[23] Rela dan Ikhlas

966 198 91
                                    

Notes:
Kira2 kalo bikin ff yang psycho2 (kayak ff aku yang Sweet but Psycho, kalo kalian pernah baca), enakan pake nama lokal apa nama asli sih? Bingung wkwk.

Notes:Kira2 kalo bikin ff yang psycho2 (kayak ff aku yang Sweet but Psycho, kalo kalian pernah baca), enakan pake nama lokal apa nama asli sih? Bingung wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Happy birthday, Rina!" ucap Daniel sembari memeluk adik kesayangannya, yang hari ini berulang tahun.

Rina membalas pelukan sang kakak sembari mengucapkan terima kasih.

"Ini, hadiah dari kakak," kata Daniel sembari menyerahkan sekotak cincin, yang sudah ia bungkus dengan kertas kado. Tadi pagi, Vino datang ke rumah sakit untuk mengantarkannya, tapi Rina masih tidur. Dia juga membawa hadiah untuk Rina.

"Makasih, kakak," balas Rina dengan senyum manisnya. Ya, kini dia hanya bisa tersenyum kepada orang-orang terdekatnya saja. "Itu ... apa, Kak?" tanyanya sembari menunjuk beberapa kotak yang menumpuk di sofa.

"Hadiah dari teman-teman kamu yang gak sempat datang ke sini," jawab Daniel. "Jadinya dititipin ke kakak. Nanti kamu bukanya habis selesai terapi, ya?"

"Oke, Kak."

"Hari ini kakak gak temenin kamu, ya? Ada urusan sampai malam, khusus hari ini kamu berdua sama mama, oke?"

Rina kembali mengangguk. Daniel tersenyum, kemudian menggandeng tangan Rina dan membawa adiknya menuju ruang terapi.

Ya, Rina menjalankan terapi supaya psikisnya cepat pulih seperti sedia kala. Rina juga ingin sembuh ....




"Semuanya sudah jelas, bukan?" tanya Vino sembari menatap perempuan yang sedari tadi menunduk, tidak berani mengangkat kepalanya. "Lo gak mau jelasin sesuatu, Jen?"

Jenni tidak membuka mulut, dia merasa sangat malu dan bersalah. Vino berdecih, "Ya, pasti lo udah gak bisa jelasin apa-apa. Orang udah kebukti bersalah, am I right?"

Jenni mengangguk pelan. Sangat pelan, namun Vino dan Daniel masih bisa melihatnya.

"Mulai sekarang kita putus," kata Vino dengan ketus. "Gua nyesel pernah pacaran sama orang kayak lo. Gua nyesel pernah ngebela-bela lo, padahal posisinya lo yang salah. Gua ... gua nyesel karena merasa dibegoin sama lo."

Jenni menangis. Walaupun semua yang dikatakan Vino adalah benar, namun dia tidak sanggup mendengarnya. Dia merasa bersalah, tapi hatinya juga sakit.

"Jujur, Mas kecewa dengan kamu," kata laki-laki gemuk yang merupakan kekasih---lebih tepatnya selingkuhan---Jenni. "Mas selalu percaya padamu, Jen. Selain karena kamu menyelingkuhi Mas ... Mas tidak menyangka kamu melakukan perbuatan seperti itu."

"Kita akhiri saja hubungan ini, ya?" kata laki-laki itu, kemudian menatap Vino dan Daniel. "Terima kasih sudah memberitahu saya tentang hal ini. Saya rasa ... urusan saya sudah selesai. Saya pamit."

Secret Story Of Her [Eunkook & Taerin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang