"Bertemu dengan kamu untuk kedua kalinya, membuat jantung ini berpesta didalam sana"
Amri baru saja keluar dari kamar mandi. Mandi di pagi hari sebelum sholat Subuh sangat menyegarkan. Amri sudah sangat rapi mengenakan Koko abu-abu dan sarung berwarna abu-abu.
Amri diam beberapa saat. Lagi-lagi ia kembali memikirkan Qolby, wanita yang berhasil mendapatkan hati nya dalam waktu sepersekian detik.
Amri mengusap wajahnya. "Hilanglah dari pikiran saya. Saya enggak mau menumpuk dosa karena memikirkan wanita itu" Amri frustasi seraya mengusap kasar belakang rambutnya.
Amri melihat tampilan dirinya di cermin. Amri menyisir rapi rambutnya. Setelah dirasanya rapi, ia memasang peci hitam di kepalanya.
"Alhamdulillah selesai"
Amri siap berangkat ke Masjid untuk melaksanakan Sholat Subuh. Dan semoga saja wanita itu hilang dalam pikirannya setelah sholat subuh.
...
Amri di tunjuk oleh bapak-bapak sebagai imam sholat. Amri sebenarnya ingin menolak karena pasti ada yang lebih bagus dari pada dirinya."Setuju yah nak Amri? Soal nya para remaja masjid di sini lagi pada pulang kampung. Jadi belum ada penggantinya untuk jadi imam. Nak Amri mau yah jadi pengganti nya" Ucap salah satu pria baya berumur 50-an.
Amri tersenyum canggung. Amri memutuskan matang-matang hal ini. Amri akhirnya mengangguk. Setelah di pikir-pikir tidak ada salahnya juga. Apalagi sebentar lagi sudah masuk waktu adzan subuh.
Akhirnya sholat subuh di laksanakan dengan Amri sebagai imam. Suaranya sangat merdu melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Masyarakat di sana sangat kagum dan merasa tidak salah pilih.
"Terimakasih banyak yah nak Amri. Maaf merepotkan sebelumnya" Ucap salah satu bapak mewakili jama'ah.
"Saya sangat senang bisa di beri amanah. Insyaallah saya ikhlas melakukan nya"
"Alhamdulillah"
Amri memutuskan berbincang lebih lama dengan bapak-bapak tersebut. Agar akrab dengan tetangga di lingkungan baru nya.
...
Amri bersiap-siap berangkat kerja. Hari ini ia akan mengajar di Pesantren Darul Qur'an. Tempat dulu ia menimba ilmu. Amri sangat rapi dan sederhana. Pakaiannya tidak jauh dari Koko, celana kain panjang warna hitamSesampainya disana ia di sambut dengan santri yang sedang menghafal Alquran di pondok-pondok. Amri tersenyum manis menanggapi setiap sapaan dari para santri.
Amri duduk di salah satu pondok. Beristirahat sejenak. Pasalnya dari gerbang utama menuju pondok cukup jauh apalagi berjalan kaki.
Amri mengambil handphonenya dari dalam saku celana. Amri memotret pemandangan indah yang sangat jarang di zaman sekarang. Suasana pesantren saat para santri menghafal Al-Qur'an. Setelah banyak memotret ia meletakkan handphone di sampingnya.
Amri membulat kan matanya saat melihat Qolby berdiri di kolam ikan bersama dua sahabatnya.
"Sedang ngapain mereka disini? Ada urusan apa?" Tanya Amri bermonolog.
Amri ingin menghampiri tapi rasanya berat. Jantung nya berdetak sangat kencang. Keringat dingin juga membasahi tangannya. Ah, sudahlah melihatnya secara tiba-tiba sudah membuat jantung nya berpesta di dalam sana. Apalagi menghampirinya bisa-bisa pingsan di tempat.
Amri menelan saliva nya sendiri saat Qolby dan kedua sahabatnya menghampiri nya. Amri membuang muka. Berpura-pura tidak melihat.
"Assalamualaikum, Amri" Salam Qolby, Mayra, dan Arifah.
Amri menoleh dan tersenyum kecil. Sebenarnya sih tersenyum canggung. "Waalaikumussalam" Jawab Amri lalu menoleh ke sembarang arah.
"Amri, disini ada urusan apa?" Tanya Mayra si wanita kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta
SpiritualBersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut namaMu terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman Istikharah ci...