#14: Kalung Mutiara Maharaja

28 3 4
                                    

Selama 1 bulan Juni yang lalu, saya mengadakan Duo Future Detective Special Events 2020 dengan serangkaian promo di Instagram. Salah satu programnya berupa giveaway yang kali itu di urutan ketiga, sehingga namanya menjadi GiveAway 3 DFD Series. Beginilah salah satu versi tampilan awalnya.

Melalui GA-3 DFD Series, saya mengajak para pecinta misteri tebak-tebakan ala riddle untuk membuat sebuah cerita jenis ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melalui GA-3 DFD Series, saya mengajak para pecinta misteri tebak-tebakan ala riddle untuk membuat sebuah cerita jenis ini. Jadi sengaja konsep Send Your Own Riddle di awal work ini saya kembangkan menjadi sebuah momen giveaway. Juga berharap para pecinta cerita-cerita fiksi DFD Series bisa ikutan juga. Hadiahnya tentu saja selain mendapatkan gratis novel perdana saya The Cherlones Mysteries, cerita yang terpilih bisa masuk ke work ini.

Ternyata sekian lama hari-hari bulan Juni berlalu, tidak ada satu email pun yang masuk. Ya sudahlah, saya pikir tidak ada satu orang juga yang berminat. Tepat di hari terakhir, 30 Juni, masuklah sebuah email. Email yang menjadi email satu-satunya peserta DFD Series Special Events di bulan lalu (GA 3 dan GA 3 Plus) itu.

Selama awal Juli saya berpikiran untuk enggan menindaklanjuti Special Events seputar kedua GiveAway, karena toh pesertanya cuma satu. Belakangan muncul niatan untuk menghargai niat kak langitrenjani dengan memberikan kesempatan pada dirinya sebagai pemenang. Keputusan ini akhirnya diambil sebagai penghargaan/apresiasi 1 orang yang telah mencoba di antara sekian banyak yang melihat promo GA saya tapi tidak mau mencoba. Kondisi ini memang membuktikan kalau Kak Dy (nama panggilan) telah menjadi pemenang di antara sekian pasang mata yang melihat tapi tidak mau ambil peluang.

Akhirnya, inilah cerita hasil karyanya yang telah saya revisi menjadi lebih menarik. Naskah aslinya memang sudah menarik, cuma saya merasa perlu untuk mengedit di beberapa bagian saja. Uniknya, judulnya dalam Bahasa Indonesia loh.

********

Suatu ketika, Cheryl pergi berlibur ke rumah seorang wanita sosialita glamor terpandang di London. Madam Elena Dunchord--istri dari Monsieur Dunchord yang terkenal sebagai kolektor perhiasan dan mobil mewah.

Saat Cheryl datang, Madam Elena sedang mempersiapkan jamuan mewah bagi teman-teman suaminya di ruang tamu. "Oh Cheryl! Ya ampun! Senang sekali bertemu denganmu!"

"Bibi Elena cantik sekali dengan gaun pesta," puji Cheryl. Karena sudah dianggap sebagai keponakan sendiri, dia memanggil Madam dengan sebutan Bibi.

"Terima kasih, Sayang," sahut Bibi Elena sambil memeluknya dengan rasa haru. Kemesraan mereka terganggu oleh salakan seekor anjing pudel mungil si nyonya rumah yang tidak jauh dari posisi keduanya.

"Ya ampun! Maaf ya Babette, bukan maksudku melupakanmu," bujuk si pemilik. "Lihatlah gadis cantik ini yang datang dari jauh, Babette," ujarnya lagi sambil mengangsurkan hewan itu pada Cheryl untuk berkenalan.

"Hai, Babette! Kamu juga cantik sekali. Wow, pita dan kalungmu ini sama loh dengan yang dipakai Madam!" sapa Cheryl pada si anjing pudel sambil menepuk-nepuk kepalanya--mencoba memberikan rasa tenang.

Senang akan pujian Cheryl, Bibi Elena menggandeng lengannya menuju tempat yang nyaman untuk beristirahat sejenak sebelum pesta dimulai. Di situ, Cheryl juga melihat-lihat kesibukan persiapan pesta. Meski telah berdandan cantik, tetapi si nyonya rumah tampak sedikit gelisah--beberapa kali mencuri pandang ke arah jam dinding, merapikan baju serta kalungnya, membetulkan letak aksesoris Babette, dan berulang kali memeriksa riasan wajah.

"Kelihatannya Bibi lelah. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Cheryl merasa iba.

Setelah menghela napas berkali-kali, akhirnya Bibi Elena menjawab, "Aku sebenarnya tidak percaya diri mengadakan pesta ini loh, Cheryl."

