Aku orang yang hidup dalam keluarga yang kaya raya akan tetapi tidaklah bahagia. Ketika bertemu seorang nenek tua yang memberikanku gelang, ternyata dalam satu malam aku telah berada di tempat lain dan memiliki kedudukan dan status yang tinggi
“Eh? Bukannya ini Ratu Zenitthasia? Kenapa Yang Mulia meninggalkan Ratu?” ejek Alphira
“Yang Mulia pergi dikarenakan ada urusan penting, dan tidak perlu lah kamu datang hanya ingin memisahkan hubungan”
“Huh! Apa baiknya kau itu, kemungkinan tidak lama lagi Yang Mulia akan meninggalkan kau juga seperti selir-selir lain yang sudah tidak di anggap di istana belakang”
Setelah perdebatan kami, Yang Mulia pun datang dan mengajakku untuk berdansa dengannya Ketika berdansa, aku bertanya kepada Yang Mulia.
“Yang Mulia, mengapa selir-selir yang di belakang istana tidak pernah Yang Mulia kunjungi?”
“ Beberapa selir-selir itu hanya perjodohan yang dilakukan oleh Ayahanda ku saat aku belum menjabat sebagai Raja, dan hal tersebut dilakukan untuk menjaga hubungan antar kedua wilayah agar tetap harmonis, mengapa tiba-tiba kamu menanyakan hal itu?” tanya Yang Mulia
“Dan mengapa semenjak aku menikah dengan Yang Mulia, Yang Mulia tidak memperlakukanku seperti Yang Mulia memperlakukan mereka? Apakah tindakan yang dilakukan Yang Mulia hanya sekedar mempermainkan aku saja?” tanyaku ketus
“Siapa yang berkata seperti itu kepadamu? Beberapa tahun ini perilaku ku terhadap kamu apakah tidak cukup membuktikan bahwa aku mencintaimu? Jawab Yang Mulia.
“Tidak... Aku hanya penasaran” terdiam
“Tadi aku melihat kamu dengan selir Alphira sedang mengobrol, apakah disaat seprti itu dia mengatakan yang tidak-tidak dan mengotori telingamu!” jawabnya ketus.
(Aduh bagaimana ini sepertinya situasi menjadi lebih rumit)
“Tidak Yang Mulia, hari ini hari ulang tahunku, jadi lupakanlah hal yang tidak menyenangkan, hehe” hiburku.
“Baiklah kalau itu mau mu” (tersenyum)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seluruh bangsawan pun menari bersama malam itu, aku dan Yang Mulia pun menikmati malam yang indah tersebut di istana IstineEmerald.
Setelah acara dansa selesai, Yang Mulia mengajakku untuk berjalan-jalan ditaman, taman tersebut penuh dengan bunga mawar yang cantik.
Saat disana, aku dan Yang Mulia melihat bulan, memetik bunga, dan menghabiskan waktu bersama. Akan tetapi, masih ada satu masalah yang membuatku merasa tidak rela.
“Yang Mulia jika suatu saat nanti aku sudah tidak dapat menemani Yang Mulia, apakah engkau akan sedih?” tanyaku.
“Mengapa tiba-tiba bertanya seperti itu? Aku tidak mengizinkan kamu meninggalkanku, jika tidak aku akan mencarimu dimana pun kamu berada” (menjawab dengan pandangan yg tajam)
“Akh... Tidak apa-apa kok Yang Mulia, hanya bertanya saja, hehe”
(Hm... Setelah Yang Mulia menjawab seperti itu, suasana menjadi semakin menyedihkan, bagaimana kalau aku tidak rela untuk meninggalkannya... Aku juga tidak tahu berapa lama aku akan berada disini)