bicara soal Adam, Riris merasakan ada keanehan yang terjadi dengan pujaan hatinya itu.
Sang Pemimpin Redaksi tidak pernah mengambil cuti sebelumnya. Pria itu seperti layaknya robot yang diatur untuk bekerja dan mengumpulkan pria-pria tampan. Tidak pernah ada sejarahnya Adam berjalan berdampingan dengan perempuan kecuali keluarganya dan Jessica yang jiwanya memang sudah tidak dianggap perempuan.
Tapi tidak cuma Adam jadi sering pulang bersama Dewi, pria itu sudah tiga hari hilang dari jagad per-Lock-On-an. Batang hidungnya tidak terlihat sama sekali. Bahkan ketika Riris bertanya kepada bu Jessicca, perempuan beringas itu hanya mengangkat bahu dan bilang, 'Orang itu isi kepalanya tidak bisa di tebak. Kau tanya saja langsung kalau berani.'
Oh, tentu saja Riris tidak berani.
Mas Adam terlalu tampan. Di mata para tante-tante warung nasi remes, tingkat ketampanannya itu setara dengan Teteyi di video Tete Bukan Boneka Jalangkung yang direbutin dua orang cowok cosplayer. Sungguh sebuah perbandingan yang sangat berfaedah.
Intinya, karena terlalu tampan, Riris bahkan tidak bisa bertahan untuk berdiri tegak kalau sudah masuk radius lima meter dari sang pemimpin redaksi.
Makanya, markas fans-club Mas Adam terletak di warung nasi remes yang berjarak beberapa puluh meter dari tempat parkir.
"Sudah berapa hari sekarang? Tiga?" ujar salah satu tante-tante yang selalu pakai make-up menor. Kita panggil saja Dipsi (nama samaran).
"Aih, Papi Tiriku," seorang tante lain (inisal: Renol a.k.a Rendang jengkol) mendesah sedih sambil menyentuh pipinya, "Apa sudah lupa sama mama, ya."
Riris yang paling muda dan paling waras dan beringas di antara kawanan tante-tante ini langsung mengangkat teh esnya dan berujar, "Jangan sedih Sugar Dammy Army! Hari ini, Papi Tiri kita pasti akan datang ke kantor!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS ADAM!
RomansaPemimpin Redaksi minim ekspresi yang tampan, Mas Adam, berusaha memonopoli bawahannya demi memuaskan hasratnya terhadap hobi yang tidak normal. Sang bawahan yang terjebak kemiskinan, Dewi, mencoba menguak misteri terbesar atasannya, Apakah Mas Adam...