Chapter 1 - Rusuh -

1.4K 101 0
                                    

"Gaesss...kita tiktokan yukk sebelum Miss Sarah dateng."
.
.
"Ayo.. cusss. Pake yang playdate aja."
.
.
"Ngga ah. Surrender aja sih."
.
.
"Ye, up to you up to you." Dan remaja berambut ikal panjang itu pun menyerah.
1

2

Ti...

"Gua ikutan!!"
.
.
"Apaan sih Lo, Fan. Ini khusus cewek. Sono Lu bikin tiktok bareng Keishaa."
.
.
"Kaga ada bocahnya. Kan Si Key, lagi ke TU. Pada amnesia lu pada. Buruan cuss, ntar keburu datang Miss nya."
.
.
Ya, begitulah kira-kira suasana di kelas D. Sekumpulan anak-anak remaja ibukota yang penuh dengan warna. Mengisi waktu break kelas dengan tiktokan.
.
.
"Woyyy... Everybody. Gua bawa kabar gembira. Miss Sarah ngga masuk gaesss!!"
.
.
Dan sorak Sorai pun mewarnai ruang kelas tersebut.
.
.
"Seriusan Lo, Key?"
.
.
"Iya dong, Dedek Sendayyy yang cantik."
.
.
"Ihhh... Apaan sih Lo. Jijik banget gue. Huewekkk!!"
.
.
"Canda napa, sayang."
.
.
"Iuhhhhh."
.
.
"Hehehe... Btw gaess, Miss Sarah ngasih kita tugas. Tu, tulisin dong di white board tugasnya."
.
.
"Ihh, ngapa gue sih. Tulisan gue dibuku aja jelek apalagi dipapan tulis. Awalnya gede - gede makin lama mengecil-mengecil lalu menghilang."
.
.
"Fan, Fan lu Fan. Tulis Fan."
.
.
"Ogah ahh!!Gue buku tulis aja jarang bawa, lu suruh nulis lagi. Si Emil aja noh. Mil, Emil tulisin tugas Mil. Tulisan lu kan bagus Mil. Suka bikin puisi lu."
.
.
"Apaan?"
.
.
"Apaan.. apaan. Budeg lu ahh. Lu sih kuping diumpetin dirambut!! Tulisin tugas Miss Sarah di white board."
.
.
"Ngga ahh. Tangan gue lagi sakit nih kebanyakan nulis dibuku."
.
.
"Hadehhh...pada susah - susah amat ya cuma disuruh nulis tugas doang."
.
.
"Sini gue aja yang nulisin."
.
.
"Ahh, Abang Rey emang paling bae."
.
.
Drama lempar - lemparan tugas pun telah usai dengan hadirnya Sang Pahlawan yang bernama Rey. Ehh Sukarelawan dehh. Tugas Fisika, yang tidak banyak hanya 20 soal.
.
.
"Tu, cabut yukk."
.
.
"Hahhh!! Cabut, gilaa lo."
.
.
"Ke kantin maksud gue, Ratu The Queen of Drama."
.
.
"Iyaaa, tapi kan tugasnya ntar dikumpulin."
.
.
"Udah gampang, ntar kita nyontek aja ke si Key sama Rey. Beres kan. Yukk ahh cuss."
.
.
"Masa nyontek semua."
.
.
"Kan, lo tau sendiri otak gue ngga nyampe sama fisika dan antek-anteknya. Kasian otak gue, girls nanti Boom!! Meledek. So, mending kita ke kantin aja cari something to eat."
.
.
"Oke dehh, demi temen gue yang paling paling paling cantik tapi rada-rada."
.
.
Akhirnya, kedua remaja itu pun beranjak dari kursi mereka.
.
.
"Weyyy, pada kemana ikut gua!!"
.
.
"Apaan sih lo, Fan. Ikut-ikut mulu. Toilet, lu mau ikut!! Pake rok dulu sono. Heran gueee!!"
.
.
Dan disinilah kedua remaja itu sekarang, koridor kelas A.
.
.
"Tu, ngapain kita kesini sih. Kan mau ke kantin."
.
.
"Iya bentar."
.
.
"Liatin siapa sih?" Dan, Sandy pun mengikuti arah pandang sohibnya itu. "Ohh, Shit. Lo naksir El?!"
.
.
Seketika Ratu pun melebarkan matanya dan refleks membekap mulut Sandy. "Ihh, ember banget sih mulut Lu. Jangan kenceng-kenceng kelezz."
.
.
"Ya kan, gue cuma nanya."
.
.
"Iya tapi kalau kedengaran gimana?"
.
.
"Jadi bener, lo naksir Si El ketua basket. Wawww.. gue dukung."
.
.
"Please, lu ngga usah sebut namanya kenceng - kenceng S-A-N-D-Y!!
.
.
Tiba-tiba...
.
.
"Permisi.. aku mau lewat." Sosok remaja berparas tampan berada dibelakang mereka karena jalannya terhalang.
.
.
"O... Ohh... I-iyaa sorry sorry." Ucap Ratu sambil terbata-bata dan refleks memberikan jalan.
.
.
Kemudian sosok remaja laki-laki itu pun masuk ke kelasnya dan menghampiri seseorang yang sejak tadi menjadi pusat perhatian Sandy dan Ratu. Disana remaja laki-laki itu terlihat berdiskusi kecil lalu kemudian berbagi tawa. Menular. Ya, tawa renyah nya menular.
.
.
"Tuhannnnnn... Surga dunia banget ini kelasnya." Ratu pun tak kuasa menahan diri saat melihat mereka berdua.
.
.
Sementara Sandy, dia masih terdiam. Pasalnya dia baru pertama kali melihat sosok itu sedekat ini padahal mereka satu angkatan. Ahh... Mungkin karena memang kelas D dan Kelas A begitu kontras para penghuni kelasnya. Jadi ya, kelas D anti berteman dengan kelas A. Bukan anti sih lebih tepatnya tidak se-frekuensi.
.
.
Dan...
"Ehmmm... ehmmm..."
.
.
Suara deheman rupanya tak mampu menyadarkan keduanya dari dunia mereka.
.
.
"Ehmmm... Kalian mau gabung ke Kelas A. Dengan senang hati ibu terima."
.
.
Kali ini keduanya pun tersadar.
.
.
"Hehee,.. Ibu. Ngga kok Bu. Makasih. Kami cuma kebetulan lewat terus penasaran sama gaya belajar anak-anak kelas A siapa tau bisa kami tiru." Setelah mengucapkan kalimat itu, Sandy pun menarik Ratu dan mereka pun mengambil jurus langkah seribu.

*TBC*

Senandung Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang