Chapter 17 - END -

589 72 0
                                    


Bandara Soekarno-Hatta

"Terimakasih atas waktu kalian selama ini. Aku pasti akan merindukan kalian."
.
.
"We are glad to be your friend. Our friendship must be maintained even though different countries.
.
.
"Of course, Ed." Ucap Awi sambil memeluk sahabatnya itu.
.
.
"Wii, jangan lupain kami ya." Raut wajah sedih pun tak bisa disembunyikan dari wajah El.
.
.
"Ngga akan. Aku janji. Pokoknya nanti, kalau ada waktu libur kalian mainlah ke tempat ku. Kita habiskan waktu bersama."
.
.
"Oya Wii, salam dari Kakak ku. Kakak ku juga titip pesan, katanya meskipun cidera bahu kamu sudah sembuh but untuk sementara jangan melakukan hal berat dulu."
.
.
"Thanks ya Anin, dan terimakasih juga untuk kakak kamu karena berkat kakak kamu, aku bisa recovery dengan cepat."
.
.
"Iya sama-sama."
.
.
"Will you also continue to play taekwondo there?"
.
.
"I do not know, Shannon. Aku akan melihat situasi dulu. Oya... Jangan lupa sama janji kalian ya. Kalian harus menjaga dan merangkul dia."
.
.
"And are you sure pergi begitu saja tanpa menyampaikan something padanya?"
.
.
"I can't, Oscar. Hahhh... Baiklah temen-temen, saatnya aku pergi."
.
.
"Take care ya, Wii." Dan para penghuni cowok kelas A saling berpelukan sebagai salam perpisahan, melepas kepergian Sang Ketua Geng yang harus ikut orangtuanya pindah ke Luar Negeri. Ke negara kelahirannya.
.
.
Sampai akhirnya...
.
.
"AWIIIIII!!!" Sebuah teriakan kencang membuyarkan momen haru mereka.
.
.
Dan... Buakkkkk.... Dengan sangat indahnya, sebuah tas mendarat dibadan remaja blasteran Arab - Jepang itu. Ya, tentu kalian tahu siapa pelakunya.
.
.
"Jahat banget ya kamu!! Mau pergi gitu-gitu aja tanpa bilang apapun!! Dan ngebiarin aku kaya orang bodoh dengan dengan pemikirannya sendiri!! Kenapa ngga bilang kalau mau pergi, hahh!! Iya, aku cuma murid kamu, tapi kamu tau ngga selama beberapa hari ini aku udah mikir yang enggak-enggak!! Sampai muak liat semua-muanya!! Kamu udah buat waktu aku terbuang sia-sia!! Kamu tuh, bener-bener bikin aku....
.
.
"Buat kamu." Dengan santainya remaja tampan itu menyerahkan air mineral pada sosok dihadapannya.
.
.
"....."
.
.
"Kamu pasti haus kan?? Habis lari terus ngerap. Minum. Tenang masih baru."
.
.
"Aku lagi murka bukan nya ngerap!!"
.
.
"Aku tau. Ambil. Daripada kamu dehidrasi terus pingsan dan ngga bisa murka lagi."
.
.
Meski dengan tampang jutek, akhirnya air mineral itu pun diambil oleh Sandy. Dan tanpa basa-basi dia pun langsung meminumnya. Karena memang dia kehausan.
.
.
"Gimana udah lebih baik?"
.
.
"Ngga tau!!"
.
.
"Kamu tahu darimana aku di...."
.
.
"Ngga penting aku tau darimana."
.
.
"Makasih ya."
.
.
"Untuk??"
.
.
"Kamu yang nemuin kacamata aku kan?? Kamu juga ke kelas aku setelah insiden perkelahian itu."
.
.
Bukkkkk... Bukkkkk.... Bukkkk.... Lagi. Remaja cantik itu melayangkan pukulan kepada sosok dihadapannya. Ya, kali ini menggunakan botol air mineral.
.
.
"Damai-damai Sand, damai. Kamu tuh kenapa sih suka banget mukul aku??"
.
.
"Ya karena kamu nyebelin!! Dan sekarang lagi, kamu udah tau semuanya tapi malah diam aja. Kamu bener-bener ya!!"
.
.
"Aku ngga maksud menyembunyikan semua. Aku cuma....
.
.
"Awi-kun shuppatsu suru jikan desu. (Sudah saatnya berangkat)" Tiba-tiba saja seorang wanita paruh baya memanggilnya.
.
.
"Chottomatte ( Tunggu sebentar )." Ya. Wanita parah baya itu adalah ibunya Awi.
.
.
"Yahh, aku segera pergi. Berhubung aku ngga tau kalau kamu bakalan nyusul jadi aku ngga punya apa-apa untuk dikasih sebagai kenang-kenangan. Ahh yaa... Nih es krim buat kamu. Anggap aja sebagai hadiah dari mantan guru kamu ini."
.
.
"What!!! Secup es krim!!! Astagaaa dimana-mana kalau mau kasih kenang-kenangan itu sesuatu yang berharga atau apa kek, ini es krim??? Belum nyampe rumah juga itu es krim udah lenyap. Masa aku aku harus nyimpen cup nya??? Mending aku buang lah."
.
.
"Ya, kalau kamu mau buang juga ngga apa-apa. Kan itu hak kamu. Kalau kamu emang mau hadiah yang beneran berarti tunggu aku balik ke Indonesia yang ntah kapan waktunya. Itu pun kalau kamu mau nunggu. Tapi kalau ngga mau nunggu...." Dan tatapan remaja tampan itu pun berubah menjadi serius. "Aku yang akan menunggu kamu... Aku tunggu kamu di Columbia University."
.
.
Beberapa bulan kemudian...
.
.
Remaja cantik itu terlihat berlari dengan sangat terburu-buru. Tahun ajaran baru telah dimulai. Perlahan tapi pasti dia akan mewujudkan semuanya.
.
.
"Morning Class." Ucapnya dengan penuh keceriaan saat telah tiba di kelasnya.
.
.
"Morning... and welcome to Class A." Sambutan hangat pun diberikan kepada remaja cantik itu. Seluruh penghuni kelas A memberinya senyum bangga.
.
.
"Perlahan tapi pasti aku akan mengejar mu. Sesuai janji." Ucap remaja cantik itu dalam hati. Dan Ia pun kembali mengingat akan kejadian itu. Saat di bandara.
.
.
"Itu pun kalau kamu mau nunggu. Tapi kalau ngga mau nunggu,... Aku yang akan menunggu kamu. Aku tunggu kamu di Columbia University." Setelah itu sosok Awi pun berpamitan padanya. Namun, belum sempat Awi melangkah sebuah jawaban menghentikan gerakannya.
.
.
"Aku pilih B. Tunggu aku disana."
.
.
Dan kisah keduanya pun ditutup dengan senyuman manis.
.
.
*End*



Senandung Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang