XVIII. Akhir Permainan Takdir

2.5K 184 78
                                    

"Penyempitan rahimnya sudah parah."

Seokjin dan Taehyung menjadi cemas setelah dokter yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun memberitahu hasil pemeriksaannya atas kondisi Seokjin.

Setelah bersama selama enam bulan dan tidak ada tanda-tanda kehamilan, akhirnya minggu lalu Seokjin mengumpulkan keberanian untuk pergi ke dokter kandungan dan melakukan semua pemeriksaan. Kini ia sedang berada di rumah sakit bersama Taehyung untuk mendengar hasil pemeriksaannya.

"Tampaknya bagi seseorang yang telah berkali-kali mengalami keguguran kemungkinan hamil sangatlah kecil. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi istri Anda untuk kembali hamil, bagaimanapun juga operasi sepertinya akan diperlukan. Bagaimana kalau kita melakukan operasi pemasangan alat kontrasepsi spiral dan dilanjutkan dengan terapi hormon? Seiring dengan menebalnya dinding rahim, Anda dapat mencoba untuk hamil lagi."

"Apakah dengan begitu saya bisa hamil lagi, Dokter?" tanya Seokjin yang tidak sabar mendengar penjelasan dokter itu dengan suara yang bergetar.

"Sulit untuk memastikannya, tapi kalau terapi itu menunjukkan tanda-tanda keberhasilan, maka tentu saja kemungkinan untuk hamil lebih besar daripada sekarang."

"Kalau begitu saya akan melakukan operasi itu." Seokjin berkata dengan tegas, sementara Taehyung yang tampak khawatir memandangnya seraya menggenggam erat tangan istrinya itu. Seokjin tampak mendukung usulan dokternya. Sang dokter melihat pasangan itu saling memandang dengan hangat. Sinar mata dokter itu pun ikut melembut.

"Tolong putuskan tanggal operasinya."

Seokjin dan Taehyung memutuskan untuk melaksanakan operasi seminggu setelahnya, kemudian mereka berdua meninggalkan rumah sakit. Saat itulah tiba-tiba ponsel Taehyung berbunyi. Saat melihat nama penelepon yang tertera di layar ponselnya, wajahnya membeku. Ia menerima telepon dengan perasaan tegang.

"Ya, saya Kim Taehyung. Ya, ya... Ya? Baik, saya mengerti. Saya akan ke sana sekarang."

"Ada apa?" tanya Seokjin dengan wajah yang tampak penuh kekhawatiran, sementara Taehyung menggenggam erat tangan istrinya itu kemudian mulai berlari dengan tergesa.

"Ibu dalam keadaan kritis. Kita harus pergi ke Bundang sekarang juga."

"Baiklah," jawab Seokjin.

Saat berlari bersama Taehyung, pikiran Seokjin dipenuhi kekhawatiran akan kondisi Nyonya Kang. Beberapa hari yang lalu, kesehatan Nyonya Kang memburuk, sehingga beliau segera dilarikan ke rumah sakit yang letaknya paling dekat dengan rumahnya di Bundang. Jangan pergi dengan cara seperti ini, Anda harus bertahan sebentar lagi. Air mata Seokjin terus mengalir, tapi ia tahu bahwa ia harus menahannya.

Taehyung mengemudikan mobil dengan sangat cepat sehingga tak butuh waktu lama keduanya telah sampai di Bundang. Saat mereka melangkah masuk ke kamar pasien, terlihat sosok kurus Nyonya Kang dengan berbagai perangkat yang terpasang di tubuhnya. Nyonya Kang yang memakai masker oksigen melihat Taehyung dan Seokjin, dengan isyarat tangan ia menyuruh mereka untuk mendekat. Wanita itu kemudian meminta agar masker oksigennya dilepas, sehingga dokter pun melepaskannya.

"Uhuk, uhuk... Tae... hyung," panggilnya.

"Jangan bicara dulu, lbu. Beristirahatlah." Taehyung berkata dengan sedih sembari menghentikan ibunya.

"Nak... Seokjin."

"Iya, Ibu. Saya di sini."

"Aku... akan berdoa, untuk kalian berdua... dan melindungi kalian."

Nyonya Kang kesulitan untuk melanjutkan kata-katanya dan kini napasnya mulai tersendat. Melihat hal itu, air mata Seokjin mengalir.

"Ya, Ibu."

I'll Be With You | TAEJINKOOK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang