19.

760 95 7
                                    

Jisoo membuang nafas lewat mulutnya. Ia membalikkan badan ke sisi bagian dimana pakaian dan barang milik Jimin. Setidaknya aku harus menyiapkan bajunya jika merasa menyesal bukan?

Pagi itu Jisoo hanya memasak telor, sehingga sarapan pagi itu hanya nasi, kimchi dan telur goreng. Sarapan yang hening bukan lagi hal asing di rumah itu, tetapi karena Jisoo kepikiran ia merasa sedikit canggung dengan keadaan sepi ini.

Tenanglah, ia memakai pakaian yang ku siapkan, mungkin ia sudah tidak terlalu marah lagi, pikir Jisoo.

"Uhm, soal tadi—di kamar ganti—ku harap lain kali kau lanjutkan saja apa yang ingin kau lakukan jika kita berada disatu ruangan....maksudku, hm, jika kau terganggu olehku katakan saja. Gimana pun kita tinggal bersama."

Dengan takut-takut Jisoo mencoba menatap Jimin, tetapi pria itu hanya tetap fokus pada makanannya.

"Arraseo," kata Jimin akhirnya.

Dengan jawaban singkat itu, Jisoo merasa lega sekaligus kepikiran. "Uhm, itu, haruskah kita memisahkan kamar gantinya masing-masing?"

"Tidak perlu," jawab Jimin cepat. Jisoo menghela nafas lega diam-diam.

Setelah itu tidak ada obrolan lagi, Jisoo hanya mengucapkan selamat tinggal pada Dalgeom dan menyiapkan makan serta minum anjingnya itu.

Jisoo melepas save belt yang menjaganya selama perjalanan menuju tempat kerjanya. Ketika tangannya meraih tuas pintu mobil untuk membukanya, Jimin berbicara.

"Kenapa?"

Jisoo menoleh pada pria itu dengan bingung.

"Apa kau ingin kamar ganti kita terpisah?" tanya Jimin tanpa menatap Jisoo sama sekali.

"Bukan begitu." Lengan Jisoo menjauh dari tuas. "Aku khawatir menghambatmu tadi pagi."

"Tidak, kok," sahut Jimin cepat.

Jisoo tersenyum geli. "Ya sudah. Ada lagi?" Jisoo menoleh pada Jimin sambil tersenyum.

"Ku rasa, anjingmu dititipkan saja atau menyewa pengasuh selama hari kerja."

Tanpa sadar sebelah alis Jisoo terangkat. Ini pertama kalinya Jimin menyimpan perhatian pada Dalgeom. "Aku sudah memiliki rencana tersebut, tapi Dalgeom tidak mudah menerima orang lain."

Keduanya terdiam di dalam mobil. Jisoo sudah lama memikirkan hal ini, tapi Dalgeom bahkan pernah mogok makan saat dititipkan di penitipan hewan.

"Kita pikirkan hal ini nanti saja lagi. Aku harus berangkat ke kantorku juga," tutur Jimin menyadarkan Jisoo.

"Benar juga." Jisoo menarik tuas pintu membuat pintu mobil terbuka.

"Ah, terima kasih juga kau sudah menyiapkan bajuku pagi ini," ucap Jimin saat Jisoo menutup pintu mobil.

Jisoo melempar senyum. Setelah itu, Jimin menginjak pedal gas dengan bahu yang terasa ringan. Sementara Jisoo berhenti melangkah dan memperhatikan kepergian mobil Jimin. Syukurlah.

Jisoo merasa mereka kini lebih nyaman dan santai satu sama lain.

***

Jisoo melangkah masuk ke dalam department store Wolyoung, ia memperhatikan suasana di dalam bangunan tersebut. Sekarang memang waktu bagi para karyawan yang bekerja di department store Wolyoung untuk mulai bekerja meski belum jam buka.

"Sepertinya, sajang-nim kedatangan tamu," gumam Jisoo pelan.

Ia masuk ke dalam lift dan begitu keluar berjalan menuju outlet tokonya. Tiga karyawan serta Yejin dan Yoojung sudah berada datang, Yejin tengah mengatur toko.

Life After Marriage [Jimsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang