XI. Ditakdirkan Untuk Mencintaimu

1.7K 197 94
                                    

Jinseok membiarkan gelas berisi kopi yang sudah dingin di depannya begitu saja. Selama satu jam ia merasa gelisah. Sesekali ia melirik ke seberang jalan, tempat orang itu berada. Tiga bulan semenjak tubuhnya bertukar dengan Seokjin, ia terus mencari-cari keberadaan orang tersebut. Namun, orang yang bersembunyi itu tak mudah ditemukan. Akhirnya Jinseok pun menyewa detektif swasta. la mendapat informasi bahwa orang itu telah meninggalkan Seoul dan membuka rumah sakit kecil untuk hewan di Daejeon.

Itulah mengapa Jinseok berada di cafe ini, tempat ia bisa melihat papan nama rumah sakit hewan tersebut. Walaupun melalui kaca rumah sakit itu hanya terlihat bayangan orang berlalu lalang, tetapi dada Jinseok tetap berdebar. la masih belum menemukan keberanian untuk menghampiri rumah sakit hewan tersebut dan menemui orang itu.

Sudah empat hari ini, pemilik cafe mengamati Jinseok dengan tatapan heran. Begitu pintu cafe dibuka, pemuda itu akan segera mengisi salah satu kursi dan duduk selama tiga hingga empat jam. Selama itu pelanggan barunya itu hanya memandang ke luar jendela. Sepertinya ada sesuatu. Kenapa dia duduk seperti itu? Pemilik cafe tersebut memperhatikan pria muda berwajah imut dengan potongan rambut choppy bang. Ia tahu pemuda itu tidak datang untuk minum kopi, sebab kopinya akan selalu utuh dan dibiarkan begitu saja di atas meja dalam keadaan dingin.

Jadi sebetulnya kenapa dia ada di sana? Gumam si pemilik cafe sambil memiringkan kepala. Di saat yang bersamaan, Jinseok bangkit dari tempat duduknya. Hari ini tidak sampai satu jam dia duduk di sana, ada apakah gerangan?

Begitu Jinseok selesai membayar dan keluar dari tempat itu, pemilik cafe melihat ke jendela di sebelah meja Jinseok tadi. Satu-satunya yang tampak oleh matanya adalah rumah sakit hewan 'Rumah Gguk Seagull '. Pemuda yang baru saja meninggallkan tempat itu kini berdiri di depan rumah sakit hewan tersebut.











🏡 🏡 🏡















Krincing.

Begitu Jinseok masuk, gantungan di pintu masuk berbunyi. Di saat yang bersamaan seorang wanita yang terlihat ramah menghampiri dan menyapanya.

"Selamat datang. Ada yang bisa kami bantu?"

Suyeong mengucapkan salam dengan ramah kepada Jinseok yang masuk ke tempat tersebut.

"Hm... kalau Direktur ada, bisakah saya bertemu dengan beliau sebentar."

"Maaf, apakah Anda kenal dengan Direktur kami?"

Tentu saja. Aku malah sangat mengenalnya. Dia suamiku.

Jinseok menelan ludah lalu mengamati Suyeong.

"Saya tidak mengenalnya, tapi ada hal yang ingin saya sampaikan padanya."

"Apakah Anda datang ke sini ingin menjual sesuatu? Kalau ya, tolong segera tinggalkan tempat ini, kalau tidak saya akan dimarahi."

"Tidak..."

"Ada apa Suyeong-ssi?"

"Pak Direktur, orang ini datang ke sini untuk bertemu dengan Anda..."

"Benarkah? Maaf, Anda ada perlu apa?"

Jinseok tidak sanggup mendongak. Ia terus menunduk dan menyimak suara seseorang  yang tidak ia dengar selama tiga tahun. Seluruh tubuhnya mulai kaku. Karena gugup, ia mencengkeram tasnya dengan begitu erat hingga tas itu bisa saja koyak. Jinseok menelan ludah, lantas dengan sedikit mengangkat pandangannya, ia akhirnya memandang wajah itu.

Wajah orang itu tampak sedikit lebih tirus daripada dulu. Bentuk tubuhnya tetap sama tinggi kurus. Tapi... tapi, dia pincang. Kakinya pincang. Tiba-tiba Jinseok teringat akan penampilan terakhir yang dilihatnya dari orang tersebut. Kakinya bengkok.

I'll Be With You | TAEJINKOOK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang