Rencana Alphira

50 17 2
                                    

Bab 11

“Selir Alphira, semuanya telah direncanakan, tinggal menunggu perintah dari Anda”, jelas Lendi.

“Bagus... Akan kubuat orang licik itu hingga menghilang dan tidak dapat reikarnasi lagi”.

“Apakah hal ini tidak akan di ketahui oleh Yang Mulia, selir? Bagaimana kalau sampai Yang Mulia mengetahui siasat selir?”.

“Tenang saja, aku akan merencanakan semuanya, siapkan kereta aku ingin keluar menemui penyihir itu”.

“Baik, selir”.
.
.
.

“Hormat kepada Selir Alphira”, hormat penyihir.

“Tidak perlu basa-basi, aku ingin kau melenyapkan wanita itu, apa kau bisa melakukannya?”.

“Hamba bisa melakukan apa saja yang Selir mau, tetapi sampai melenyapkan seseorang itu selir harus bisa mempertaruhkan sesuatu yang ada dalam diri Anda”, jelas penyihir.

“Aku akan mempertaruhkan segalanya agar dia menghilang dari dunia ini, apa yang kau mau, uang? Harta? Perhiasan? Aku bisa memberikan semuanya”.

“Baik, aku tidak berharap banyak, akan tetapi yang ku inginkan adalah waktu 10 tahunmu”.

“APA?! Apa kau gila!!! Aku adalah selir Raja”, jawab Alphira ketus.

“Tidak apa-apa jika Anda tidak ingin, tetapi ini sudah menjadi aturan bagi seluruh penyihir jika melakukan sesuatu yang diperintahkan maka harus mengorbankan sesuatu tergantung besarnya permintaan yang diinginkan”.

“Baik, asalkan perempuan itu hilang, apapun syaratnya akan aku penuhi, kapan kau akan membuat perempuan itu lenyap?”.

“Jika ingin meletakkan sihir di perempuan itu, maka Anda harus mengambil sesuatu yang berasal dari perempuan itu, seperti rambutnya”, jelas penyihir.

Alphira pun kembali ke istana, dan merencanakan untuk rencana selanjutnya.
.
.
.

“Ratu... Ratu... Ada pesan yang dibawakan oleh pelayan selir Alphira”, jelas Lili.
(Membuka surat)

(Salam Ratu, mungkin dari sekian lama kita bertemu saya tidak pernah menunjukkan sikap yang sopan terhadap Ratu, saya sangat menyesalinya, apakah Ratu berkenan untuk datang ke taman sore nanti untuk minum teh? Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan permintaan maaf dari Ratu, harap Ratu bisa datang sore nanti.)

“Ratu, apakah Anda akan pergi nanti?”, tanya Lili.

“Hm... Ada baiknya juga mengakhiri pertengkaran ini daripada keduanya terluka lebih baik menjalin hubungan baik dengan mereka”, jawabku.

“Baik, hamba akan mempersiapkan pakaian untuk ke taman nanti”

I Became A Queen In One Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang