CHAPTER 08Kicauan burung dan cahaya matahari membangunkan Jennie dari tidur panjangnya.
Ralat, lebih tepatnya dari dari pingsan yg menyakitkan.
Sekujur tubuh Jennie terasa nyeri. Dimana dia sekarang? Jennie menatap dedaunan rindang diatas sana. Saat Jennie hendak bangun tiba²..
"Jangan gerak"
Tubuh Jennie spontan kaku. Angin bertiup. Jennie merasa terayun². Setelah cukup sadar dimana dia sekarang, Jennie melotot.
Dia tengah tersangkut disebuah batang pohon yg menjuntai ditepian jurang. Jennie mendengar arus air dibawahnya refleks kepalanya menunduk. Kembali mata gadis itu dibuat mendelik. Sungai deras benar² mengalir dibawah sana.
"Gue bilang jangan gerak! kalo loe banyak gerak, batang pohonnya patah!" Bentak Lisa.
Dari tadi dia bingung mencari cara agar Jennie selamat.
Lisa sempat ingin menghampiri Jennie dan membawa gadis itu ke tempat yg lebih aman. Tapi batang pohon yg menahan tubuh Jennie nampak rapuh. Kalau lisa ikut menginjaknya, bisa² mereka berdua terjatuh.
Alhasil, Lisa hanya bisa menunggu sampai Jennie bangun.
"gue kenapa bisa ada disini?!" teriak Jennie sambil menangis.
Nyawa gadis itu berada diujung tanduk sekarang. Jennie tak pandai berenang. Lagi pula jatuh kebawah sana cukup untuk membuat tulang² patah. Bahkan mungkin tewas dengan keadaan tubuh remuk dan bersimbah darah.
"loe bisa gelantungan kesini gak? gue tahanin batang pohonnya biar gak patah" ketus Lisa.
"Loe pikir gue turunan kera?! mana bisa gue gelantungan, bego!" Jennie menghapus airmatanya.
"Iya gue lupa, loe bukan turunan kera, loe turunan setan dari neraka jahanam.. mau ditolongin bukannya baik² malah ngatain orang bego. Mati aja loe sono"
Detik itu juga Jennie mendelik mendengar omongan Lisa yg sama sekali tak berotak.
"L-loe mau kemana?!"
Jennie tadinya hendak kembali mengumpat, namun justru dibuat panik melihat Lisa ingin beranjak pergi.
"Loe gak boleh pergi, Loe harus tolongin gue dulu"
"Loe tolongin aja diri loe sendiri!"
"Gue bisa mati kalo gue jatoh!"
"bagus lah, daripada loe hidup nyusahin orang mulu"
"Lisa, gue mohon!"
Lisa tak menggubris sama sekali. Setelah membenarkan ikatan kain ditelapak tangannya yg robek, Lisa beranjak pergi.
"LIS-"
kreekkk.. Tak!
"AAAAAA!!!" Teriak Jennie histeris.
Tubuh Lisa spontan berputar. Melihat Jennie benar² terjatuh, mata Lisa melotot.
Tanpa memikirkan resiko sedikitpun Lisa langsung berlari lalu melompat ke dalam jurang itu juga.
Lisa berusaha meraih tangan Jennie yg terulur kearahnya, lalu saat kedua tangan itu saling meraih, Lisa menarik Jennie ke dalam pelulannya.
Beberapa detik kemudian..
BUK!!
Mereka mendarat dilokasi yg tidak tepat. Bahu lisa menghantam batu sungai. Keduanya terguling dan terbawa arus sungai yg deras.
Sekuat tenaga Jennie memeluk Lisa. Lengan gadis itu sempat bergesekan dengan batu sungai yg kasar hingga lecet.
Sementara Lisa berusaha meraih batang pohon yg patah tadi menggunakan satu tangan yg masih bisa digerakkan.
Mereka terbawa arus sangat jauh. Beberapa kali terbanting menghantam bebatuan. Tenggelam dan kembali mengapung.
Sungguh hanya keajaiban alam yg bisa menyelamatkan keduanya dari tragedi yg mengerikan ini.
Lama Jennie dan Lisa terombang-ambing tak tentu arah di sungai tersebut. Hingga arus sungai perlahan mereda dengan sendirinya. Pertanda bahwa mereka telah sangat jauh dari lokasi semula.
Lisa mulai mengayuhkan kakinya agar bisa mencapai tepian sungai. Tubuhnya menggigil, air sungai pagi hari benar² dingin. Beruntung keduanya tak terkena hiportermia.
Dengan bantuan batang pohon yg mengapung itu Lisa dan Jennie akhirnya bisa selamat sampai ke tepi.
Lisa menyuruh Jennie naik ke daratan terlebih dahulu. Lalu dirinya dengan sisa² tenaga yg tidak seberapa. Tubuh mereka basah kuyup dengan luka² yg lumayan parah. Terlebih Lisa.
Dia tergeletak tak berdaya, satu tangannya langsung menutupi wajah. Gadis jangkung yg dikenal kuat oleh teman²nya itu.. pada akhirnya menangis.
Lisa menangis karena merasakan sakit luar biasa dibahu kirinya yg patah.
"l-lisa" panggil jennie ragu.
Dia melihat tubuh Lisa gemetar seperti orang menangis. Tadinya ia pikir Lisa hanya kedinginan tapi setelah memperhatikan lebih lama, Jennie sangat yakin bahwa Lisa menangis.
"l-loe kenapa? heh!" Dengan lancang Jennie menyingkirkan tangan yg menutupi wajah Lisa.
Namun secepat kilat lisa kembali menutupi wajahnya.
"L-loe kenapa sih? LISA LOE KENAPA?!" bentak Jennie ikut khawatir.
Tanpa sadar dia bahkan ikut menangis melihat keadaan Lisa yg tak seperti biasanya.
"Lisa jangan gini dong! gue gak suka!" protes Jennie mengguncangkan tubuh Lisa cukup kuat.
"BAHU GUE SAKIT!" akhirnya Lisa membentak.
Sudah sekuat mungkin Lisa menahan sakitnya, tapi guncangan Jennie justru memperparah rasa sakit itu.
Lisa pun bangun untuk duduk. Rahangnya mengerat dengan tatapan tajam Lisa menatap Jennie. Dadanya kembang kempis. Emosinya telah sampai diubun².
Lisa masih tak mengerti kenapa dia mau menyelamatkan gadis yg selalu merepotkannya bahkan hingga mencelakai dirinya sendiri.
Tiba² kepala Jennie menunduk, airmata mengalir dari sudut mata gadis itu.
"maaf" ucapnya lirih.
"gara² gue loe jadi kayak gini"
Jennie terisak menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"gue salah"
"harusnya gue dengerin omongan loe"
"gue minta maaf"
"gue bener² minta maaf"
"maaf"
Tangis Jennie semakin pecah. Untuk pertama kalinya dalam hidup Jennie dia merasa benar² bersalah. Selama ini jennie tak pernah mau kalah. Hidupnya hanyalah tentang menyalahkan orang lain.
Sekarang dia tidak memiliki siapapun kecuali Lisa. Kalau sampai Lisa benar² meninggalkannya sekarang, Jennie tak tau lagi bagaimana nasibnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA : LOVE MOUNTAIN
Mystère / ThrillerBerawal dari ciuman terpaksa, keduanya menjadi musuh yg saling membenci. Namun siapa sangka, Lisa dan Jennie kembali dipertemukan dalam suatu rencana pendakian di Love Mountain. Sebuah gunung dengan sejuta misteri. Pantangan bagi setiap pendaki digu...