Bab 10

30 6 0
                                    

Qolby melihat pantulan dirinya sendiri. Hari ini adalah hari dimana dirinya mengenakan gamis tulang putih, memakai make up yang tidak terlalu tebal, dan merubah statusnya yang dulu single menjadi istri orang.

Arifah dan Mayra masuk kedalam kamarnya. Kamar Qolby sudah 100% berubah. Apalagi bagian tempat tidurnya. Bad Cover berwarna putih dan taburan kelopak bunga di tengah-tengah.

Arifah sangat feminim tidak seperti biasanya. Dirinya memakai gamis merah muda dengan hijab senada. Sementara Mayra sangat menggemaskan memakai gamis biru muda dengan hijab senada.
"Cieee udah ada yang mau ganti status nih hari ini" Ucap Mayra seraya memeluk Qolby dari belakang.

"Senyum dong say. Mau nikah kok murung" Ucap Arifah saat melihat Qolby hanya diam tanpa senyuman.

"Ya nih senyum" Qolby tersenyum palsu. Senyumannya tidak sampai mata.

"Gitu dong. Dibawa happy aja walaupun gugup" Saran Arifah seraya memijit bahu Qolby. "Rileks yah. Insyaallah Ijab Qobul nya lancar"

Arifah dan Mayra sengaja datang ke kamar, bukannya mereka tidak ingin melihat ijab qobul hanya saja mereka ingin menyemangati Qolby. Arifah mengajar Qolby berbincang walaupun dengan topik yang pernah mereka bicarakan.

"Kalian cepat nyusul yah" Ucap Qolby tiba-tiba.

"Iya. Kamu datang jodohnya. Kamu enak. Jodohnya datang cepat. Kita? Entahlah" Ucap Mayra mendramatisir.

"Enggak usah heboh deh" Arifah memutar bola matanya. "Insyaallah Qolby" Jawab Arifah.

Pintu kamar terbuka. Kak Asyifa datang tidak sendirian ada Amri berdiri dibelakang.

"Alhamdulillah. Ijab qobul selesai dengan aman" Ucap Kak Asyifa.

"Kalian berdua keluar dulu. Pengantin baru mau berduaan dulu" Kak Asyifa menarik Arifah dan Mayra keluar dari kamar.

"Eh, kami permisi dulu, Qolby, Amri" Pamit Mayra seraya melambaikan tangannya.

Pintu pun kembali tertutup. Atmosfer di kamar sangat canggung. Qolby duduk di depan meja rias. Qolby menatap Amri dari kaca. Pria itu pun duduk di tepi ranjang.

"Terimakasih sudah mau menerima saya" Ucap Amri seraya menatap Qolby dalam. Kebahagiaan, terharu, dan kesedihan bercampur aduk.

Qolby hanya mengangguk kecil tidak merespon apapun. Terlalu canggung suasananya. Sebelumnya mereka tidak seperti ini. Apa mungkin karena status keduanya yang menjadi suami dan istri.

"Keluar yuk. Para tamu nungguin kamu" Ajak Amri dan tersenyum kaku.

Amri dan Qolby keluar dari kamar dan disambut oleh sahabat-sahabat mereka. Lebay nya, mereka menaburkan kelopak bunga mawar kearah Amri dan Qolby.

"Ada apa ini?" Tanya Qolby seraya membersihkan kelopak bunga mawar di tubuhnya.

"Biar saya bantu" Dengan sigap Amri membantu Qolby menyingkirkan kelopak bunga mawar di bahu dan kepalanya.

"So sweet. Jadi pengen nikah" Ucap Mayra gemas seraya memukul bahu Arifah. Arifah dnegan cepat menepisnya. "Sakit woy"

"Nikah? Udah punya calon Bu?" Ledek Arifah terang-terangan.

"Belum sih. Kan jadi makin sedih lihat kenyataan" Mayra semakin mendrama.

"Lebay" Ejek Husni di telinga Mayra.

"Kurang kenceng pak teriaknya!" Mayra pun membalas berteriak di telinga Husni.

"Sakit" Lirih Husni seraya mengusap daun telinga nya.

"Kayaknya kalian berdua juga sweet. Cocok jadi pasangan" Ucap Salman dan diangguki oleh Qolby dan Amri.

"Enggak!" Teriak Husni dan Mayra kompak.

Istikharah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang