CHAPTER 03
"ELO..?!"Baik Jennie maupun Lisa sama² mendelik.
Kesialan macam apa ini? mereka bertemu lagi setelah mati²an Jennie bersumpah gak bakal mau ketemu dia tapi ternyata..
"Loh? kalian udah kenal?"
Chaeng yg baru selesai menaruh tas carriernya kebagasi mobil ikut heran melihat Jennie dan Lisa saling sapa.
"chaeng, dia yg udah maksa gue buat nyium bibir dia malam itu!"
Teriak Jennie penuh emosi. Dia kesal setiap kali mengingat malam dimana dirinya terpaksa mencium bibir Lisa.
"WHATS?! -Jisoo
"JAN-CUK!" - Wendy
"Lisa?" -Seulgi
"Ciuman?" -Irene
"Serius?" Tanya Chaeng lebih syok dari yg lain.
Sekarang semua mata tertuju pada Lisa. Seseorang yg selama ini terlihat cool nampak kikuk mendapatkan banyak sorot mata yg meminta penjelasan.
"Gila, bisa mesum juga ya lu lis?" tutur Wendy merasa tak percaya.
"gak nyangka gue" sembari melongo jisoo berucap.
"runtuh sudah ekspektasi gue selama ini tentang Lisa yg cool" irene geleng² tak percaya.
"Cool? kamu suka sama Lisa?" tiba² seulgi bersuara.
"Ck, enggak lah bear. Aku kan pacar kamu. Aku sukanya cuma sama kamu"
Irene mencubit gemas pipi Seulgi untuk meredam amarah si beruang jangkung itu.
"e-enggak! gue gak pernah maksa dia buat nyium gue" Jelas Lisa membela diri.
"lo gak usah bohong deh. gara² loe, mental gue jadi terganggu. gue merasa terlecehkan setelah kejadian malam itu"
Lisa mendelik dan langsung berjalan mendekati Jennie.
"Gue gak pernah ya maksa loe, gosah ngarang"
"emang bener kok!"
"heh, Loe yg ngedekitin gue terus nyium bibir gue waktu itu. Jangan pura² amnesia loe!"
"ya itu karena loe yg minta biar gue bisa dianterin pulang kan?!"
"kenapa loe lakuin? loe bisa nolak dan nyari tebengan lain kok"
"Gak ada tebengan lain selain loe. Terus gue harus apa? Gue gak punya pilihan lain. Dan loe dengan jahatnya nyari kesempatan disituasi gue yg terdesak"
"Gue gak pernah nyari kesempatan! Emang loenya aja yg pengen nyium bibir gue. Pake nuduh yg enggak² segala"
"Na-jis! Loe pikir loe siapa? sedikitpun gue gak tertarik sama orang kayak loe!"
"heh, gue juga gak tertarik sama cewek kayak loe, gam-pa-ngan!"
"kurang ajar!"
PLAK!
Sontak Chaeng, Jisoo, Wendy, Seulgi, Irene mendelik melihat Jennie menampar Lisa dengan begitu keras.
"Tau gini, gue sedia popcorn tadi" celetuk wendy yg langsung disikut Jisoo.
"napa sih loe" -Wendy
"shtt, jangan berisik" -jisoo
"Nyesel gue nebeng sama loe! Nyesel gue pernah ketemu orang kurang ajar kayak loe!"
"Dan gue jauh lebih nyesel dari loe. Harusnya gue biarin aja loe luntang lantung di tengah jalan. Sukur² kalo ada yg nabrak. Biar populasi manusia yg gak tau terimakasih kayak loe, berkurang di bumi"
"Loe tu ya.."
"apa?"
Chaeng dibuat frustasi melihat kedua temannya saling nyolot dari tadi. Dua²nya sama² keras kepala.
"udah dong bernatemnya"
"DIEM!" bentak Jennie dan Lisa berasamaan.
Baiklah, Chaeng bungkam.
"gara² loe.. harga diri gue jatuh" tunjuk Jennie tepat didepan wajah Lisa.
