Love Mountain : 01

12.8K 892 49
                                    

CHAPTER 01

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CHAPTER 01


Jennie terhuyung didalam mobilnya yg tiba² mogok.

"what the hell! kenapa sih ini mobil"

Berkali² Jennie mencoba menyalakan mesinnya kembali tapi hasilnya nihil. Mobilnya tetap tidak menyala.

"ah, rese! masa mogok lagi sih"

Stir yg tak salah apa² menjadi pelampiasan kekesalan Jennie. Dia mengambil ponsel dari dalam tas lalu keluar dari mobil itu.

"dua minggu yg lalu baru aja dibawa ke bengkel, udah mogok lagi. Rewel banget loe jadi mobil" maki Jennie pada mobilnya sendiri.

Belum beres satu masalah, datang lagi masalah yg lain. Ponsel Jennie drop.

"oh my fucking god please, hidup gue kenapa sih! udah mobil mogok, sekarang hp juga mati. ish..!!"

Bodoh, Jennie menendang ban mobil dengan cukup keras, "aw! sakiiiiit" rengeknya.

Pada akhirnya Jennie luntang lantung menunggu pengendara mobil ataupun motor melintas. Tapi tidak ada, sedari tadi jalan sepi.

Perasaan was² mulai muncul dibenaknya. Refleks Jennie memeluk dirinya sendiri sembari mengusap lengan.

Sekarang dia harus apa?

Tin.!! Tin..!!

Jennie membalikkan badan, pupil matanya melebar sempurna.

"Aaaaaaaa..!!!"

Bukannya menghindar, Jennie malah berjongkok ditengah jalan sambil menutupi wajahnya yg semakin jelas tersorot lampu kendaraan didepan sana.

Matanya terpejam. Beberapa detik kemudian suara motor itu tak lagi terdengar.

Wait, apa Jennie sudah mati?

Mata Jennie sontak terbuka. Panik, jennie memeriksa keadaannya. Dia baik² saja? tidak ada darah, tidak ada luka. Sakit juga tidak ada.

"heh.. ngapain ditengah jalan"

Pergerakan Jennie seketika terhenti. Ia mendongak dan mendapati seseorang berdiri dihadapannya.

"Loe begal ya?" ucap orang itu asal.

Jennie dibuat melotot, ia bahkan langsung berdiri detik itu juga.

"Kurang ajar! mata loe buta ya? mana ada begal secantik gue"

Orang itu hanya menatap Jennie datar. Tubuhnya tinggi. Rambutnya lurus sebatas bahu. berponi. Dia mengenakan sweater hitam. Jeans biru muda dengan robekan besar dikedua lututnya. Sepatu sneaker putih.

"kalo bukan begal terus apa? cewek frustasi yg mau bunuh diri ditengah jalan sepi?"

Jennie kembali mendelik.

"ya ampun, hei.. hidup gue udah sangat bahagia. Buat apa gue frustasi coba?" balas Jennie.

Orang itu tak bergeming. Hanya memandangi Jennie.

"mobil gue mogok, ponsel gue mati. Dari tadi gue nunggu pengendara lewat dan kebetulan loe doang yg lewat"

Lagi² orang itu hanya diam. Jennie malah dibuat kikuk oleh tatapannya.

Ayolah, Jennie harus pulang. Malam semakin larut dia tidak mungkin bisa mencari altenatif lain selain meminta bantuan gadis jangkung itu untuk mengantarnya sampai kerumah.

"Bisa anterin gue pulang gak?"

Seakan balas dendam, gadis jangkung itu tertawa hambar.

"gak, gue bukan gojek" balasnya dingin.

Dengan santai gadis jangkung itu berbalik berjalan menuju motor vespanya, memasang helm porroro, lalu menaikan standar.

Sungguh Jennie dibuat tercengang dengan jawaban ketus orang itu.

"g-gue bayar berapapun yg loe mau asal loe anterin gue pulang"

Baru kali ini harga diri seorang Jennie jatuh. Gadis cantik yg terkenal arogan itu terpaksa memohon² pada seseorang yg bahkan tak pernah ia kenal sebelumnya.

"loe cari aja tebengan lain"

Orang itu benar² tak memperdulikan Jennie. Dia menyalakan mesin motornya dan hendak pergi begitu saja.

Tapi sebelum itu terjadi. Jennie telah lebih dulu berdiri didepan motornya dan menghalangi jalan orang itu.

"gue mohon.. pliiisss.. loe gak kasian sama gue? cewek sendirian tengah malam ditempat sepi kayak gini. Kalo gue kenapa² gimana?"

"bukan urusan gue, minggir!" ucapnya dingin.

"loe minta berapa gue bayar sekarang juga?!"

Gadis Jangkung itu menatap dalam mata Jennie. Tiba² dia mematikan mesin motornya lalu melepas helm.

"loe bener² pengen gue anter pulang?"

Jennie mengangguk. Orang itu menatap manik mata Jennie semakin dalam. Hingga sebuah kalimat keluar dari mulutnya dan berhasil membuat Jennie melotot.

"cium bibir gue.. baru gue mau nganter loe pulang"

Bak sambaran petir di siang bolong. Jennie dibuat terkejut terheran².

Seumur hidupnya, baru kali ini ada seorang gadis asing yg entah darimana asal usulnya, meminta sebuah ciuman di bibir? GILA!

"kenapa? kaget?"

Orang itu nampaknya sengaja membuat Jennie tak berkutik. Lihatlah, dia tertawa remeh karena tau kalau Jennie tak akan mau melakukannya.

Tubuh Jennie terasa kaku. Jennie meneguk liurnya sebab kerongkongan gadis itu terasa kering. Debar jantung Jennie menjadi². Sedari tadi Gadis jangkung itu menatap dalam matanya.

"Gak mau?"

Jennie masih tak memberi respon apapun.

"yaudah loe minggir. gue mau lewat" ucapnya ketus.

Gadis jangkung itu kembali ingin memasang helmnya. Tapi,

"tunggu!"

Setengah sadar Jennie berucap.

Gadis jangkung itu mengangkat alisnya. Ia meletakkan helmnya pada spion. Matanya melebar melihat Jennie berjalan mendekat. Sungguh, tadi itu dia hanya main².

Jennie menangkup wajah gadis jangkung itu penuh kendali. Perlahan Jennie mendekatkan wajahnya. Hembusan nafas segar menerpa.

Cup.






JENLISA : LOVE MOUNTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang