Bab 12

33 6 0
                                    

Hari ini pasangan suami istri kembali bekerja. Mengajar di pesantren. Mereka sangat sibuk bahkan tidak pernah berpapasan. Sudah satu Minggu mereka sangat sibuk.

Ustadz Mustafa mengusulkan agar keduanya mengajar hanya sampai siang. Jadi, untuk sore dan malam bisa menghabiskan waktu bersama.

"Terimakasih banyak Ustadz. Saya jadi merasa tidak enak sama ustadz lainnya. Mereka juga sama sibuknya seperti saya" Ucap Amri yang merasa segan.

Saat ini Amri dan Ustadz Mustafa berbincang di ruangan Ustadz Mustafa. Walaupun merasa segan mau tidak mau Amri menerima nya.

Amri keluar dari ruangan Ustadz Mustafa. Mengeluarkan handphone dari saku kemejanya. Menghubungi seseorang.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam Amri. Ada apa telepon jam segini? Bukannya kamu ngajar?" Itu adalah suara Qolby, sang istri.

"Seharusnya sih iya. Tapi Ustadz Mustafa menyuruh kita untuk mengajar hingga siang saja. Sore dan malam harinya bisa kita pakai untuk waktu bersama" Jawab Amri seraya berjalan di lorong. Sesekali menyapa lewat senyuman kepada para santri yang berpapasan dengannya.

"Ooohh. Oke makasih"

"Kamu dimana? Biar saya jemput" Amri masuk ke area parkir dan masuk ke salah satu mobil yang terparkir, mobil miliknya.

"Di Cafe Muslim"

Amri diam membeku. Cafe Muslim?

"Amri? Kamu masih di sana kan?"

"I-iya. Saya akan kesana"

Putusan berhenti sepihak oleh Amri. Amri menancapkan gas menuju Cafe Muslim. Sekaligus disana ia akan makan siang, walaupun ia tidak suka bertemu dengan Mas Ilham.

Amri memarkirkan mobilnya tepat di depan Cafe Muslim. Di lihat dari kaca, Qolby sibuk melayani pelanggan dan meletakkan pesanan di meja.

Di lihat nya ke sisi lain, Ilham sibuk dengan meracik kopi sekaligus mengeluarkan kue-kue mini sesuai pesanan pelanggan.

Akhirnya Amri masuk kedalam Cafe. Beberapa pasang mata melihatnya masuk termasuk Qolby dan Ilham. Qolby tersenyum dan mengisyaratkan untuk menunggu sebentar. Amri pun duduk di salah satu meja yang kosong. Ilham sedari tadi mengamati pergerakan Amri yang melemparkan senyuman kepada Qolby.

Amri memainkan handphone menunggu Qolby. Beberapa chat masuk dari WhatsApp. Mulai dari chat Husni, Salman, Ustadz Mustafa dan masih banyak lagi. Memang akhir-akhir ini Amri jarang membuka handphone karena kesibukan ngajar.

~Chat Husni~

Husni: Bro, saya dengar kamu ngajarnya sampai siang? Nongkrong yuk.

Amri: Boleh aja. Tapi enggak bisa sekarang. Mau quality time sama ISTRI

Husni: Siap pak bos. Jangan di kapital kan juga kata istri.

Amri: Maaf

Husni: Aman pak bos. Pak bos di maafkan.

~Chat Salman~

Salman: AMRI... Buruan kesini... Makan siang kita. Banyak makanan enak di pesantren.

Amri: Bagi-bagi. Sisakan buat saya. Tapi saya enggak bisa sekarang. Bungkusan aja.

Salman: kalau begitu, enggak bisa. Mau ana habiskan punya bagian ente. Bolehkan?

Amri: Yaudah boleh. Sesekali sedekah sama temen sendiri.

~Chat Ustadz Mustafa~

Ustadz Mustafa: Assalamualaikum Amri. Udah ketemu sama Qolby?

Amri: Waalaikumussalam udah Ustadz. Saya lagi nungguin Qolby. Dia masih kerja.

Istikharah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang