13.

844 113 12
                                    

Langit sudah bertabur bintang meski bintang-bintang tersebut tidak terlihat di langit Seoul, bintang itu tetap ada, dan Jisoo masih berada di kantor tercintanya ditemani Hot Americano.

Seorang artist tidak bisa berhenti menghasilkan karyanya ketika inspirasi datang. Itulah alasan Jisoo masih berada di kantor.

Saat break time makan siang, Jisoo memilih duduk di balik meja kasir sambil menatap keluar outlet-nya alih-alih makan siang. Ia menyuruh karyawannya makan siang sementara ia yang berjaga.

Ini biasa Jisoo lakukan setidaknya sebulan sekali, dan Jisoo selalu menekankan supaya mereka tidak merasa terbebani.

Ia sedang mencari inspirasi. Saat itu lah ia melihat sekelompok pelajar tertawa sambil memakan eskrim corn lewat.

Inspirasi datang dari mana dan kapan saja, bisa bersangkutan bisa juga tidak. Murni ide tidak akan langsung menghasilkan karya, karena itu Jisoo berusaha membuat design sesuai yang ia inginkan.

Tok. Tok.

Jisoo yang sedang asyik melihat keluar jendela menatap pemandangan malam kota menoleh ke arah pintu.

Siapa? Jisoo melirik arloji di lengannya. Seingatnya ia sudah menyuruh karyawannya pulang sejak sejam yang lalu.

"Masuk."

Pintu terbuka. Entah harus terkejut atau senang atas kehadiran Jimin yang membawa sekotak chicken dan cola.

"Ini di kantormu, tidak mungkin minum di sini, 'kan?" tanya Jimin mengangkat belanjaannya.

Jisoo mendengus kecil merasa lucu dengan perkataan Jimin barusan. "Aku sajang-nim di sini, tapi sebagai atasan aku lebih tidak boleh melanggar aturan kan?"

"Jadi, bagaimana?"

Jisoo terdiam karena berfikir. Toh, ia tinggal finishing design-nya masih bisa ia lanjutkan esok hari. Meski tidak mengharapkan kehadiran mendadak Jimin, Jisoo tidak jadi bertanya karena sogokan kecil di tangan namja itu.

Jisoo pun mengambil tasnya. "Aku tau tempat yang pas untuk makan ini, ayo!" katanya sambil berjalan penuh semangat menuju pintu.

"Buku sketsamu?" tanya Jimin menyadari Jisoo tidak membawa buku sketsa yang tergeletak di atas meja kerjanya.

Jisoo berdecak. "Aku tidak mau pagi-pagi merepotkan tuan Park dan membuatnya telat ke kantor, lagi."

Jisoo menjawab dengan nada penuh canda, sebab itulah, Jimin mengulum senyumnya tanpa sadar.

Memakan waktu setengah jam, setelah mengikuti keinginan Jisoo, di sinilah mereka. Jimin terkejut, bingung diawal dan berakhir tersenyum karena tempat yang dimaksud Jisoo ternyata halaman samping rumah.

"Cepat kemari! Kita pindahkan kursi santainya bersama!" seru Jisoo.

Jimin mematung. Itu pertama kalinya, Jisoo menggunakan kosa kata 'kita' dan 'bersama' melibatkan dirinya. Dirinya dan dia.

Saat Jimin masih terpaku di ambang pintu, Jisoo menghampirinya dan menatap bingung kemudian tanpa berkata apapun menarik tangan Jimin menuju kursi santai kayu yang biasanya hanya Jisoo yang pakai.

"Hey, tuan Park. Kau tega membuatku memindahkan dua kursi kayu santai seperti ini sendirian, hm?"

Bahkan gaya bicara Jisoo jadi lebih santai dan jenaka.

Jimin berdeham beberapa kali karena sadar atas sikapnya yang aneh. Tanpa banyak bicara, Jimin mengangkat sendirian dua kursi itu ke tengah halaman satu per satu.

"Gak gini, rapatkan, jadi kita tidak memerlukan meja." Jisoo mempraktekan ucapannya dengan gerakan tangan, sementara Jimin mengikuti arahan wanita itu.

Keduanya kini duduk di atas kursi santai panjang yang dirapatkan duduk dengan bersila. Di tengah-tengah mereka diletakkannya dua chicken box yang berbeda rasa dan dua kaleng cola.

"Apa seharusnya aku beli sul (minuman beralkohol)?"

Jisoo tertawa menanggapinya. "Wah, apa kau peminum handal? Sejak tadi hanya peduli soal minuman ya, hahaha."

Jimin terdiam lebih tepatnya ia terkesima dalam diam. Ia tidak tau jika ucapannya terdengar lucu sehingga membuat wanita cantik di depannya ini tertawa karenanya.

"Aku hanya memikirkan, kau mungkin lebih suka sul dari pada cola saat makan chicken," kata Jimin berusaha menjelaskan.

"Oh-ho. Aku tidak keberatan, toh aku tidak terlalu pandai minum alkohol," kata Jisoo. "Sudah, ayo mulai makan."

Saat Jisoo memutuskan untuk menikah dengan Jimin diatas perjanjian dan keuntungan, ia sama sekali tidak pernah membayangkan akan berada di halaman samping rumah—tempat favoritnya setelah kamar tidur—bersama Jimin makan dua chicken box dan minum sekaleng cola sepulang kerja.

Kenapa? Jisoo mengulum senyum sambil meneguk cola-nya. Itu karena pria ini adalah Park Jimin, sementara ia adalah Kim Jisoo. Itu alasan yang cukup.

Tapi nyatanya malam ini ada, dimana mereka sedang menikmati udara malam melepas penat setelah bekerja ditemani chicken dan cola. Bahkan tanpa adanya percakapan diantara keduanya, Jisoo sangat nyaman dengan kesunyian tersebut.

***

Aaw menunggu jam 7 MV trejo out!!

aih author kangen sma teteh chu:')
akhir2 ini gak update sumthing
apalgi jimin gosah ditanya anak itu mah

fyi, author mulai bikin draft lagi untuk YE&M loh :)
24/265 eps 6 up, author juga up siangnya okayy

Life After Marriage [Jimsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang