"Ck..Tangan belum sembuh aja tingkah"ujar Abrar dari jendela kelasnya.
"Rasain heh.."batin Asti tersenyum miring nan bangga.
Derin mendongak melihat Asti yang meremhkannya mulai itulah Derin yakin Kakak kelasnya ini punya niat lebih untuk mencelakainya.
Derin langsung saja bengun dan detik setelahnya menyerang Asti membuat Asti yang kurang cekatan mengaduh kesakitan karena tangannya dipelintir ke belakang dan Derin membuatnya terjongkok.
Semua tercengan gerakan secepat itu untuk anak baru??
Pak Andi bertepuk tangan keras memecah keheningan dan membuat yang lain ikut bertepuk tangan.
"Aku enggak tau kakak ada masalah apa sama aku..tapi aku bisa tau kakak ada dendam sama aku..maaf kakak cantik"bisik Derin pada Asti yang makin geram pada adik kelasnya ini.
Derin melepaskan tangannya sambil mengibas"kannya karena rasa sakit di pergelangan tangan kirinya mulai sakit lagi.
Meski Derin merasa sakit di pergelangan tangannya yang masih dibalut perban kain ia senatiasa tersenyum menanggapi tepuk tangan teman"beladiri yang lain.
Ia berjalan menuju pinggiran tempat semulanya tadi sambil sedikit menyeret kaki kanannya lebih tepatnya terpincang pincang akibat salah memijakan kaki tadi.
Setelah semua latihan selesai Ekstra beladiri di akhiri untuk pertemuan hari ini.
"Er..duluan yak..good job girls.."pamit Arif sambil mengacungkan jempol kemudian melambaikan tangannya.
Derin keluar kelasnya sambil menenteng tasnya dibahu kanannya dengan perasaan tenang karena tidak ada yang akan tahu kalau ia terpincang"seperti ini.
Mungkin hanya Akbar yang tahu karena dia selalu pulang paling akhir dan mengelilingi sekolah terlebih dahulu karena Akbar memberitahunya kemarin waktu Derin tengah ditinggal teman"nya.
Flashback..
"Jawab..budek.."ucap Akbar lagi.
Derin melangkah acuh tak acuh melewati Akbar tanpa menghiraukan Akbar.
"Serah..."ujar Derin tak jauh dari Akbar."GUE SELALU PULANG TERAKHIR..INGET ITU!!"pekik Akbar.
"Wle..."ujar Derin mengejek.
Flashback off
"Moga aja ilang tuh anak kakak kelas disini ngeselin semua huuhh"gerutu Derin sambil terus melewati koridor.
"Cil..!"ujar Akbar sambil menepuk bahu kanan Derin tiba tiba membuat Derin kaget dan langsung memelintir tangan Akbar sampai ke belakang badannya dan mengaduh kesakitan.
"Shit..cill!!lepasin sakit bego!!"Adu Akbar sedikit berlebihan.
"Sorry reflek..."Derin melepaskan tangannya lalu merapikan seragam beladiri berwarna hitam yang ia kenakan.
"Dah pinter yeh..lo cil..Tian aja kalah.."celetuk Akbar.
"Gitu aja terbang woii"sambung Akbar melihat Derin tersenyum".
"Saye suka..saye suka "ujar Derin menuru teman si kembar di tv.
Ide jahil terlintas di pikiran Akbar.
"hehehe..."ujarnya Sambil tersenyum licik.
Akbar menendang pelan lutut belakang kaki kanan Derin,tubuhnya yang mengahadap Akbar terhuyung kebelakang akan jatuh.Akbar mengukurkan tangannya kelewatan sekali padahal ia tak akan memikirkan Derin sampai jatuh seperti ini.
"Bar!!....."Derin akan menyahut dasi Akbar agar tidak sampai jatuh tapi Dasi itu gagal ia genggam kini Derin hanya pasrah merasakan sakit jika sampai tubuhnya membentur lantai koridor yang keras ini.
Derin memejamkan mata bersiap diri mengahantam lantai.Dunia dirasa sedang melambat.
Duk...