Dia mengeluarkan sebuah dompet mungil dari balik lengan, lalu mengambil secarik kertas kumal dari dalamnya. Kertas itu langsung disodorkan pada Cheryl. Tulisan tebal berukuran besar tanpa keterangan apa pun membuat kening ponakan angkatnya berkerut.

HENTIKAN PESTANYA AGAR HARTA BENDAMU SELAMAT!

"Ini sebuah ancaman. Apakah Paman sudah diberitahu?"

Sambil mengangguk lemas, Bibi Elena menjawab, "Justru dia bilang kalau ancaman model begini cuma omong kosong belaka. Dia sudah kenyang menerima hal-hal semacam itu. Lagi pula, toh rumah ini dijaga ketat selama 24 jam."

"Kalau begitu, seharusnya Bibi tidak perlu cemas," Cheryl berusaha menenangkan.

"Yah ... kau tahu, bukan rahasia lagi kalau pamanmu baru saja mendapatkan kalung mutiara peninggalan Maharaja India yang bernilai jutaan dolar," jawab Madam sambil meraba benda yang dimaksud di tangannya.

"Kalung mutiara Maharaja!" sontak Cheryl kagum. "Loh, kalau memang kuatir kalung itu akan dicuri, kenapa Bibi tetap memakainya?"

"Pamanmu hendak memamerkannya pada teman-temannya."

"Jangan cemas, Bi. Aku akan bantu berjaga-jaga selama pesta. Tak ada seorang pun yang akan lolos dari pengamatan mataku yang tajam ini!"

Cheryl menepati janjinya dengan selalu menemani Madam sepanjang pesta berlangsung. Benar juga, semua tamu wanita mengagumi benda yang sangat berharga itu. Salah seorang undangan di antaranya bahkan ahli mutiara yang berani beropini di depan sejumlah undangan lain kalau dia telah melihat kalung termahal di dunia secara langsung.

Usai puncak acara pesta, si nyonya rumah mengajak ponakan angkatnya ke kamar untuk berganti pakaian. Cheryl menunggu di luar ruangan. Ketika pintu ruang ganti dibuka, tak hanya wanita terpandang itu saja yang telah berganti pakaian, si anjing pudel menggemaskan peliharaannya ikutan juga.

Belum jauh melangkah kembali ke pesta, tiba-tiba Bibi Elena berteriak memegangi kalungnya dan spontan melepaskan Babette dari dekapan. "Kalungku!"

Cheryl, Paman Dunchord, dan para pelayan segera mendekat. Semuanya mendengarkan teriakan histeris sang Madam, "Kalungku! Kalungku telah ditukar dengan kalung palsu!"

Cheryl meraih Babette yang ketakutan karena pemiliknya terus-terusan berteriak. Paman Dunchord berusaha menenangkan istrinya itu, "Sayang, tenanglah! Jika memang diperlukan, aku akan minta semua orang di sini digeledah. Tunggu dulu, bukankah selama pesta, kalung itu selalu kau pakai?"

"Aku ... sempat meninggalkannya di ruang ganti pakaian," bisik Bibi Elena lirih.

Paman Dunchord memeriksa kalung yang ada di tangan istrinya. Wajahnya kemudian memerah sebelum berteriak kencang kepada semua orang di situ, "Jangan sampai ada yang meninggalkan pesta ini!"

Cheryl merasa heran. Bukankah satu-satunya peluang dia tidak sedang bersama Bibi Elena adalah ketika Madam itu berganti pakaian? Inilah yang memunculkan sebuah pertanyaan baru--bagaimana mungkin di waktu yang sesingkat itu ada seseorang yang berhasil menyelinap masuk dan menukar kalungnya?

"Cepat panggil polisi!" perintah Paman Dunchord entah kepada siapa.

"Tunggu, Paman! Mungkin kita tidak perlu memanggil polisi dan mengacaukan pesta ini. Aku yakin kalung itu masih ada bersama kita di sini," kata Cheryl sambil mempererat dekapannya pada Babette.

Di mana ya kira-kira kalung Madam Elena?

?????????

Sama seperti Chester's Trick in the Court, peran saya di cerita Kalung Mutiara Maharaja ini sebagai editor.
Maka, kepada kak langitrenjani saya ucapkan:
1. Mohon maaf jika ada banyak pengubahan yang dilakukan.
2. Terima kasih banyak sudah mau berusaha menciptakan sebuah cerita riddle yang menarik, dan pantas untuk diangkat ke work ini.

Nah, bagi kalian para pembaca setia, saya ucapkan:
1. Selamat menebak misterinya 🤗
Gampang loh
2. Ditebak juga ya karya riddle lain yang ada di work ini.
Terima kasih 🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Riddles of Chester and Cheryl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang