"Hai..." Aku tersenyum saat melihat sosok mungil dibalik pintu apartemen. Dia seorang murid Sekolah Menengah Atas yang baru beberapa minggu lalu menjadi kekasihku.
Aku dan Kyungsoo bertemu di sebuah kafe yang selalu ku kunjungi setelah pulang bekerja. Dia bekerja paruh waktu disana.
"Air di rumah mati--" Aku segera melesat masuk kembali mengambil mantel "Kemana?" Tanyanya heran
"Kerumahmu.. Aku akan panggilkan tukang ledeng dan--"
"Tidak perlu.. Maksudku.. Aku.. Aku.. Eungg" Matanya melihat sisi atas sedang memikirkan sebuah alasan "Aku hanya ingin mandi, bolehkah?" Dia menatapku malu
Aku mencoba menahan tawa, Kyungsoo tidak pintar mencari kata untuk berbohong. Aku mempersilahkannya masuk kedalam apartemen.
"Kamar mandi disana, pakailah seperti kamar mandi sendiri" Aku memberikan sebuah piyama padanya. Aku terkekeh, Dia masih menunduk malu menatapku
Selama menunggunya mandi, Aku membuatkan coklat hangat untuknya karena cuaca diluar mendadak hujan
"Jongin.."Cicitnya lirih. Kepalanya menyembul dibalik pintu kamar mandi. Aku pun menghampirinya karena Dia enggan menunjukkan diri dari balik pintu
"Keluarlah"
"Celana" Bisiknya
" Lihat.. Kita memakai piyama couple" Dia membulatkan matanya saat melihat piyama yang kupakai"Itu bukan couple" Aku tertawa terbahak. Aku memberikannya hanya sebuah atasan piyama, sedangkan Aku memakai celananya
"Jadi?" Aku memberikan coklat hangat yang telah kubuat pada Kyungsoo
"Apa?"
"Alasan Kau kemari?""Aku sudah bilang air dirumah mati dan--"
"Kau tidak bisa membohongiku"
"Aku tidak bohong" Dia berusaha menutupi pahanya yang terekspos "Jangan memandangiku seperti itu""Aku tidak"
"Bukankah ini alasan Kau datang kemari?" Aku memainkan jariku di pahanya yang putih"Aku harus pulang" Dia menyingkirkan tanganku, meletakkan coklat hangat dimeja, mengambil mantelnya dan berjalan menuju pintu apartemen
"Celana" Ucapanku menghentikan langkahnya. Dia melirik kearah kakinya dan berbalik menghadapku dengan cengiran lebarnya. Dia berjalan mengambil celananya
"Hujan Sayang.." Dia menepuk dahi menyadari kebodohannya
Aku menariknya, menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dan menindihnya "Enaknya, Apa yang dilakukan saat hujan begini?"
"Ramyun.. Kita makan ramyun" Dia berusaha menyingkirkan tubuhku "Akan kubuatkan"
Aku mengunci kedua tangannya diatas kepala
"A-Aku lapar Jongin" Ucap Kyungsoo gugup
"Ide bagus, Kita mulai dengan hidangan pembuka" Aku menaikkan alis menggodanyaAku mulai menciumnya dengan sangat hati-hati, menunggu reaksi Kyungsoo karena ini adalah ciuman pertama selama Kami berpacaran.
Aku melepaskan tangan Kyungsoo dan sedikit mengangkat kepalanya agar Dia merasa nyaman. Kyungsoo semakin lama terhanyut dan mengalungkan lengannya dileherku
Ciumanku turun menjelajahi lehernya yang putih, Aku tersenyum saat Kyungsoo mendesah lirih dengan rangsangan yang ku berikan.
"Aaaaaaaaa" Kyungsoo menjerit hebat saat lampu diapartemenku padam, disusul suara petir yang menggelegar dan kilat yang menyambar, membuat Kyungsoo ketakutan.
Dia menggerakkan tubuhnya kesegala arah, kakinya menendang tepat diarea vitalku yang membuatku jatuh terjerembap ke bawah tempat tidur.
"Jongin.. Kau tak apa?" Dia berusaha menggapaiku dalam gelap dengan suara khawatir dan paniknya. Aku mengumpat dalam diam
o.o