Punggung Derin membentur tapi ia merasa tak sekeras lantai.Derin masih diam memejamkan mata dan semua mematung ditempat.
Derin membuka matanya perlahan dilihat didepannya wajah Akbar tampak membeo dan heran masih tetap mengulurkan tangannya.Akbar menunjuk dengan arah pandangnya Derin paham langsung sedikit
Berbalik alangkah terkejutnya Derin ketika ia tahu ternyata ia jatuh di punggung Abrar bukannya di lantai."Hah!!!aw..ashh..."kaget Derin sambil menahan rasa sakit dikakinya akibat pergerakan mendadak.
Abrar berbalik badan menatap dingin kedua orang didepannya.
"Eh..Brar..lo gak papa kan cil.."ujar Akbar memecah keheningan.
"Gimana sih Bar...kelewatan banget..mau dipanggil bk lo..?"ujar Abrar sambil memukul lengan Akbar memang sudah kelewatan Akbar itu kalau Derin gagar otak gimana?!.
"Hehehe..maaplah..maap cil..gue sengaja.."ucap Akbar sambil cengengesan.
Mata Derin dan Abrar sempat bertatapan sebelum Abrar pergi dari sana."Woee...cill.."ucapan Akbar membuyarkan lamunan Derin.
"Napa lo..."sambung Akbar.
"Kaga...anterin gue pulang gih..udah ayok.."
Derin menarik dasi Akbar sambil berjalan menyeret Akbar."Seenaknya aja lu sama kakak kelas cil!!ga sopan"gerutu Akbar sambil menjitak kepala Derin.
"Yah..maap lo udah kek temen gue sendiri..hew!!"ujar Derin sambil menepuk bahu Akbar.
Derin diantar pulang Akbar naik sepeda karena jarak rumah Akbar dengan sekolah tidak terlalu jauh begitu dengan Abrar dan sebagian besar murid disini.Derin lebih suka berjalan kaki lebih sehat.
Derin duduk diboncengan belakang dan Akbar terus mengayuhkan pedal sepedanya melewati jalan kompleknya rumahnya dilewati terlebih dahulu karena akan mengangarkan Derin di komplek sebelah.
Saat di jalanan komplek Akbar mereka bertemu lagi dengan Abrar dan teman sekelasnya yang tampak bahagia terlihat dari kejauhan yang selalu tersenyum kepada Abrar.
"Brar.."sapa Akbar dan Abrar mengangguk melihat Akbar dan Derin yang melewatinya.
"Iuhh ngapa tuh kakak songong ada disitu senyum lagi...ih..ngeledek gue ding!!urusan apasih mah gue..Tian Tian hahaha..."batin Derin dalam hati.
"Gue menang cewek ganjen wlee"batin Tian.
Derin tidak berniat tersenyum sekedar menyapa untuk Abrar dan Tian ia hanya menampilkan wajah datarnya sama seperti Abrar ketika melihatnya.
"Gue benci lo Brar!mulai pertama ketemu!"batin Derin membuang muka.
"Cil..itu tadi si Tian lo...kaga lo ajak War lagi apa hahahah...gue kira lo bakal kalah.."celetuk Akbar.
"Kalo ada kesempatan"balas Derin dengan nada cuek.
"Ngapa lo jadi kek gini?...oh...gue tau...elo..ehemmm..itu tadi rumah si Abrar Cil...si Tian nebeng kok..anj---"goda Akbar dan dihadiahi cubitan di lengan kirinya oleh Derin.
"Ngomong gak jelas lagi gue bawa lo ke rumah sakit Bar!!"ancam Derin.
"Ha??mau kerumah??"ujar Akbar pura pura gak denger.
"AKBARRR!!"
BUGH BUGH BUGH...
Derin memukuli punggung Akbar keras karena ia sangan kesal sekali pada si Akbar ini.
-----------
Mlg,29 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas Kaga Jelas!! [DERINABRAR]
Ficção AdolescenteDerina Ambara dan Abraham Dananta "awal siswa baru yang dibuat kesal dengan salah satu Kakak Osis barunya" "Mereka semua hidup dalam imajinasi beralurkan realita yang tak sesuai ekspetasi" Salam kenal Happy reading..