Bab 3

41 11 3
                                    

Qolby masuk kedalam kamarnya. Mengeluarkan handphone dari dalam saku lalu meletakkan di meja belajar. Qolby juga mengeluarkan handphone milik Amri.

Qolby menghidupkan nya. Qolby tersenyum melihat wallpaper Ka'bah di handphone itu. Pasti ini adalah tempat yang ingin ia kunjungi. Qolby pun juga ingin kesana. Hanya saja Allah belum mengizinkan nya.

Qolby merebahkan tubuhnya di ranjang. Banyak pesan maupun telepon yang masuk sejak tadi pagi. Hanya saja Qolby tidak bisa membukanya. Ada 4 digit kata sandi.

Qolby juga meletakkan handphone Amri di meja belajar. Sebelum nya ia mengecas Handphone Amri yang sudah 30%. Qolby jadi teringat saat jantungnya berdetak kencang hanya melihat wajah Amri. Qolby juga merasakan seolah-olah ada kupu-kupu didalam perutnya yang ingin keluar, hanya karena bertemu Amri.

Tanpa sadar mulutnya sudah mengukir senyum manisnya. Pipinya pun ikut menghangat. Qolby menutup wajahnya dengan boneka miliknya.

"Amri, stop pergi dari pikiran saya!" Teriak Qolby dan berakhir tertawa. Ah, kalau di pikir-pikir ia merasa gila sendiri. Apa kah ini yang namanya cinta membuat kita gila?
...
Qolby duduk di salah satu Cafe. 'Cafe Muslim'. Cafe ini mempunyai kenangan yang sangat berarti. Cafe khusus untuk umat muslim. Perlahan ingatan nya terlempar ke tahun 2005.

Flashback

2005

Seorang gadis kecil menangis keluar dari rumahnya. Hari ini Umi dan Abi nya kembali bertengkar. Gadis itu sangat membenci rumah.

Sekarang gadis kecil itu duduk di salah satu Cafe. Menangis sesenggukan. Para pejalan kaki yang lewat merasa iba. Akhirnya seorang ibu memberitahu pemilik Cafe untuk membujuk gadis kecil itu.

Ilham Shidiq. Pemilik 'Cafe Muslim' Ilham membawa susu coklat dingin lalu duduk disamping gadis kecil itu.

"Assalamualaikum" Salam Ilham.

Mata bulat nya menatap mata lembut Ilham. "Dijawab dong salamnya" Ilham menyeka air mata di pipi chubby gadis kecil itu.

"Waalaikumussalam" Gadis itu meregangkan tangannya. Meminta untuk duduk di pangkuan.

Ilham yang mengerti pun membawa gadis kecil itu duduk di pangkuannya. "Siapa namanya adik kecil?" Ilham membetulkan jilbab gadis itu yang sedikit miring.

"Qolby" Suaranya sangat lucu di Indra pendengaran Ilham.

"Masya Allah nama nya bagus sama seperti wajahnya" Ilham mengelus pipi chubby Qolby.

"Qolby boleh nginap di sini yah. Qolby enggak mau pulang ke rumah. Qolby takut"

Ilham sangat bingung. Tidak mencerna apa yang di katakan Qolby. "Baiklah. Saya akan izinkan kamu. Tapi kamu duduk manis didalam yah. Jangan ganggu saya kerja. Janji?"

"Janji"

Flashback Off

Qolby tersenyum kecil bila mengingat awal pertemuan nya dengan Ilham. Qolby melihat Ilham yang semakin gagah karena umurnya pun semakin matang. Umur 35 tahun. Sangat matang untuk membangun rumah tangga. Tapi, pria itu masih fokus dengan 'Cafe Muslim'.

Menurut Qolby, Ilham adalah pria idaman. Wajahnya tampan, matanya lembut, sifatnya juga sopan dan lembut kepada wanita. Alhamdulillah pria yang Sholeh. Hanya saja pria itu tidak memikirkan pernikahan.

Ilham membawa pesanan Qolby. "Ini susu coklat panas nya" Ilham meletakkan secangkir susu coklat di meja Qolby.

Wanita itu jadi suka susu coklat semenjak mereka bertemu. Rasa nya sangat hangat apalagi diminum setelah menangis. Plus pelukan hangat dari Ilham. Tapi, semenjak Orangtua Qolby bercerai, wanita itu tidak lagi meminta pelukan, susu coklat panas sudah cukup membuat nya tenang.

Istikharah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang