6. Suara Sang Muazin

901 170 7
                                    


Jennie duduk di teras masjid sekolahnya. Mau pulang tapi dirinya tidak bisa pulang sekarang. Mau masuk ke masjid untuk sholat, tapi apa ada dirinya tengah kedatangan tamu.

Biasanya, saat dirirnya sedang kedatangan tamu. Jennie selalu pulang lebih cepat. Namun, mengingat dirinya berangkat dengan Jeno dan mendengar perkataaan ayahnya untuk berangkat dan pulang harus bersama Jeno. Jadilah sekarang dirinya terperangkap di sini.

Jennie melirik sekilas ke dalam. Waktu ashar memang belum tiba, tapi Jennie sedikit heran apa yang dilakukan Jeno di dalam sana. Apakah dia tidur? Jennie bisa saja berpikir seperti itu, karena masjid terlihat begitu sunyi.

"Kenapa dia enggak tadarusan saja sembari menunggu salat ashar tiba?"

Tiga menit berlalu, dan ponsel Jennie bergetar menandakan sebuah notifikasi masuk. Tidak lama, dari ponselnya tersengar suara azan berkumandang.

"Allah akbar ... Allah akbar."

Jennie terdiam. Suara sang muazin terdengar. Suara yang selalu Jennie dengar setiap hari selasa dan kamis. Suara yang selalu memuat perasaan Jennie menjadi tenang setiap kali mendengar azan berkumandang.

Memang tidak semerdu suara ayahnya atau Taeyong. Tapi, Jennie sangat menyukai suara muazin itu. Matanya tertutup dan memusatian seluruh atensinya kepada suara yang begitu indah ketika mengumandangkan azan.

Senyum Jennie mengembang dengan sempurna. Sungguh, hanya dengan mendengar suaranya saja, Jennie seakan tengah jatuh cinta dengan sosok muazin itu.

"Gue harus tanya Jeno, tadi siapa yang sedang azan. Siapa tahu gue bisa berkenalan dengannya."

Jennie menjentikkan jarinya. "Rencana yang bagus. Sekali mendayung, dia tiga pulau terlewati. Berkenalan dan siapa tahu bisa jadian, rencana Allah enggak ada yang tahu," katanya antusias.

"Loh. Lo ngapain di sini, Jen? Bukannya lo lagi dapet, ya?" tanya Rose yang baru saja datang bersama Jaemin.

"Paling dia nungguin Jeno, Yang. Lihat aja itu sepatunya Jeno," jawab Jaemin menunjuk sepatu saudara kembarnya yang berada di dekat kaki Jennie.

"Udah tahu, kan? Jadi, gue enggak usah jawab, ya?" tanya balik Jennie yang memilih memainkan ponselnya. Namun, sedetik kemudian ia mengalihkan atensinya kepada Jaemin yang baru saja akan masuk ke tempat wudhu.

"Jaem. Ntar lo tengok ke dalam ada siapa selain Jeno. Gue penasaran sama yang azan tadi," katanya yang tersenyum menunjukkan deretan giginya.

Jaemin mengerutkan keningnya. "Yang di dalam itu Je--aduh! Kenapa dicubit, Yang?" Jerit Jaemin yang merasakan pinggangnya terasa panas setelah Rose memberikan sebuah cubitan padanya.

"Masuk. Cepetan!"

Jennie sedikit penasaran dengan perkataan Jaemin yang terpotong, karena Rosé mencubit pinggang kekasihnya itu. Namun, kemudian ia hanya mengangkat kedua bahunya seakan tidak peduli.

Waktu berlalu tidak lama. Jaemin dan Rose keluar lebih dulu dari masjid. Tidak lama, Jeno keluar dan duduk di samping Jennie.

"Lama enggak nungguin akunya?" tanya Jeno yang di jawab gelengan oleh Jennie.

"Enggak. Kan niatan lo buat ibadah. Masa gue bilang lama," balas Jennie yang melihat Jeno memakai sepatunya.

"No. Lo tahu enggak tadi siapa yang azan?" tanya Jennie kemudian dengan penasaran.

Jeno tampak berpikir sejenak. "Enggak. Tadi gue merem di bawah ac," jawabnya yang membuat Jennie berdecih kecewa.

"Laki-laki apaan rumah Allah di buat ngadem sama tidur. Enggak suka gue, ya," balas Jennie yang beranjak dari duduknya.

Jeno mendengus. Haish! Kalau bukan rencana Jaemin sama Rose, udah gue balikin perkataan Jennie tadi.

"Lo jangan ngaku, kalau yang azan itu lo. Gue kasih tahu sama lo, Jennie itu udah naruh perasaan sama orang yang suka azan di hari selasa sama kamis."

Jeno tersenyum mengingat perkataan Rose sebelum keluar tadi.

"Tanpa lo berusaha buat dapatin photocard Chenle, Jennie udah ada rasa sama lo, Jen. Tapi, sayangnya aja nih. Jennie jatuh cinta sama suara lo ketika lagi azan. Bulan sama orangnya."

Jeno berdecak kesal saat mengingat perkataan Jaemin. "Lihat saja, dia pasti juga suka sama orangnya. Masa orang ganteng mirip Jeno NCT dibiarin gitu aja? Tidak bisa itu, Jennie KW harus sama Jeno KW."

***

Publish July 30th, 2020

Like A Idol (Jennie Jeno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang