Bab 17
Setelah lewat beberapa minggu, keberadaan Alphira pun diketahui oleh semua orang dan ia di tangkap dan dimasukkan ke penjara kematian. Tetapi Yang Mulia...
***
"Yang Mulia... Bangunlah... Aku telah mempersiapkan sarapan dan telah menyuruh para pelayan membersihkan taman yang sering kita pergi, kalau Yang Mulia masih tidak bangun mungkin taman itu akan sedih..." (sambil menangis)Tiba-tiba...
BLARRRZZZZ!!!!Kilat tersebut menerangi seluruh istana Yang Mulia.
Ketika aku membuka mata, aku melihat seorang nenek yang tidak asing bagiku.
"Nenek!!! Nenek... Apakah itu Anda? Aku senang sekali bisa bertemu dengan nenek. Apakah nenek bisa mengobati Yang Mulia? Yang Mulia sudah beberapa minggu tidak bangun-bangun... Tolonglah dia nenek." (sambil memegang tangan nenek)
"Itulah yang ingin aku lakukan, Nak. Aku akan membawamu pergi dari sini.", jelas nenek.
"Apa? Membawa aku pergi Bagaimana dengan Yang Mulia?"
"Aku akan mengobati dia. Akan tetapi kalian berdua ditakdirkan untuk berpisah sampai di sini. Kamu melakukannya dengan baik, Nak.""Tapi... Aku masih belum ingin pergi dari sini...", jawabku (tidak rela).
Nenek memegang tanganku sambil duduk dan menjelaskan semuanya padaku.
"Ketika Zenitthasia yang sebelumnya telah meninggal, Yang Mulia ini sudah menemukanku dan memintaku untuk menyelamatkannya. Dan sebelumnya aku juga sudah memperingatkan kepadanya bahwa ia kelak nanti akan ada hal yang terjadi kepadanya karena penaruhan hati yang terlalu dalam kepada orang yang dicintainya . Akan tetapi dia tetap bersikeras untuk menyelamatkannya, dan hasilnya ternyata benar.", jelas Nenek.
"Apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkannya?"
"Caranya hanya satu, yaitu menghilangkan semua ingatannya, agar sakit hati yang selama ini ada dalam dirinya hilang."
"Jadi... Dia akan melupakan aku..." (sedih)
"Sekarang mari kita pulang."
"Bolehkah aku berbicara dengannya sebentar saja? Aku ingin berbicara dengannya untuk terakhir kalinya."
"Baiklah, nenek akan menunggumu di luar."
.
.
."Yang Mulia, tahukah Anda pada saat pertama kali kita bertemu... Aku merasa bahwa Anda merupakan seorang sosok yang sangat menakutkan. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, perhatian dan kehangatan yang engkau berikan sama sekali tidak pernah kurasakan setelah ibu tiriku menikah ke keluarga kami, engkaulah yang memberikan aku harapan... Jadi, jika suatu hari aku sudah tidak berada di sisi engkau lagi, Yang Mulia harus menjaga kesehatan. Jika ada kehidupan selanjutnya aku masih ingin bersamamu." (meneteskan air mata)
***
Di saat aku berdiri dan ingin pergi tiba-tiba ada tangan yang memegangku...Aku berbalik badan, mata Yang Mulia yang terbuka dan sambil mengalirkan air mata, pun berkata :
"Apakah kau masih ingin meninggalkan aku untuk kedua kalinya?"
Mukaku yang tidak bisa ditutup dengan kegembiraan pun langsung memanggil Nenek yang masih berada di luar.
"Nenek!!! Nenek!!! Yang Mulia sudah bangun..."
Nenek pun masuk dan mengecek kondisi Yang Mulia
"Langit melihat semuanya, kata-katamu mengharukan Langit, Nak. Langit ingin membiarkan Yang Mulia agar tetap hidup, ia merupakan seorang Raja yang baik dan bijaksana."
"Terima kasih, Nenek.", sahut Yang Mulia.
"Sepertinya di sini tidak ada tempatku lagi, aku akan pamit dengan begitu."
BLARRZZZZ!!!
Dan Ya! Aku dan Yang Mulia tetap berada di istana dan hidup bahagia selamanya...
***
THE END
***
Hope you guys love my story
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became A Queen In One Night
FantasíaAku orang yang hidup dalam keluarga yang kaya raya akan tetapi tidaklah bahagia. Ketika bertemu seorang nenek tua yang memberikanku gelang, ternyata dalam satu malam aku telah berada di tempat lain dan memiliki kedudukan dan status yang tinggi