Rahang Lisa sontak mengerat.
"denger ya, gue.. gak pernah maksa loe.. buat nyium gue.. Gue bikin syarat segila itu.. karena gue males nganterin pulang orang yg gak gue kenal.. Tapi loe.. dengan begonya malah beneran nyium bibir gue.." lisa menurunkan tangan Jennie yg tepat menunjuk wajahnya.
"Dan sekarang, loe bikin fitnah yg enggak², nuduh gue ngelakuin pelecehan, terus loe bertingkah seakan loe bener² korban disini, menggiring opini, dan temen² gue percaya sama semua omong kosong loe. Sekarang loe puas? hah?"
Tatapan mata Lisa begitu mengerikan, Jennie mulai ketar-ketir. Secara postur Lisa jauh lebih tinggi dan sudah pasti lebih kuat secara fisik.
"kalo aja loe bukan cewek.. udah habis loe gue pukulin!" kecam Lisa kelewat dingin.
Lisa langsung pergi masuk kedalam mobil mengambil tempat disamping kursi kemudi.
Biasanya Lisa yg menyetir, tapi moodnya sedang tidak baik sekarang. Mungkin Seulgi atau Wendy yg akan menggantikannya.
"l-loe gpp kan Jen?" tanya Chaeng merasa khawatir pada Jennie.
"gue mau pulang, gak mau ikut" ujar Jennie lirih.
Pada akhirnya gadis itu menangis juga.
"ck jangan gitu dong Jen. Loe kan udah bilang mau ikut"
"Loe gak liat gimana kelakuan temen loe yg itu?!"
"Dia kebawa emosi doang. Ntar juga balik"
"loe gak mikir perasaan gue?"
"Jen"
"S-sorry ganggu, kita jadi berangkat gak?" Tanya Jisoo menghampiri Chayoung dan Jennie.
Chaeng menatap Jennie meminta pengertian.
"udah gausah dipikirin. Lisa kalo marah bentar doang kok. Ntar juga dia balik lagi" tutur Wendy menguatkan Jennie yg nampak terpukul.
"Ikut aja, barang kali nanti kalian bisa baikan" ajak irene menggenggam kedua tangan Jennie.
"udah jam delapan lewat nih. Takut kesiangan" kata Seulgi mengingatkan bahwa perjalanan menuju lokasi lumayan jauh nanti.
"jadi gimana?" Jisoo menunggu kepastian.
"kalian aja yg berangkat, gue enggak" Jennie mengusap matanya seperti anak kecil.
"yaudah kalo gitu mending batal. Loe udah bilang mau gabung kita² itu artinya loe udah jadi bagian dari tim ini. Kalo loe gak ikut, berarti rencana batal" Jelas Wendy yg tumben banget bijak, biasanya sableng.
"iya, mending batal" sambung yg lain.
Jennie menatap wajah Chaeng dan teman² chaeng yg lain. Mereka baru hari ini mengenal Jennie, tapi rasanya seperti sudah bertahun² berteman.
Jennie yg terbiasa egois entah kenapa luluh dan tak tega mengacaukan rencana Chaeng dan teman²nya.
"jangan dibatalin" kata Jennie.
"Tapi loe harus ikut Jen" -Chaeng
Jennie mengangguk menyetujui ucapan Chaeng. Detik itu senyum merekah terbentuk diwajah Chaeng, Jisoo, Wendy, Irene dan Seulgi.
"Selamat bergabung, Jennie" kata Irene memeluk Jennie diusul pelukan dari yg lain.
Sementara seseorang didalam mobil hanya memutar malas bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA : LOVE MOUNTAIN
Mystery / ThrillerBerawal dari ciuman terpaksa, keduanya menjadi musuh yg saling membenci. Namun siapa sangka, Lisa dan Jennie kembali dipertemukan dalam suatu rencana pendakian di Love Mountain. Sebuah gunung dengan sejuta misteri. Pantangan bagi setiap pendaki digu...