Bab 15

25 5 0
                                    

Amri baru selesai mandi. Tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuk. Amri baru saja pulang tapi sendirian. Qolby tadi siang pamit mau pergi sama dua sahabatnya. Sebagai imam yang baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong Amri pun mengizinkannya.

Amri duduk di ranjang. Mengambil handphone di atas nakas. Mengecek handphone mana tahu Qolby nelpon ataupun chat di WhatsApp. Ternyata tidak. Amri berdecak kesal. Yang ada malahan chat dari Salman maupun Husni yang nge-spam. Amri kembali meletakkan handphone di atas nakas.

Amri merasa bosan di rumah sendirian. Padahal sebelum menikah sudah terbiasa sendirian. Mungkin karena sudah terbiasa bersama Qolby.

Amri keluar dari kamar dan memutuskan untuk menonton TV. Amri memposisikan tubuhnya senyaman mungkin di sofa. Amri mengambil remote dan menghidupkan TV. Amri pun memilih menonton kartun Upin Ipin. Sebenarnya itu adalah pilihan terakhir soalnya rata-rata saluran TV menayangkan sinetron ataupun berita.

Amri tertawa melihat aksi lucu Upin Ipin. Amri kan jadi pengen punya anak kembar yang lucu-lucu. Amri menggelengkan kepalanya.

"Astaghfirullah Amri. Kecepatan itu Amri. Toh, kamu sama Qolby juga masih masa-masa perkenalan"

Amri menyadarkan dirinya sendiri. Soalnya Amri tahu Qolby itu masih ada rasa sama Mas Ilham. Walaupun sebenarnya Amri itu udah suka bahkan cinta duluan sama Qolby. Sejak pertama mereka bertemu.

Amri sudah bosan menonton TV. Acara Upin Ipin sudah habis dan berganti acara berita. Amri mematikan TV dan berjalan menuju dapur.

Amri mengambil botol Aqua yang ia simpan di dalam kulkas. Amri sengaja  biar bisa minum minuman dingin. Walaupun Qolby selalu melarang bahkan memarahinya. Amri tetap kekeuh dan alhasil Qolby pun setuju walaupun terpaksa.

Amri mengambil buah pisang dari dalam kulkas. Setelah meneguk air dingin hingga setengah dilanjutkan dengan makan buah pisang. Amri yang sangat-sangat bosan mengundang dua sahabatnya, Husni dan Salman untuk datang ke rumah.

Sebuah salam dari arah luar membuat Amri beranjak dari tempatnya dan membukakan pintu buat sang tamu.

"Assalamualaikum bro" Salam Husni dan Salman kompak.

"Waalaikumsalam. Thanks ya udah mau datang" Ucap Amri dan mempersilahkan Husni dan Salman duduk di sofa.

"Aman bro. Sesekali kita kumpul kayak gini lagi. Kan udah lama gara-gara kesibukan ngajar" Ucap Salma. Dan diangguki Amri dan Husni.

"Memangnya Qolby kemana?" Tanya Husni seraya memakan buah pisang yang tergeletak di meja makan.

"Jalan-jalan sama sahabatnya" Jawab Amri seraya menyiapkan minuman kopi untuk dua temannya.

"Repot-repot banget sampai di buatkan kopi. Sekalian masak gih belum makan. Lapar nih" Ucap Salman yang ikut bergabung ke dapur.

"Situ mau temenin saya atau mau bebanin saya. Heran" Amri menggelengkan kepalanya. Heran dengan sifat Salman.

"Kan sekalian gitu. Ada minuman maka ada makanan juga. Ya kan" Salman minta persetujuan dari Husni.

Amri menatap tajam Husni dan Husni cengengesan. "Suka-suka kalian aja. Jangan bawa-bawa saya"

Amri meletakkan tiga gelas kopi di meja makan. "Diminum gih" Tawar Amri kepada sahabatnya.

"Siap laksanakan komandan" Salman dengan gerakan cepat mengambil kopi yang terbilang masih panas.

"Astaghfirullah. Amri kamu mau buat lidah saya terbakar. Panas nih!" Omel Salman saat kopi yang panas sudah menyatu dengan lidah nya.

"Minum kopinya santai aja kayak di pantai" Ucap Husni seraya menarik turunkan alisnya.

Istikharah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang